Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Seni Kliping, Ladang Cuan dan Pengetahuan yang Sering Terlupakan

13 April 2023   23:00 Diperbarui: 15 April 2023   10:50 3267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kliping Cerita Rakyat Banjar Si Palui Terbitan Sejak Awal Tahun 2000-an | @kaekaha

Aku Sayang Koran!

Sejak beberapa tahun terakhir, setiap memasuki bulan Ramadan, anak-anak selalu merengek-rengek minta kamar tidur private alias sendiri-sendiri, terutama kalau si sulung dan adiknya yang nomor dua pulang dari mondok. Ini karena, sejak si duo kakak mondok, kamar mereka saya jadikan gudang "koleksi" koran yang telah saya kumpulkan sejak saya masih kuliah di pertengahan 90-an, sedang gudang koran reguler sudah overload.

Baca Juga :  Terpesona Desain Unik dan Nyentrik Masjid Bambu Kiram di Kalimantan Selatan

Biasanya, istri saya sangat mendukung rengekan anak-anak, karena sejak lama  juga sudah sangat gatal tangannya untuk menjual tumpukan koran-koran yang sebenarnya sudah saya klasifikasikan sesuai tanggal terbit dan nama korannya kepada tukang loak yang setiap hari terus meneror keluarga saya begitu mengetahui di rumah saya ada segunung harta karun. Koran!

Sebagian
Sebagian "Harta Karun" yang Segera Dieksekusi | @kaekaha

Bahkan, hampir tiap hari tukang loak yang orangnya terus berganti-ganti, merayu istri saya agar koran-koran tersebut dijual kepada dia dan dia berjanji akan memberikan harga paling bagus, bahkan masing-masing tukang loak, tidak segan-segan memberi garansi ganti rugi beberapa kali lipat dari selisih jika ada tukang loak lain yang mau memberi harga lebih mahal darinya. Nah lho, apa pula ini!

Membaca koran dan mengkoleksinya, baik dalam bentuk lembar utuh maupun potongan kliping,  memang sudah menjadi hobbi saya sejak kecil. Bagi saya, sexy-nya koran sebagai sumber hiburan sekaligus referensi informasi, tidak akan pernah tergantikan apalagi sekadar lekang oleh waktu.

Baca Juga :  3 Treatment Tradisional "Galuh Banjar" Untuk Kulit Sehat dan Segar

Hanya saja, sebenarnya saya merasa sayang kalau harus memotong-motong koran menjadi kliping, kecuali ada yang memerlukan potongan kliping tersebut baru saya potongkan dari koran induk dan pastinya memang ada mahar yang lumayan ya...he...he...he... Karena kita jual potongan koran koleksi, bukan koran bekas!

Sebagian Koran dalam Tahapan Pemilahan| @kaekaha
Sebagian Koran dalam Tahapan Pemilahan| @kaekaha

Karena itulah akhirnya koran koleksi saya jadi menggunung dan setelah melalui pertimbangan yang begitu panjang, sejak beberapa tahun lalu, saya memilih untuk menyelamatkan "harta karun" saya tersebut dengan cara mengklipingnya. Sehingga setidaknya bisa sedikit mengurangi tumpukannya di kamar anak-anak.

Saya yakin, pasti banyak yang terheran-heran, sekarang kan  zamannya internet, Mbah Gugel bisa setiap saat  memberikan ribuan bahkan jutaan data yang identik dengan  yang kita cari dengan kata-kata kunci tertentu. Bahkan hanya sekali klik dan hanya dalam hitungan detik, kenapa masih mengkliping berita di koran?

Ini yang menarik! Semua yang ada di dalam koran merupakan referensi berita aktual pada saat terbit dan menjadi dokumentasi sejarah mulai keesokan harinya

Sedangkan untuk berita online referensi Mbah gugel, siapa yang bisa menjamin ketersedian berita atau artikelnya pasti ada dan selalu ada!? Kalaupun ada, siapa yang menjamin eksistensinya sampai waktu yang tidak tertentu, ketika kita memerlukannya?

