"Riya', dosa, dunia lelaki pula!? Kok malah ini yang jadi masalah!? Lha anak sekecil itu dikenalkan sama playboy apa ya nggak bahaya pak!?" Batin Bang Ihsan dalam hati, semakin bingung mendengar komentar Pak Rajab.
"Ya sudah, kalau mas KKN berminat, silakan main ke rumah besok malam ya! Mumpung istri saya ke Bondowoso. Nanti, kita lihat playboy saya sama-sama, kalau perlu nanti kita main berdua!" Ajak Pak Rajab ke Bang Ihsan.
"Ha!? Main berdua!? Boleh bawa teman-teman yang lain ga Pak!?"Â Tanya Bang Ihsan ke Pak Rajab.
"Gimana ya...!? Sebenarnya lebih asyik kalau main berdua saja. Tapi ya... sudahhlah, bawa saja teman-teman KKN yang lain, asal teman perempuan jangan diajak ya, malu!" Jawab Pak Rajab sambil memberi kode untuk melanjutkan belanjanya di kios sebelah, karena masih ada barang yang belum didapat.
Setelah kepergian Pak Rajab, datang Mbak Nina dengan belanjaannya.
"Pak Rajab tadi San!? Ngobrol apaan, penasaran  sama Playboy-nya si Mahmud!?" Tanya Mbak Nina menyelidik ke Bang Ihsan.
"Ah, mau tau aja urusan laki-laki!?" Jawab Bang Ihsan sambil nyengir kuda yang dibalas tonjokan cinta ala Mbak Nina ke lengan kekasihnya itu.
Besok malamnya, selepas shalat Isya berjamaah di langgar atau mushalla Haji Hasan, kami berlima tidak kembali ke posko, tapi langsung menuju ke rumah Mahmud, karena penasaran dengan playboy koleksi abahnya, Pak Rajab.
Begitu sampai, kami langsung diajak Pak Rajab naik ke ruangan khusus di lantai dua yang sepertinya memang didesain khusus untuk menyimpan semua koleksi-koleksi Pak Rajab.
Tapi di ruangan bernuansa biru ini kok ada lintasan-lintasan balap seperti arena balapan tamiya, sirkuit jalanan untuk formula 1 versi remote control dan juga arena buatan untuk off road mobil-mobilan remote control!?
"Lhah Playboy apa ini!?" Batin kami berlima mulai curiga. Kami diajak masuk lagi ke dalam sebuah kamar yang ternyata berisi koleksi mainan mobil-mobilan dan action figure super Hero kesukaan Pak Rajab dan Mahmud.