Mohon tunggu...
Noviaji Joko Priono
Noviaji Joko Priono Mohon Tunggu... Pelajar -

Keturunan Jawa yang Lahir dan besar di Sampit, Kalimantan Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Menjadi Saksi Tragedi Sampit 18 Februari 2001

18 Februari 2012   08:50 Diperbarui: 4 April 2017   18:21 257061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

8. Menurut cerita, jika orang dayak sudah meniupkan sumpitnya, PINTU pun akan tembus

9. Suku dayak banyak yang kebal dengan senjata tajam atau api

Selama tragedi itu sungguh aku tidak pernah menonton tv, dan tidur rata-rata hanya 3 saja, padahal aku masih duduk di kelas 3 SD. Itu karena kau berbaur dengan bapak-bapak yang ikut berjaga malam sambil menikmati jagung dan singkong bakar hasil mencabut dari lading suku Madura.*gak baik Tapi ya, ditempat orang Madura yang sudah dekat dengan kami-kami warga tadi. Seluruh ladangnya sudah ditinggalkan, dan menyisakan hasil tanaman-tanaman yang bisa dijadikan untuk bahan makanan berjaga malam.

Tragedi itu pun berakhir, orang-orang Madura kembali ke Pulau Madura dan suku dayak yang sering disebut orang pedalaman kembali ke daerahnya masing-masing. Tiba saatnya masuk sekolah. Semigga masih di antar orang tua dan untuk selanjtunya saya pun ke sekolah dengan bersepada, kebetulan ada beli sepeda dengan orang Madura kala itu. Hehehe... Ketika masuk sekolah, sepiiiiiiiiiii, teman-teman tersisa 14 siswa saja rasanya. Bahkan SD tetangga hanya tersisa 7 siswa. Wow, hingga akhirnya sekolah kami digabung menjadi satu. Cukup signifikan, peringkat kelas saya langsung melejit ke tiga besar. Hehehe

Untuk mengenang peristiwa tersebut sebagai bentuk perdamaian, Menurut guru sejarah saya di SMAN 1 Sampit dibuatlah Tugu Perdamaian sebagai tanda perdamaian antara kedua suku. Ya, tugu tersebut ditempatkan di bundaran Jl. Jend Sudirman Sampit-Pangkalan bun km 3. Ada pula Makam Korban Tragedi Sampit yang mungkin sudah tak ada lagi keluarga-keluarganya. Sampit menjadi kota mati untuk beberapa saat. Saya bersama orang-orang yang berada di Sampit saat itu hanya bisa menjadi saksi tragedi berdarah tersebut dan berharap tak akan pernah ada lagi tragedi semacam itu.  Sekarang tragedi itu tepat 11 tahun dan senang rasanya bisa melihat SAMPIT aman kembali.

[caption id="attachment_161859" align="aligncenter" width="530" caption="Dok :Kelana Nusantara (Tugu Perdamaian Tragedi Sampit)"]

1329529613711217940
1329529613711217940
[/caption]

Di zaman pembangunan bangsa-bangsa ini telah muncul kemungkinannya, keharusan akan suatu "Dunia" yang bebas dari ketakutan, bebas dari kekurangan, bebas dari penindasan-penindasan Nasional. [Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960] - BUNG KARNO

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun