1. Nama: Chandra Ningsih (Kelompok 1)
Pertanyaan: Bagaimana hubungan antara sikap dan kepuasan kerja. Dan tolong berikan contoh sederhana nya di kehidupan sehari hari?
Jawaban: Hubungan antara sikap kerja dengan kepuasan kerja adalah erat. Sikap kerja yang baik dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang, sementara tingkat kepuasan kerja yang tinggi dapat mempengaruhi sikap kerja seseorang. Sikap kerja yang baik ditandai oleh komitmen yang tinggi, rasa tanggung jawab yang kuat, serta kemampuan untuk bekerja sama dengan rekan kerja lainnya. Seseorang dengan sikap kerja yang baik akan cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaannya dan lingkungan kerjanya, karena mereka merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki makna dan arti yang penting bagi mereka.
Contohnya:
- Komponen kognitif (cognitive component) adalah opini atau segmen kepercayaan dari suatu sikap . Contoh: pernyataan bahwa gaji saya rendah.
- Komponen afektif (affective component) adalah segmen perasaan atau emosional dari suatu sikap. Contoh: Perasaan atau emosional dari suatu sikap dan direfleksikan dalam pernyataan "Saya marah karena gajiku kecil".
- Komponen perilaku (behavioral component) adalah sebuah maksud untuk berperilaku tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Contoh: "Saya akan mencari pekerjaan lain dengan gaji lebih baik".
2. Nama: Aulia Septiani (Kelompok 5)
Pertanyaan: Bagaimana cara meningkatkan motivasi seorang karyawan sehingga karyawan tersebut mencapai kepuasan kerja?
Jawaban:
- Berikan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan yang dimiliki karyawan.
- Bekali dengan fasilitas pendukung dan penunjang pekerjaan.
- Berikanlah dukungan bila memberikan suatu ide yang baik untuk perusahaan.
- Berikan gaji yang sepadan dengan apa yang dikerjakan karyawan tersebut.
- Pembagian gaji tepat waktu.
3. Nama: Dhika Arief Kusuma (Kelompok 6)
Pertanyaan: Bagaimana jika kita hanya memendam emosi yang sedang kita rasakan?
Jawaban: Biasanya ketika sedang merasakan kecewa, kesal, frustrasi, atau bahkan sakit hati, emosi marah muncul sebagai respons alamiah manusia yg diiringi dengan berbagai ekspresi perilaku. Karena itu, marah merupakan emosi yang wajar dan perlu untuk diekspresikan. Menekan dan memendam emosi tidak sepenuhnya membuat emosi yang sedang dirasakan menghilang. Akibatnya, emosi yang ditekan dan dipendam akan mengancam kesehatan psikis atau mental. Emosi yang ditekan dan dipendam ini kemungkinan besar dapat memicu gangguan kecemasan, stres, dan depresi. Berdasarkan beberapa hasil studi, menekan dan memendam emosi secara terus-menerus bisa memengaruhi kinerja imunitas tubuh. Nah, ketika imunitas tubuh menurun dan tidak dapat bekerja dengan optimal maka orang tersebut akan lebih mudah terjangkit penyakit dan mengalami proses pemulihan yang lebih lama. Selain itu, menekan dan memendam marah yang intens juga dapat meningkatkan resiko terjadinya tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskuler.
4. Nama: Rizqi Ramadhan Situmorang (Kelompok 4)