Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Misteri Sepasang Kunang-kunang di Balik Halimun Kabuaran

27 Juni 2024   06:40 Diperbarui: 27 Juni 2024   06:44 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 

Seperti saat ini, ketika panen raya jagung tinggal menuggu harinya saja, sebagian besar lelaki dewasa di Kabuaran akan memilih untuk begadang di malam hari dari pada tidur. Mereka lebih memilih menjaga kebun jagung dari serangan koloni babi, bersama saudara atau tetangga lainnya, maupun untuk ronda malam bersama grupnya, hingga sejauh ini keamanan di Kabuaran memang terasa kondusif.

Nah, sambil menyelam minum susu, eh... minum air! Tentu saja kami tidak mau melewatkan kesempatan emas untuk berbaur dengan warga Kabuaran dalam aktifitas kesehariannya, sekaligus merasakan sensasi begadang malam-malam menghadang serangan babi-babi liar, juga kemungkinan kawanan sindikat maling sapi. Kapan lagi kami bisa merasakan sensasinya ini semua kalau tidak sekarang!?

Makanya, dengan senang hati kami juga memilih untuk ikut terlibat dalam dua aktifitas warga Kabuaran yang kelak mempertemukan kami dengan definisi dari sensasi ngeri-ngeri sedap yang sebenar-benarnya ini!

Kerennya! Berangkat dari kebersamaan dan keintiman kita dengan masyarakat inilah, akhirnya kami justeru menemukan banyak fakta mengejutkan terkait dinamika kehidupan sosial dan budaya masyarakat Kabuaran yang sebelumnya sangat sulit untuk kami gali alias off the record, mungkin karena dianggap aib hingga dinilai tabu untuk dibicarakan, apalagi dibahas dengan "orang luar" seperti kami.

"Kalau di gunung, kalian melihat sepasang atau lebih kunang-kunang dengan jumlah genap, segera tinggalkan! Jangan dilihat lagi apalagi di hampiri!", pesan Haji Hasan, tetua kampung yang juga juragan tembakau dan jagung di Kabuaran, pemilik rumah posko kami, sesaat sebelum kami shalat Isya berjamaah di langgar Al Hidayah di depan rumah beliau.

"Tapi kalau jumlah kunang-kunangnya ganjil, tidak apa-apa!" Lanjut beliau, masih dengan bahasa Maduranya yang medok, sambil memberi aba-aba kepada Bang Ihsan agar segera mengumandangkan Iqamah, hingga kami tidak sempat bertanya sedikitpun perihal misteri sepasang kunang-kunang yang baru saja disebut-sebut beliau, hingga kami semua dibuatnya penasaran. Makhluk atau apa itu sebenarnya?

Baca Juga Yuk! Oedipus Complex, Ketika Cinta Tak Lagi Buta (Warna)

Malam ini, sesuai jadwalnya, aku dan Bang Deni kebagian jaga malam di kebun jagung Haji Hasan bareng Bang Zul, Bang Harun, sulung Haji Hasan dan warga lainnya.

Seperti biasanya, kami selalu mempersiapkan semua perbekalan wajib "dinas malam" di kebun jagung selengkap mungkin. Bahkan Bang Deni sampai membuatkan check list-nya agar tidak ada satupun yang tertinggal. Karena kalau ada yang ketinggalan, ujung-ujungnya pasti kita juga yang bakalan super repot!

Tidak hanya capek dan menguras tenaga saja, kalau harus bolak-balik dari kebun ke rumah Haji Hasan yang sebagian besar memang hanya bisa diakses dengan jalan kaki sekitar 2 jam perjalanan, tapi juga seremnya suasana di sepanjang perjalanan yang gelap gulita itu lho yang enggak nguatin!

Tahu sendiri kan, situasi kebun yang terletak di bagian atas kampung Kabuaran! Selain jarang ada pemukiman warga, kecuali pantulan cahaya rembulan, juga bisa dibilang tidak ada penerangan yang memadai di sepanjang perjalanan. Apalagi kalau kabut pekat ikut turun menyelimuti, ini akan menyempurnakan dinginnya udara malam dan juga serunya...eh seremnya! Hi...hi...hi...hiiiiiiiiiiii!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun