Mohon tunggu...
Kelompok 1
Kelompok 1 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Sandwich Generation: Mental Issue Generasi Penerus, Beban Generasi Sebelumnya

28 Desember 2024   11:39 Diperbarui: 28 Desember 2024   11:40 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sandwich Generation: Mental Issue Generasi Penerus, Beban Generasi Sebelumnya

BAB 1.PENDAHULUAN
Sandwich Generation diartikan sebagai individu yang memiliki posisi tanggung jawab menyeimbangkan dalam mengasuh multigenerasi untuk anak-anak dan orang tua mereka.  Sandwich Generation mengacu pada orang-orang yang bertanggung jawab atas kehidupan mereka sendiri dan juga memiliki dua tanggung jawab utama: merawat dan memenuhi kebutuhan orang tua yang lanjut usia. Kondisi ini umumnya terjadi pada generasi dewasa produktif, terutama pada kelompok usia 30-50 tahun.
Sandwich Generation menghadapi tekanan ekonomi dan psikologis yang luar biasa. Sandwich Generation tidak hanya menghadapi masalah keuangan tetapi juga masalah psikologis ketika memainkan dua peran. Mereka merasa mempunyai kewajiban moral untuk berterima kasih kepada orang tua mereka karena telah merawat mereka. Namun, mereka juga menghadapi kebutuhan untuk membangun masa depan bagi diri mereka sendiri dan keluarga dekat mereka. Antargenerasi saling membantu dan mendukung dalam mengasuh anak tidak dapat dipisahkan dengan budaya yang berlaku di Indonesia (Rari et al., 2021). Terbentuknya Sandwich Generation karena faktor tekanan ekonomi. Biasanya, fenomena Sandwich Generation terjadi di kalangan penghasilan rendah untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka (Septiyani et al., 2023).
Tekanan yang mereka dapatkan tentu memiliki konsekuensi.  Banyak individu dalam Sandwich Generation mengalami stres kronis, kelelahan mental, hingga munculnya gejala kecemasan dan depresi. Kondisi ini diperburuk oleh harapan dan tuntutan dari generasi sebelumnya, yang kadang-kadang tidak memahami perubahan sosial dan ekonomi yang akan dihadapi generasi penerus.
Prevalensi persebaran Sandwich Generation  di  Indonesia  secara  spesifik  masih  belum  memadai. Namun,  hal  tersebut  dapat  dilihat dari  angka  rasio  ketergantungan  usia  non-produktif (anak anak 0-14 tahun dan lansia > 65    tahun)    terhadap    penduduk    produktif sebesar 44,3% pada tahun 2020 (Badan Pusat Statistik, 2022) yang mana akan berpengaruh pada bertambahnya beban ekonomi dan perawatan  yang  harus  ditanggung  oleh  usia produktif.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh generasi sebelumnya, memahami kondisi kesehatan mental, dan mengetahui kontribusi pemerintah dalam menangani fenomena Sandwich Generation baik dalam aspek sosial maupun ekonomi. Manfaat penelitian ini untuk mengembangkan strategi intervensi yang efektif untuk kesehatan mental, meningkatkan dukungan sosial baik dari keluarga maupun masyarakat, dan mendorong kebijakan atau program yang mendukung kesejahteraan Sandwich Generation.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sandwich Generation
Sandwich Generation menunjuk pada sebuah generasi yang berada pada posisi “terhimpit” di antara dua generasi yang berbeda, yaitu berada di antara orang tua mereka yang mulai menua dan di sisi lain keberadaan anak-anak mereka, ataupun saudara mereka yang masih membutuhkan bantuan dengan umur berkisar antara delapan belas tahun atau lebih (Dorothy A. Miller, 1981).

2.2 Mental Issue
Masalah kesehatan mental didefinisikan oleh World Health Organization (WHO, 2020) sebagai kondisi yang melibatkan gangguan yang signifikan dalam fungsi psikologis, emosional, atau perilaku seseorang. Masalah ini dapat mencakup gangguan kecemasan, depresi, stress kronis, dan gangguan lainnya yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan optimal.

2.3 Karakteristik Sandwich Generation
Menurut Pew Research Center (2013), yang termasuk kategori sebagai Sandwich Generation adalah orang dewasa yang memiliki orang tua yang masih hidup berusia 65 tahun atau lebih dan membesarkan anak di bawah 18 tahun. 71% dari Sandwich Generation berusia 40 hingga 59 tahun. 19% lainnya berusia di bawah 40 tahun dan 10% berusia 60 tahun atau lebih.

