Mohon tunggu...
kahfi pongq
kahfi pongq Mohon Tunggu... -

minum kopi, baca, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Iis

22 Juli 2013   20:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:11 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiap harinya, selepas petangsebelum Adzan Maghrib berkumandang, banyak orang berkumpul di pendopo rumahDrs. Mahmud. Pendopo kekar itu bertopang tiang bundar menjulang dengan gentingkodok yang tebal-tebal.

Biasanya hadir Juned, bekasbromocorah kelas teri yang insyaf dan ditugasi mengamankan desa, Edi, pemudayang kebetulan anak Haji Nurhasan pedagang sekaligus orang terpandang, jadimeski pengangguran Edi tetap parlente bergelar lulusan SD. Satunya lagi adalahPak Zul, guru SD sekaligus SMP, lulusan diploma sekolah guru. Mereka biasabercengkerama, sekali bosan muncul, mereka pun asik main kartu, sedangkan Drs.Mahmud sehari-hari mengelola empang ikan dan ternak ayam.

Setamat SMP, Hamid takmelanjutkan sekolah, seperti anak muda lainnya, Emak  Hamid menukar sepetak tanah dengan sepedamotor. Tiap hari, Hamid mulai mengojek, mangkal di tepian warung Mpok Djuminah,letaknya di pinggiran jalan yang membelah desa. Warga desa membonceng ojekhingga ujung jalan besar untuk bepergian ke Jakarta.

Sejak tak melanjutkan sekolah,Iis semula hanya diam di rumah. Ia rajin membantu pekerjaan Mpok Rokhayah,Emaknya, juga membantu keluarga sang Kakak yang sudah beranak pinak. Rokhayahberpikiran bahwa keseharian tersebut akan membiasakan Iis mengurus rumah, tohsebentar lagi Iis akan bersuami, ia tengah mekar.

Namun tak lama kemudian, Iismemilih bekerja. Ia melamar sebagai buruh di pabrik tekstil milik Orang Korea, letaknyatak jauh dari desa, hanya dua puluh menit menggunakan jasa ojek. Saat itulahIis dan Hamid tampak kian mesra, orang-orang desa tanggap mengira merekamerajut kasih, kedua orang tua mereka pun merasa ringan dengan sangkaantersebut, toh mereka berdua bertetangga dan sejak lama saling kenal, duakeluarga besar di desa akan menyatu bila Iis dan Hamid berhasil memadu kasih.

Pabrik tempat Iis bekerjamenafkahi ratusan orang desa. Pabrik lahir dari sengketa. Lahan terpancaktembok kokoh pabrik bekas tanah bengkok, Lurah berkuasa akhirnya meluluskanrencana pembangunan, segala tetua desa dan para tokoh kemudian berembuk,termasuk Drs. Mahmud, Pak Zul, dan Edi. Kesepakatannya, tiap desa mendapatjatah pekerja di pabrik.

Iis masuk pabrik lewat kuasa Drs.Mahmud dan Pak Zul. Keluarga Iis semakin sungkan kepada mereka. Untuk Drs. Mahmud,keluarga Iis mengizinkan kebun di gerbang selatan desa untuk dijadikan empang.Sedangkan Pak Zul, sepertinya tak minta apa-apa, tapi acapkali Pak Zul datang bertandangke tempat Drs. Mahmud, Rokhayah sibuk mengirimkan kopi dan kue-kue.

Setelah empat bulan bekerja, danselama itu pula Hamid menjemput dan mengantar Iis, suatu malam waktu bubarburuh pabrik, Iis tak menunjukan batang hidung. Hamid celingak-celinguk kedalam gerbang, tapi tak ada Iis. Menurut keterangan karib Iis, dan tetanggaHamid yang kebetulan banyak jadi buruh pabrik, sejak siang Iis ditugasi keJakarta, mengantar kiriman. Akhirnya, Hamid menumpang menunggu di Pos Satpam,sebelum  ia bosan dan pulang ke rumah.

Keesokan pagi, Hamid mampir  ke rumah Iis.  Masih sepi terkunci rapat. Drs. Mahmud,tiba-tiba keluar dari rumahnya, menghampiri Hamid.

-Semua ke Rumah Sakit, kamu emanggak tau, Iis kecelakaan semalam. Kabar dari Drs. Mahmudmencengangkannya.

Hamid bergegas  ke Rumah Sakit, menyusul keluarga Iis,sembari membonceng Drs. Mahmud yang katanya ingin ke pabrik menemui atasan Iis,mengurus biaya pengobatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun