“APA?!” Sontak serentak masyarakat Kampung Kertas geger dan memberikan pandangan horror di tengah situasi gelap gulita begini. Marko lalu angkat bicara dan bertanya.
“Si Kakek itu ngelakuin apa ke gardu listrik kita sebenarnya?”
Ipan dan Emon saling bertatapan dan menggeleng, Ipan lalu menjawab, “Yang kite lihat, si Kakek Legend itu cuman lewat di deket gardu listriknya aje. Kaga megang atau ngelakuin apa-apa. Cuman jalan-jalan sore biasa, Ncing…”
“Gue bukan encing elo!” Teriak si Marko dengan tatapan judesnya. “Baiklah warga-warga Kampung Kertas semuanya. Marilah kita pergi ke tempat gardu listrik untuk mengecek dan menginvestigasi apa yang sebenarnya terjadi disana.. Ayo!”
Mereka semua pun spontan langsung bergerak mengikuti Marko di belakang dengan takut-takut. Suara-suara lolongan anjing di belakang mereka mengikuti setiap pergerakan mereka menuju gardu listrik yang jaraknya kurang lebih lima ratus meter dari pemukiman warga tersebut. Ditemani dengan kukukan burung hantu dan suara-suara mengganggu lainya yang membuat bulu kuduk merinding, sekelompok warga Kampung Kertas itu memberanikan diri untuk datang ke lokasi kejadian perkara tersebut.
Semua orang terperangah melihat gardu listrik yang hanya terlentang di area persawahan tersebut tanpa luka atau gores sedikitpun. Bagaimana bisa tanpa ada angin ataupun hujan sebuah menara setinggi puluhan meter itu bisa rubuh?
Marko mengambil sebuah kertas yang menarik perhatianya dan membukanya perlahan-lahan. Dia lalu membacanya dengan seksama dan menemukan sebuah pesan mengerikan yang membuat tubuhnya ngilu dan tak bisa bergerak.
JANGAN MENGGOSIPKAN AKU DI BELAKANG MATAKU, KARENA AKU SUDAH MELIHAT SEMUANYA DAN SUDAH TAHU TENTANG PEMBICARAAN KALIAN DI RUANG BALAI DESA TADI. JIKA MASIH MENGOTOT, SIAP-SIAP MUSIBAH AKAN MENIMPA KAMPUNG KERTAS KITA INI.
TERTANDA
KAKEK LEGEND