2.4 Faktor Penyebab Munculnya Sandwich Generation

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Fingerman et al. (2012) menunjukkan bahwa peningkatan usia harapan hidup, bersama dengan peningkatan biaya hidup dan pendidikan anak,telah menyebabkan individu di kelompok usia menengah berada dalam posisi di mana mereka harus memberikan dukungan ganda. Fenomena ini juga disebabkan oleh ekspektasi sosial bahwa anak harus merawat orang tua mereka dan mendukung anak-anak mereka secara bersamaan.

2.5 Dampak Sandwich Generation Terhadap Kesehatan Mental
Adapun dampak negatif yang dialami sandwich generation selain tekanan secara finansial adalah kesehatan mental. Tekanan secara finansial, tanggung jawab yang besar dan beban peran ganda yang mereka jalani akan menyebabkan mereka mengalami stress atau depresi.
2.6 Strategi Mengatasi Beban Sandwich Generation
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan Sandwich Generation untuk mengurangi beban finansial yaitu, membuat dana darurat untuk menghadapi kebutuhan mendadak baik untuk orang tua maupun diri sendiri, melakukan investasi untuk  membantu meningkatkan cadangan finansial di masa depan, mendaftar asuransi kesehatan dan jiwa seperti BPJS agar jika sewaktu-waktu ada situasi darurat dapat meringankan beban finansial. Diskusi dengan orang tua secara terbuka mengenai kondisi finansial terkini juga diperlukan dengan harapan mereka dapat memahami situasi jika terdapat kendala atau masalah secara finansial. Beban finansial juga dapat dibagi dengan saudara kandung jika ada, hal ini membantu meringankan tekanan pada satu individu saja.

BAB 3. METODE RISET

3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur sistematis dan wawancara semi  terstruktur. Pendekatan ini dipilih untuk menganalisis secara mendalam fenomena Sandwich Generation dan dampaknya terhadap kesehatan mental berdasarkan kajian literatur yang komprehensif dari berbagai sumber terpercaya.

3.2 Variabel Bebas
Sandwich Generation adalah individu yang mempunyai tanggung jawab untuk  menyeimbangkan multigenerasi.

3.2. Variabel Terikat
Mental issues adalah gangguan dalam fungsi psikologis, emosional, atau perilaku seseorang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran artikel ilmiah, jurnal akademik, laporan penelitian, dan publikasi resmi yang relevan dengan topik Sandwich Generation dan kesehatan mental. Sumber-sumber yang digunakan dibatasi dalam rentang waktu 10 tahun terakhir (2013-2023) untuk memastikan aktualitas data dan relevansi dengan kondisi terkini.
Mengumpulkan berbagai sumber informasi yang relevan dari literatur yang ada dan wawancara semi terstruktur dengan 5 narasumber. Mengidentifikasi dan memilih artikel ilmiah yang relevan dengan topik penelitian. Menggunakan database akademik berupa Google Scholar, Pew Research Center, dan PubMed untuk menemukan publikasi ilmiah yang berkaitan. Menentukan kriteria dengan memilih jurnal yang bereputasi dan dalam jangka waktu 11 tahun terakhir. Menggunakan daftar pustaka dari literatur utama.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Nama:
Umur:
Jenis Kelamin :
Anak ke -:
Status :
Jenjang Pendidikan :
Pekerjaan :

Pertanyaan
Dalam situasi seperti ini, apakah Anda merasa ada tekanan untuk memenuhi harapan dari generasi sebelumnya? Jika ya, dalam hal apa saja?
Apakah Anda merasa ada dukungan yang cukup dari keluarga, teman, atau komunitas dalam menjaga kesehatan mental Anda?
Apakah Anda mengetahui adanya program atau kebijakan pemerintah yang mendukung kesejahteraan Anda sebagai anggota Sandwich Generation? Jika ya, seberapa efektifkah program tersebut menurut Anda?
Bagaimana cara anda mengatur keseimbangan antara kehidupan pribadi, pendidikan, dan tanggung jawab keluarga?
Adakah saran atau rekomendasi yang Anda miliki untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mental bagi Sandwich Generation?

