Merintik sisa hujan
Jendela hati terbuka
Sejuk udara malam
Meski bulan tiada
Apa yang dinanti
Hidup semacam mimpi
Berjalan sambil bercermin
Runtuh bayangan
Di padang pasir
Umpama hilang disesat badai
Betapa konyol akal budi
Pasrah sebatas bibir
Perjalanan sia-sia
Segala gerbang terkunci
Bicara memutar tari
Seperti subuh berdiri
Sedang azhar dilewati
“Aku ingin jiwaku abadi”
Demi rindu pada Kekasih
Menunggu pun
Bukan sambil bersedih
obudiati @lentengagung | 24 februari 2016 | 01:00 wib
[caption caption="Photo dari NAIM Collections diedit dengan photoshop"][/caption]
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!