Sandwich Generation: Mental Issue Generasi Penerus, Beban Generasi Sebelumnya
BAB 1.PENDAHULUAN
Sandwich Generation diartikan sebagai individu yang memiliki posisi tanggung jawab menyeimbangkan dalam mengasuh multigenerasi untuk anak-anak dan orang tua mereka. Sandwich Generation mengacu pada orang-orang yang bertanggung jawab atas kehidupan mereka sendiri dan juga memiliki dua tanggung jawab utama: merawat dan memenuhi kebutuhan orang tua yang lanjut usia. Kondisi ini umumnya terjadi pada generasi dewasa produktif, terutama pada kelompok usia 30-50 tahun.
Sandwich Generation menghadapi tekanan ekonomi dan psikologis yang luar biasa. Sandwich Generation tidak hanya menghadapi masalah keuangan tetapi juga masalah psikologis ketika memainkan dua peran. Mereka merasa mempunyai kewajiban moral untuk berterima kasih kepada orang tua mereka karena telah merawat mereka. Namun, mereka juga menghadapi kebutuhan untuk membangun masa depan bagi diri mereka sendiri dan keluarga dekat mereka. Antargenerasi saling membantu dan mendukung dalam mengasuh anak tidak dapat dipisahkan dengan budaya yang berlaku di Indonesia (Rari et al., 2021). Terbentuknya Sandwich Generation karena faktor tekanan ekonomi. Biasanya, fenomena Sandwich Generation terjadi di kalangan penghasilan rendah untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka (Septiyani et al., 2023).
Tekanan yang mereka dapatkan tentu memiliki konsekuensi. Banyak individu dalam Sandwich Generation mengalami stres kronis, kelelahan mental, hingga munculnya gejala kecemasan dan depresi. Kondisi ini diperburuk oleh harapan dan tuntutan dari generasi sebelumnya, yang kadang-kadang tidak memahami perubahan sosial dan ekonomi yang akan dihadapi generasi penerus.
Prevalensi persebaran Sandwich Generation di Indonesia secara spesifik masih belum memadai. Namun, hal tersebut dapat dilihat dari angka rasio ketergantungan usia non-produktif (anak anak 0-14 tahun dan lansia > 65 tahun) terhadap penduduk produktif sebesar 44,3% pada tahun 2020 (Badan Pusat Statistik, 2022) yang mana akan berpengaruh pada bertambahnya beban ekonomi dan perawatan yang harus ditanggung oleh usia produktif.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh generasi sebelumnya, memahami kondisi kesehatan mental, dan mengetahui kontribusi pemerintah dalam menangani fenomena Sandwich Generation baik dalam aspek sosial maupun ekonomi. Manfaat penelitian ini untuk mengembangkan strategi intervensi yang efektif untuk kesehatan mental, meningkatkan dukungan sosial baik dari keluarga maupun masyarakat, dan mendorong kebijakan atau program yang mendukung kesejahteraan Sandwich Generation.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sandwich Generation
Sandwich Generation menunjuk pada sebuah generasi yang berada pada posisi “terhimpit” di antara dua generasi yang berbeda, yaitu berada di antara orang tua mereka yang mulai menua dan di sisi lain keberadaan anak-anak mereka, ataupun saudara mereka yang masih membutuhkan bantuan dengan umur berkisar antara delapan belas tahun atau lebih (Dorothy A. Miller, 1981).
2.2 Mental Issue
Masalah kesehatan mental didefinisikan oleh World Health Organization (WHO, 2020) sebagai kondisi yang melibatkan gangguan yang signifikan dalam fungsi psikologis, emosional, atau perilaku seseorang. Masalah ini dapat mencakup gangguan kecemasan, depresi, stress kronis, dan gangguan lainnya yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan optimal.
2.3 Karakteristik Sandwich Generation
Menurut Pew Research Center (2013), yang termasuk kategori sebagai Sandwich Generation adalah orang dewasa yang memiliki orang tua yang masih hidup berusia 65 tahun atau lebih dan membesarkan anak di bawah 18 tahun. 71% dari Sandwich Generation berusia 40 hingga 59 tahun. 19% lainnya berusia di bawah 40 tahun dan 10% berusia 60 tahun atau lebih.
2.4 Faktor Penyebab Munculnya Sandwich Generation
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Fingerman et al. (2012) menunjukkan bahwa peningkatan usia harapan hidup, bersama dengan peningkatan biaya hidup dan pendidikan anak,telah menyebabkan individu di kelompok usia menengah berada dalam posisi di mana mereka harus memberikan dukungan ganda. Fenomena ini juga disebabkan oleh ekspektasi sosial bahwa anak harus merawat orang tua mereka dan mendukung anak-anak mereka secara bersamaan.
2.5 Dampak Sandwich Generation Terhadap Kesehatan Mental
Adapun dampak negatif yang dialami sandwich generation selain tekanan secara finansial adalah kesehatan mental. Tekanan secara finansial, tanggung jawab yang besar dan beban peran ganda yang mereka jalani akan menyebabkan mereka mengalami stress atau depresi.
2.6 Strategi Mengatasi Beban Sandwich Generation
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan Sandwich Generation untuk mengurangi beban finansial yaitu, membuat dana darurat untuk menghadapi kebutuhan mendadak baik untuk orang tua maupun diri sendiri, melakukan investasi untuk membantu meningkatkan cadangan finansial di masa depan, mendaftar asuransi kesehatan dan jiwa seperti BPJS agar jika sewaktu-waktu ada situasi darurat dapat meringankan beban finansial. Diskusi dengan orang tua secara terbuka mengenai kondisi finansial terkini juga diperlukan dengan harapan mereka dapat memahami situasi jika terdapat kendala atau masalah secara finansial. Beban finansial juga dapat dibagi dengan saudara kandung jika ada, hal ini membantu meringankan tekanan pada satu individu saja.
BAB 3. METODE RISET
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur sistematis dan wawancara semi terstruktur. Pendekatan ini dipilih untuk menganalisis secara mendalam fenomena Sandwich Generation dan dampaknya terhadap kesehatan mental berdasarkan kajian literatur yang komprehensif dari berbagai sumber terpercaya.