NARASUMBER 1
Nama: Subjek N ( Kelompok 4)
Umur: 18
Jenis Kelamin: Perempuan
Anak ke -: 3 dari 4 bersaudara
Status: Belum menikah
Jenjang Pendidikan : S1
Pekerjaan : Mahasiswa

Wawancara: Dalam situasi seperti ini, apakah Anda merasa ada tekanan untuk memenuhi harapan dari generasi sebelumnya? Jika ya, dalam hal apa saja?
Narasumber: Sebenarnya ada. Merasa tertekan (hmm apa yaa) karena adanya paksaan kuliah dengan jurusan psikologi.
Wawancara: Apakah Anda merasa ada dukungan yang cukup dari keluarga, teman, atau komunitas dalam menjaga kesehatan mental Anda?
Narasumber: Dukungan yang cukup ya. Cukup, sih, dengan cara mengelola pikiran dengan hal-hal yang positif dan mengurangi pikiran negatif.
Wawancara: Apakah Anda mengetahui adanya program atau kebijakan pemerintah yang mendukung kesejahteraan Anda sebagai anggota Sandwich Generation? Jika ya, seberapa efektifkah program tersebut menurut Anda?
Narasumber: Engga relate. Saya tidak mengetahui adanya program kebijakan program.
Wawancara: Bagaimana cara Anda mengatur keseimbangan antara kehidupan pribadi, pendidikan, dan tanggung jawab keluarga?
Narasumber: Manage waktu dengan sebaik-baiknya gitu.
Wawancara: Adakah saran atau rekomendasi yang Anda miliki untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mental bagi Sandwich Generation?
Narasumber: Ga ada. Membangun hubungan sosial yang sehat terus menjaga kesehatan mental dan mengelola keseimbangan gitu.

NARASUMBER 2
Nama: Subjek Y ( Kelompok 3)
Umur: 19
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke -: 2 dari 3 bersaudara
Status : Belum menikah
Jenjang Pendidikan : S1
Pekerjaan : Mahasiswa

Wawancara: Dalam situasi seperti ini, apakah Anda merasa ada tekanan untuk memenuhi harapan dari generasi sebelumnya? Jika ya, dalam hal apa saja?
Narasumber: Kalau aku position dalam generasi sandwich? dituntut untuk bisa mendapatkan nilai yang baik, kayak IP-nya tinggi or something gitu. sama kalau bisa eh harus bisa dapat prestasi kayak sesuai sama passion kita.
Wawancara: Apakah Anda merasa ada dukungan yang cukup dari keluarga, teman, atau komunitas dalam menjaga kesehatan mental Anda?
Narasumber: Ada. dukungan dari orang tua dan teman.
Wawancara: Apakah Anda mengetahui adanya program atau kebijakan pemerintah yang mendukung kesejahteraan Anda sebagai anggota Sandwich Generation? Jika ya, seberapa efektifkah program tersebut menurut Anda?
Narasumber: Ga ada. Gatau, sih. Karena ya tidak mencari informasi juga tentang program itu.
Wawancara: Bagaimana cara Anda mengatur keseimbangan antara kehidupan pribadi, pendidikan, dan tanggung jawab keluarga?
Narasumber: Gatau. Timpang sih menurutku karena lebih mementingkan diri sendiri dan pendidikan daripada keluarga.
Wawancara: Adakah saran atau rekomendasi yang Anda miliki untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mental bagi Sandwich Generation?
Narasumber: Mungkin apa ya? Lebih bisa me-manage waktu agar kesehatan mental kita baik.

NARASUMBER 3
Nama : Subjek Z (kelompok 2)
Umur : 18
Jenis kelamin: Perempuan
Anak ke - : 1 dari 2 bersaudara
Status : Belum menikah
Jenjang pendidikan     : S1
Pekerjaan : Mahasiswa

Wawancara: Dalam situasi seperti ini, apakah Anda merasa ada tekanan untuk memenuhi harapan dari generasi sebelumnya? Jika ya, dalam hal apa saja?
Narasumber: Pastinya ada terutama dari orang tua, sebagai harapan dari orang tua, ada adik yg umurnya dekat jadi harus menjadi panutan yang bener, meskipun belum kerja tetap ada tekanan karena beda umur tipis dengan adik, agar dapat menjadi contoh buat adik, memenuhi keinginan orang tua yang harus bisa kerja di tempat yang orangtua inginkan dan ada tuntutan dari orang tua.
Wawancara: Apakah Anda merasa ada dukungan yang cukup dari keluarga, teman, atau komunitas dalam menjaga kesehatan mental Anda?
Narasumber: Impact teman lebih sih daripada keluarga,  kurang terbuka dengan keluarga, lebih mudah kalau sharing sama teman, teman bisa lebih mengerti.
Wawancara: Apakah Anda mengetahui adanya program atau kebijakan pemerintah yang mendukung kesejahteraan Anda sebagai anggota Sandwich Generation? Jika ya, seberapa efektifkah program tersebut menurut Anda?
Narasumber: Ngga tau, sih.
Wawancara: Bagaimana cara Anda mengatur keseimbangan antara kehidupan pribadi, pendidikan, dan tanggung jawab keluarga?
Narasumber: Mengatur waktu menggunakan waktu luang untuk healing, me time.
Wawancara: Adakah saran atau rekomendasi yang Anda miliki untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mental bagi Sandwich Generation?
Narasumber: Cari waktu untuk diri sendiri, kalau ada teman yang bisa jadi tempat curhat.

NARASUMBER 4
Nama : Subjek A (kelompok 5)
Umur : 18
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Anak ke -  : 1 (tunggal)
Status : Belum menikah
Jenjang pendidikan : S1
Pekerjaan : Mahasiswa

Wawancara: Dalam situasi seperti ini, apakah Anda merasa ada tekanan untuk memenuhi harapan dari generasi sebelumnya? Jika ya, dalam hal apa saja?
Narasumber: Kuliah, karena anak tunggal, jadi pendidikannya harus lebih dari pendidikan orang tua sebelumnya.
Wawancara: Apakah Anda merasa ada dukungan yang cukup dari keluarga, teman, atau komunitas dalam menjaga kesehatan mental Anda?
Narasumber: Ya, dari orang tua dan dari teman.
Wawancara: Bagaimana cara anda mengatur keseimbangan antara kehidupan pribadi, pendidikan, dan tanggung jawab keluarga?
Narasumber: Menjadwalkan kegiatan yang ada, mengatur waktu.
Wawancara: Apakah Anda mengetahui adanya program atau kebijakan pemerintah yang mendukung kesejahteraan Anda sebagai anggota Sandwich Generation? Jika ya, seberapa efektifkah program tersebut menurut Anda?
Narasumber: Tidak tahu.
Wawancara: Bagaimana cara anda mengatur keseimbangan antara kehidupan pribadi, pendidikan, dan tanggung jawab keluarga? Adakah saran atau rekomendasi yang Anda miliki untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mental bagi Sandwich Generation?
Narasumber: Mengorganisir waktu dan paham dengan diri sendiri.

NARASUMBER 5
Nama : Subjek Z (kelompok 4)
Umur : 18
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Anak ke -  : 2 dari 2
Status : Belum menikah
Jenjang Pendidikan  : S1
Pekerjaan : Administrasi Klinik

Wawancara: Dalam situasi seperti ini, apakah Anda merasa ada tekanan untuk memenuhi harapan dari generasi sebelumnya? Jika ya, dalam hal apa saja?
Narasumber: Ada.
Wawancara: Apakah Anda merasa ada dukungan yang cukup dari keluarga, teman, atau komunitas dalam menjaga kesehatan mental Anda?
Narasumber: Tidak ada. Bener bener sendiri aja gitu.
Wawancara: Bagaimana cara anda mengatur keseimbangan antara kehidupan pribadi, pendidikan, dan tanggung jawab keluarga?
Narasumber: Membagi waktu, menyelesaikan masalah.
Wawancara: Apakah Anda mengetahui adanya program atau kebijakan pemerintah yang mendukung kesejahteraan Anda sebagai anggota Sandwich Generation? Jika ya, seberapa efektifkah program tersebut menurut Anda?
Narasumber: Dengan naiknya ppn 12% kan malah menambah beban sandwich generation. Seharusnya pemerintah melakukan pencegahan, pajaknya diturunin, umr naik, peraturan untuk kesejahteraan Sandwich Generation.
Wawancara: Bagaimana cara anda mengatur keseimbangan antara kehidupan pribadi, pendidikan, dan tanggung jawab keluarga? Adakah saran atau rekomendasi yang Anda miliki untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mental bagi Sandwich Generation?
Narasumber: Mencari makna dalam kesusahan, kalo ada masalah senyumin saja. Kontrol diri. Balance antara masalah (ketika sedih dan susah).

4.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kelima narasumber, kami dapat menarik beberapa kesimpulan utama, yaitu:

Tekanan dan Harapan Generasi Sebelumnya
Semua narasumber mengakui adanya tekanan dari generasi sebelumnya, terutama orang tua
Tekanan yang dirasakan terutama dalam bidang pendidikan, seperti:
Pemilihan jurusan kuliah (seperti kasus paksaan jurusan psikologi).
Tuntutan nilai akademik yang tinggi.
Harapan untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi dari orang tua.
Tekanan tambahan muncul dari posisi dalam keluarga.
Sebagai anak tertua/tunggal dituntut menjadi panutan.
Harus bisa memenuhi ekspektasi karir yang diinginkan orang tua.

2. Dukungan Kesehatan Mental
Mayoritas narasumber mendapatkan  dukungan dari keluarga dan teman.
Beberapa lebih nyaman berbagi dengan teman dibanding keluarga.
Satu narasumber menyatakan tidak mendapatkan dukungan yang cukup.
Strategi yang digunakan untuk menjaga kesehatan mental: Mengelola pikiran positif, menggunakan waktu luang untuk healing, dan mencari dukungan sosial dari teman.

3. Pengetahuan tentang Program Pemerintah
Hampir semua narasumber tidak mengetahui program pemerintah terkait kesejahteraan Sandwich Generation.
Satu narasumber memberikan kritik tentang kebijakan kenaikan PPN 12% yang justru memberatkan.
Ada saran untuk menurunkan pajak dan menaikkan UMR.

4. Manajemen Keseimbangan Hidup
Strategi utama yang disebutkan adalah manajemen waktu.
Beberapa narasumber mengaku masih kesulitan menyeimbangkan berbagai aspek kehidupan. Ada yang lebih memprioritaskan pendidikan dibanding keluarga.

5. Saran untuk Kesejahteraan
Fokus pada manajemen waktu yang lebih baik.
Pentingnya membangun hubungan sosial yang sehat. Menjaga keseimbangan hidup. Mencari makna dalam kesusahan. Pentingnya kontrol diri. Meluangkan waktu untuk diri sendiri.
Dari kelima narasumber yang semuanya mahasiswa berusia 18-19 tahun, terlihat bahwa mereka menghadapi tantangan serupa dalam menghadapi tekanan generasi sebelumnya, terutama dalam hal pendidikan. Meskipun sebagian besar mendapat dukungan sosial, masih ada kesulitan dalam menyeimbangkan berbagai aspek kehidupan. Kurangnya pengetahuan tentang program pemerintah juga menunjukkan perlunya sosialisasi lebih lanjut tentang kebijakan yang mendukung kesejahteraan Sandwich Generation.

DAFTAR PUSTAKA
Fingerman, K. L., Pitzer, L. M., Chan, W., et al. (2010). Who Gets What and Why? Help Middle-Aged Adults Provide to Parents and Grown Children. The Journal of Gerontology Series B. Psychological  Sciences and Social Sciences. 66(1), 87-98. DOI:10.1093/geronb/gbq009
Khairunnisa, I., & Hartini, N. (2022). Hubungan antara caregiver burden dengan subjective well-being pada ibu generasi sandwich. Jurnal Ilmu Psikologi Dan Kesehatan (SIKONTAN), 1(2), 97-106.
Parker, K. & Patten, E. (2013). The Sandwich Generation: Rising financial burdens for middle-aged Americans. Pew Research Center. https://www.pewresearch.org/social-trends/2013/01/30/the-sandwich-generation/
Rari, F P., Jamalludin, J., & Nurokhmah, P: (2021). Perbandingan tingkat kebahagiaan antara generasi sandwich dan non-generasi sandwich. Jurnal Litbang Sukowati: Media Penelitian Dan Pengembangan, 6(1), 1-13. https://doi.org/10.32630/sukowati.v6i1.254
Septiyani, I. Y., Kuardhani, H., & Arisona, N. (2023). Penciptaan Naskah Drama Tiga Wanita Terinspirasi Dari Fenomena Generasi Sandwich. IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan, 17(2).
Sudarji, S., Panggabean, H., & Marta Faradi, R. (2022). Challenges of the sandwich generation: stress and coping strategy of multigenerational care. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi. 7 (3), 263-275
World Health Organization. (2022). Mental health: Strengthening our response. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun