Mohon tunggu...
Ahmad Kafil Mawaidz
Ahmad Kafil Mawaidz Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Ajarkanlah sastra pada anak-anakmu, agar anak pengecut jadi pemberani - Umar bin Khattab

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sinau di Negeri Maiyah

2 April 2018   09:34 Diperbarui: 8 April 2018   20:35 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Bobiet yang merupakan teman abadi sekamar dengan almarhum, bercerita mengenai hari-hari terakhir bersama Pak Is di rumah sakit dan juga pesan burung yang mendatangi rumahnya pada malam hari sebelum Pak Is meninggal seperti yang sudah dituliskan oleh Mas Helmi Mustofa di web caknun.com dengan judul kabar "Burung" dari Pak Is untuk teman sekamarnya.

Pada pembahasan sinau kepada kiai kanjeng, mereka menceritakan pengalamannya perjalannya. Mereka membagi empat besar bagian perjalanannya yaitu, pertama era teater dinasti, era kiai kanjeng, era sholawat, era maiyah. Dengan pementasan yang sudah mencapai tiga ribuan lebih, kiai kanjeng sudah menjelajah berbagai pelosok nusantara hingga mancanegara. Tidak sedikit yang kagum atas musikalitas kiai kanjeng. 

Misalnya, kecepatan pemukulan saron yang sangat cepat dengan satu tangan pada nada yang tinggi dan dilakukan dengan mata tertutup alias merem oleh Pak Joko SP.

Dari situ mereka kemudian langsung disuruh oleh salah satu guru musik di Napoli, Italia untuk mengadakan workshop kemusikan. Modifikasi alat musik pada kiai kanjeng juga menarik. Gamelan ciptaan Pak Nevi tidak seperti umumnya yang terbuat dari kuningan, gamelan kiai kanjeng terbuat dari besi agar suaranya terlihat lebih tajam dengan vibrasi yang lebih sedikit. 

Satu lagi biola Pak Ari yang berkontruksi barat tapi bisa digunakan untuk lagu-lagu arab. Seruling yang dipakai Pak Is pun buatan sendiri, bambunya dipilih sendiri, sehingga dia yang tahu mana yang untuk dangdut, pop, atau musik lainnya.

Pada malam itu juga dilakukan pelelangan satu paket seruling buatan Pak Is yang terakhir dibuatnya sebelum meninggal. Melalui pelelangan yang cukup alot, akhirnya sepaket seruling yang berisi 13 buah tersebut berhasil terjual dengan harga 12 juta rupiah yang sudah menjadi kesepakatan sebelumnya. Hasil dari lelang sepenuhnya diberikan kepada Bu Is, yang malam itu juga berkesempatan hadir di Sentono Arum.

 Kenduri Cinta

Menuju ibukota Indonesia, Jakarta, kita mampir ke Kenduri Cinta. Ini adalah pertama kali saya menghadiri simpul maiyah kace. Setelah setelah mencari tahu akses menuju ke Taman Ismail Marzuki akhirnya tanggal 9 Maret siang saya berangkat ke Jakarta via udara, dan ini juga pertama kalinya saya naik pesawat terbang. Karena pesawat mengalami delay satu setengah jam, saya sampai di Bandara Soekarno Hatta sore hari, kemudian naik bus bandara tujuan stasiun Gambir. 

Karena Stasiun Gambir bersebelahan dengan Monas, saya putuskan untuk sejenak menikmati keindahan monas, kemudian baru saya melanjutkan perjalanan ke Taman Ismail Marzuki via jalan kaki. Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, saya sampai di lokasi Kenduri Cinta saat para jama'ah membaca Surat Yasin yang tidak lain ditujukan kepada almarhum Pak Is. 

Selesai mendoakan Pak Is, diskusi malam itu dimulai dengan mengangkat tema Tuan Rumah Diri Sendiri. Sebelum masuk memperbincangkan tema lebih dalam, para penggiat Kenduri Cinta memperkenalkan formatur pengurus Kenduri Cinta yang baru, yakni periode 2018 -- 2020.

Mas Fahmi Agustian terpilih menjadi ketua, didampingi Mas Tri Mulyana sebagai wakil ketua dan Mas Sigit Hariyanto sebagai Sekretaris. Adanya tim pengurus ini supaya penyelenggaraan forum maiyahan Kenduri Cinta kedepannya bisa lebih rapi dan terus menerus lebih baik lagi dan bisa istiqomah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun