"Kalau di kluster internasional, gizi itu sendiri, yang mengurusi gizi itu adalah Unicef. Sehingga kegiatan kluster gizi di pegang oleh Unicef karena memang gizi di bawah Unicef. Tapi kalau makanan itu di bawah organisasi pangan. Kalau kesehatan dipegang oleh WHO," tutur Rita.
"Tapi kalau di Indonesia, semua tentang makanan, gizi dan kesehatan berada di kluster kesehatan. Jadi itu bedanya, jadi jangan heran kalau yang ngurusin gizi itu Unicef," jelasnya.
Selain itu, Rita juga menjelaskan adapun peran bidang kesehatan dalam rencana kontijensi kabupaten, sebagai salah satu bidang yang mendukung komando penanganan darurat bencana dalam satuan tugas bidang kesehatan, menetapkan tujuan, kegiatan, target dan indikator penanganan darurat bidang kesehatan, merencanakan kebutuhan sumberdaya kesehatan (SDM, peralatan dan obat-obatan) bidang kesehatan maupun logistik kesehatan yang digunakan saat darurat bencana.
Selanjutnya, memberi rekomendasi dalam penanganan korban bencana sesuai dengan mekanisme/prosedur kesehatan dan merencanakan strategi penanganan korban saat bencana terjadi. Merencanakan tempat rujukan atau tempat penanganan korban saat darurat bencana terjadi.
Direktur Eksekutif Flower Aceh, Riswati, menyebutkan kegiatan workshop orientasi respon gizi pada masa tanggap darurat dan simulasi rencana kontijensi gizi pada masa tanggap darurat bencana Aceh bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penanggung jawab gizi di berbagai tingkatan dalam kesiapsiagaan merespon gizi pada masa tanggap darurat bencana
Kemudian, kegiatan tersebut juga bertujuan agar dapat melahirkan satu komitmen bersama dan memperkuat koordinasi kebencanaan dalam menerapkan standar operasional respon gizi bencana dan menguji pemanfaatan rencana kontijensi gizi level provinsi.
"Angka kekurangan gizi stunting dan wasting pada balita di provinsi Aceh ini berada di atas rata-rata nasional. Untuk itu, kesiapsiagaan gizi diperlukan, termasuk adanya rencana kontijensi gizi yang teruji dan juga kapasitas tim gerak cepat gizi yang mempunyai kapasitas respon gizi yang baik," jelas Riswati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H