Mohon tunggu...
Kamaludin
Kamaludin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung - Santri Miftahulhuda Al-Musri' Cianjur

" Man 'Arofa Nafsahu Faqod 'Arofa Robbahu" :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Konsep Roja' dan Khauf Menurut Kitab Al-Hikam

19 Agustus 2024   00:53 Diperbarui: 19 Agustus 2024   01:57 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep Roja' dan Khouf dalam Kitab Al-Hikam

           Sebelum membahas bagaimana konsep roja' dan khouf dalam kitab Al-Hikam, alangkah baiknya kita mengetahui sedikitnya tentang profil mushonif (pengarang) kitab tersebut agar senantiasa kita mendapat keberkahan oleh wasilah ilmu dari pengarang. Aamiin. 

Biografi Singkat Syeckh Ibn 'Atha'illah al-Iskandari 

            Syeckh Ibn 'Atha'illah al-Iskandari adalah seorang ulama dan sufi terkemuka yang hidup pada abad ke-13. Nama lengkapnya adalah Ahmad Ibn Muhammad Ibn 'Abd al-Karim Ibn 'Atha'illah al-Iskandari. Ia lahir sekitar tahun 1250 M di Iskandariyah (Alexandria), Mesir, dan wafat pada tahun 1309 M (709 H).

             Syeckh Ibn 'Atha'illah adalah seorang pengikut tarekat Syadziliyah, sebuah tarekat sufi yang didirikan oleh Abu al-Hasan al-Syadzili. Ia menjadi murid langsung dari Abu al-Abbas al-Mursi, penerus al-Syadzili, dan kemudian menjadi salah satu tokoh penting dalam tarekat ini. Ia dikenal sebagai seorang yang berpengetahuan luas dalam ilmu agama dan tasawuf.

Karya-Karya

Ibn 'Atha'illah menulis banyak karya yang berpengaruh dalam tradisi tasawuf. Beberapa karya terkenalnya antara lain:

Al-Hikam (The Book of Wisdoms): Kumpulan aforisme yang menggambarkan berbagai dimensi kehidupan spiritual dan ajaran tasawuf. Buku ini sangat populer dan sering menjadi bahan studi dalam dunia tasawuf.

Lata'if al-Minan: Kitab yang menceritakan tentang kehidupan dan ajaran gurunya, Abu al-Abbas al-Mursi.

Taj al-Arus al-Hawi li-Tahdhib al-Nufus: Kitab yang membahas tentang pembersihan jiwa dan pendidikan spiritual.

Ajaran dan Pemikiran

        Syeckh Ibn 'Atha'illah menekankan pentingnya hubungan langsung dengan Allah melalui dzikir (mengingat Allah), introspeksi, dan pembenahan diri. Ia mengajarkan bahwa seorang Muslim harus menyeimbangkan antara harapan (roja') dan takut (khauf) kepada Allah. Harapan memberikan motivasi untuk berbuat baik, sementara takut menjaga dari perbuatan dosa.

        Karya-karya   Syeckh Ibn 'Atha'illah terus menjadi rujukan penting dalam studi tasawuf dan spiritualitas Islam. "Al-Hikam" khususnya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dan dibaca oleh umat Muslim di seluruh dunia. Ajarannya membantu banyak orang dalam perjalanan spiritual mereka, mengajarkan keseimbangan antara cinta, harapan, dan rasa takut kepada Allah.

Konsep Roja' dan Khauf Menurut Syeckh Ibn 'Atha'illah al-Iskandari

1. Roja' (Harapan)

Roja' atau harapan dalam konteks spiritual Islam adalah keyakinan dan pengharapan seorang hamba kepada rahmat dan kasih sayang Allah. Ini melibatkan keyakinan bahwa Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang, dan akan memberikan pahala atas amal baik. Roja' mendorong seorang Muslim untuk terus berbuat baik dan memperbaiki diri dengan harapan mendapatkan rahmat Allah.

"Sinar harapan telah terbit di dalam hatimu, ketika Allah menginginkan untuk menunjukkan kebaikan padamu."

" ."

Aspek Positif:

Motivasi: Mendorong individu untuk terus melakukan kebaikan dan berusaha mencapai kesempurnaan spiritual.

Optimisme: Menghindarkan dari keputusasaan dan memberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan.

Aspek Negatif (Jika Berlebihan):

Meremehkan Dosa: Bisa membuat seseorang terlalu berharap pada rahmat Allah sehingga meremehkan dosa dan kelalaian dalam ibadah.

2. Khauf (Takut)

            Khauf atau takut adalah perasaan takut seorang hamba terhadap murka dan azab Allah. Khauf mendorong seorang Muslim untuk menjauhi dosa dan perbuatan maksiat dengan rasa takut akan hukuman dan azab yang mungkin diterima.

"Takutlah kepada Allah dengan rasa takut yang membuatmu menjauhi segala bentuk dosa dan kesalahan."

" ."

Aspek Positif:

Pengendalian Diri: Membantu individu menjauhi perbuatan dosa dan menjaga ketakwaan.

Ketaatan: Meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketaatan dan kepatuhan kepada Allah.

Aspek Negatif (Jika Berlebihan):

Keputusasaan: Bisa menyebabkan seseorang merasa putus asa dari rahmat Allah dan merasa tidak ada harapan untuk pengampunan.

Integrasi Roja' dan Khauf

            Dalam tasawuf, seorang Muslim dianjurkan untuk menyeimbangkan antara roja' dan khauf. Harapan tanpa rasa takut dapat mengarah pada kelalaian dan meremehkan dosa, sementara takut tanpa harapan dapat mengarah pada keputusasaan. Keseimbangan antara keduanya memastikan bahwa seorang Muslim tetap berusaha melakukan kebaikan dengan penuh harapan akan rahmat Allah, tetapi juga tetap waspada dan menjauhi perbuatan dosa karena takut akan azab Allah.

            Imam Al-Ghazali dalam karyanya, seperti "Ihya' Ulum al-Din", juga menekankan pentingnya keseimbangan ini. Beliau menjelaskan bahwa seorang Muslim harus selalu berada di antara harapan dan takut. Harapan akan mendorong seseorang untuk terus berbuat baik dan mengharapkan rahmat Allah, sementara rasa takut akan mencegah seseorang dari berbuat dosa dan menjauhkan diri dari perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

            Dalam "Al-Hikam" karya   Syeckh Ibn 'Atha'illah al-Iskandari, konsep ini juga diuraikan dengan indah, menggambarkan bagaimana seorang hamba harus selalu berada di antara roja' dan khauf untuk mencapai kesempurnaan spiritual dan dekat dengan Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun