Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Jenis Kelamin Pekerjaan", di Antara Ketulusan yang Sering Terabaikan

18 Januari 2024   17:22 Diperbarui: 19 Januari 2024   13:45 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 

Kalau sudah begitu kenapa saya harus marah, kenapa saya harus kecewa dan egois sampai  melupakan puluhan ribu kebaikan istri saya yang sebelumnya!? Masa iya, kebaikan istri saya yang puluhan ribu kali lipat lebih banyak,  hilang begitu saja dalam sekejap hanya karena sekali saja masakannya tidak enak di mulut saya!?

Jika Islam sebagai panduan hidup dan kehidupan yang rahmatan lil alamin saja begitu menghargai peran istri dan ibu di  rumah, apalah kira-kira nilai kita sebagai laki-laki dan juga sebagai suami di hadapan Allah SWT, jika kita tidak mampu menghargai, memuliakan, menyayangi dan membantu istri-istri kita.

Tidak heran jika kemudian kita umat Islam juga memahami, ketika Rasulullah SAW seorang utusan Allah, pemimpin negara dan juga seorang panglima perang yang disegani kawan maupun lawan,  masih mau menyempatkan diri untuk membantu pekerjaan istrinya di rumah.

Baca Juga Yuk! Mubaadalah, Konsep "Bapak Rumah Tangga" ala Rasulullah SAW

Sekarang, setelah 2 dekade rumah tangga kami, saya semakin terbiasa melakukan semua jenis pekerjaan rumah tangga yang ada di hadapan dengan kedua tangan saya sendiri, terutama ketika istri saya juga sedang ada kerjaan lain yang lebih penting dan lebih perlu. 

Setidaknya apa yang saya lakukan sedikit membantu meringankan pekerjaan-pekerjaan istri saya di rumah.

Bahkan sebagai ungkapan perhatian saya kepada istri,  tidak segan-segan juga saya sesekali untuk memijat bagian pundak istri saya dengan penuh kasih sayang hingga dia tertidur pulas. 

Saat-saat seperti itulah saya selalu memandangi wajah istri saya yang mulia sambil melafazkan doa-doa kebaikan untuknya, untuk keluarga dan juga untuk orang-orang terkasih di sekitar kita.

Selamat istirahat Sayangku! Semoga kelak, Allah SWT menjadikanmu sosok mujahidah sejati tanpa harus turun ke medan pertempuran. Semoga, kita bisa mengarungi progres hidup dan kehidupan yang selalu lebih cerah, lebih baik dan penuh dengan senyuman di bawah keridhaan Allah SWT. Bersama-sama untuk selamanya. Amin.

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun