Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Menikmati "Citarasa Pulang Kampung" di Mie Ayam Solo Mas Sidik

12 Agustus 2023   09:00 Diperbarui: 13 Agustus 2023   13:59 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedai Mie Ayam Solo Mas Sidik Tampak Samping | @kaekaha

Soalnya, di pinggiran Kota Banjarmasin yang ke arah Kota Banjarbaru, khususnya di seputaran A. Yani km. 7 ini memang tidak ada penjual mie ayam "manggon" atau menetap yang mulai jualan dari pagi atau setidaknya mulai jam 9-an untuk mood booster saya di pagi hari, selain kedai Mie Ayam Solo-nya Mas Sidik.

Selain itu, lokasinya yang strategis di belakang pasar Ahad Pal 7 juga menjadikan akses dan jaraknya paling mudah dan dekat untuk diakses dari rumah.

Selain itu, label "Mie Ayam Solo" yang menjadi identitas kedai ini, sebenarnya di awal-awal juga seperti mengintimidasi saya, sehingga membuat saya semakin merasa terpaksa untuk datang ke kedai Mas Sidik ini. Bagaimana tidak, keumuman kuliner khas Solo terlanjur terkenal dengan kecenderungan citarasanya yang manis, padahal saya kan penikmat kuliner bercitarasa gurih-asin garis keras! Wis...wis...wis piye Iki?

Mas Sidik in action | @kaekaha
Mas Sidik in action | @kaekaha

Beruntungnya, gaya Mas Sidik berjualan mie ayam cukup asyik!

Memasuki kedai mungilnya yang kira-kira hanya bisa menampung kurang lebih 8 pengunjung dewasa saja, pengunjung otomatis akan dihibur oleh rengeng-rengeng musik campursari-an dari musisi-musisi lagu Jawa kondang seperti alm. Manthous, alm. Didi Kempot, Koko Thole dan kadang-kadang musisi-musisi muda seperti Denny Caknan dan lain-lainnya.

Lagu-lagunya yang sudah pasti familiar ditelinga, Javanese vibes-nya jelas akan mengantarkan semua pengunjung dan  pendengarnya pada beragam kenangan, termasuk memori tentang tanah seberang, kampung halamannya hingga tanpa sadar biasanya ikut berdendang, setidaknya di dalam hati.

Dari titik inilah, biasanya interaksi antara pembeli dengan Mas Sidik yang asli Klaten, Jawa Tengah semakin intensif dan intim, layaknya bertemu saudara yang lama terpisah jarak dan waktu, begitu juga dengan pembeli lain.

Suasana Pagi di Kedai Mie Ayam  Solo Mas Sidik | @kaekaha
Suasana Pagi di Kedai Mie Ayam  Solo Mas Sidik | @kaekaha

Meskipun sebenarnya Mas Sidik tidak memilih-memilah pelanggan dan selalu welcome kepada siapa saja yang ingin merasakan racikan mie ayamnya, tapi dari "prejengan" kedainya yang relatif njawani,  tentu saja dengan sendirinya akan mengundang lebih banyak pembeli atau pelanggan yang mempunyai hubungan dengan Pulau Jawa. 

Ada yang memang perantau dari Jawa alias diaspora Jawa, bisa juga entitas Jawa Gambut alias keturunan suku Jawa yang lahir dan besar di Kalimantan Selatan dan tidak sedikit juga yang sudah mix alias campuran dari berbagai suku. Mereka-mereka inilah pelanggan setia Mas Sidik, hingga menjadikan kedai Mas Sidik layaknya "markas" untuk reunian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun