bebatuan melewatinya. Aroma daun salam dan pandan serasa
menyambut hadirku.
“Mak, Kinai datang Mak membawa cicit jagoan Kinai, Debu namanya.” Ucapku sembari memegang tangan bungsu ku menyusuri sungai untuk dapat sampai rumah Amak di seberang.
Alami tak berubah sedikit pun, hanya penyesalan yang
tak akan mengubah semuanya kembali. Akhirnya ku tahu
mengapa Amak melarangku keras. Tapi sudah nasib, nasi
sudah jadi bubur tak mungin menjadi beras lagi. Takdir ini
sudah ku terima. Lima belas tahun pernikahan dengan
hadirnya orang ketiga menjadi bagian hidup kami, duri.
RIngkasan Cerita
Cerpen ini bercerita tentang seorang wanita bernama Kinai yang pulang ke kampung halamannya setelah lama merantau. Ia mengenang sosok neneknya, Mak Saidah, yang keras kepala dan tidak merestui pernikahannya dengan suami yang berasal dari Kampung Sawah, karena perjanjian adat lama. Meskipun Mak Saidah melarang, Kinai tetap menikah tanpa restu dan hidup terpisah selama bertahun-tahun. Setelah sekian lama, Kinai merasa menyesal dan merindukan kampung serta neneknya yang telah merawatnya sejak kecil. Saat pulang, ia mendapati Mak Saidah sudah tiada, dan menyadari bahwa penyesalan dan kerinduan tidak bisa mengubah takdir hidupnya yang penuh tantangan, termasuk masalah dalam rumah tangganya dengan kehadiran orang ketiga.