Karena kemungkinan untuk dihapus atau di unpublish oleh situs penyedia artikel sangat besar, entah karena dianggap tidak relevan lagi dan memenuhi kapasitas data ruang server atau mungkin karena sebab-sebab yang lainnya. Kalau pun toh tetap ingin kliping digital, bisa juga tuh mengkliping koran e-paper. Bahkan untuk yang ini, saya pun sudah memulainya sejak tahun 2015. 

Koleksi Kliping Digital Berisi Tulisan Saya | @kaekaha
Koleksi Kliping Digital Berisi Tulisan Saya | @kaekaha

Seni Kliping Koran

Mengkliping koran atau saya lebih suka menyebutnya sebagai seni mengkliping koran, karena aktifitas ini bagi saya layaknya proses berkesenian yang memerlukan sentuhan emosi, agar karakter dan estetika dalam karya seni kliping kita lebih hidup dan akan terus aktual.

Faktor emosi dan estetika yang bersifat personal pada karya seni kliping inilah yang paling membedakannya dengan berita online di internet, sekaligus menjadi salah satu yang membuat saya masih tetap telaten untuk mengkliping artikel dari koran sampai saat ini!

Mungkin dari desain layout-nya, rasa bahan medianya, bisa juga teknik pemotongan artikel-nya atau bahkan dari cara melipat potongan artikelnya, ketika media kertas HVS ukuran kwarto atau folio jauh lebih kecil, sehingga karya seni kliping kelak tidak hanya sekadar menjadi sumber informasi (sejarah) saja, tapi bisa lebih luas lagi menjadi referensi bermanfaat untuk lintas materi dan lintas keperluan.

Menyeleksi Obyek Bahan Kliping | @kaekaha
Menyeleksi Obyek Bahan Kliping | @kaekaha
Bulan Ramadan, squad keluarga kami jadi lengkap! Keempat orang anak saya sudah pada di rumah semua dan itu artinya inilah waktunya untuk kembali bersenang-senang di ladang Cuan dan pengetahuan, apalagi kalau bukan koran.

Ada pesan simbiosis mutualisme juga lho dalam aktifitas ini! Anak-anak yang kepingin kamarnya segera kembali, tentu akan lebih aktif dan bersemangat bersenang-senangnya dengan koran, sedangkan koran koleksi saya bisa segera terselamatkan. Saya pikir ini lebih bijak daripada harus melegonya ke tukang loak! Betulkan he...he...he...!?

Baca Juga :  Sedapnya "Lempeng Mie Karih Daging" Khas Urang Banjar, Mau?

Tidak hanya itu, momentum ini juga menjadi golden time yang tepat untuk mengenalkan mereka kepada seluk beluk seni kliping, berikut ragam fungsi dan manfaatnya. Seperti kita pahami, seni kliping bisa menjadi proses berliterasi secara aktif dan menyenangkan bagi anak-anak. 

Secara tidak langsung,  anak-anak dikondisikan untuk gemar membaca, karena untuk menyeleksi obyek bahan kliping mereka setidaknya harus membaca satu-persatu judul berita.

Selain itu, seni kliping juga akan melatih anak-anak untuk bertanggung jawab, teliti, kreatif dan mengembangkan naluri berestetika

Memotong Materi Kliping dari Lembaran Koran | @kaekaha
Memotong Materi Kliping dari Lembaran Koran | @kaekaha

Tahapan Seni Kliping

Untuk menyelesaikan "mega proyek" ini, kami biasanya memang harus berbagi tugas dan peran secara bergantian biar tidah jenuh dan membosankan.

Tugas pertama adalah sortir koran, yaitu proses screening besar yang akan memisahkan lembaran kosong dan lembaran isi.
Lembaran kosong maksudnya, tidak ada artikel yang masuk kriteria untuk dikliping didalamnya, sedangkan pengertian lembaran isi merupakan kebalikannya.


Kartun Komik Koleksi Saya yang Belum Ditempel | @kaekaha
Kartun Komik Koleksi Saya yang Belum Ditempel | @kaekaha
Biasanya kategori lembaran isi yang masuk dalam seni kliping saya adalah karikatur dan serial komik, serta artikel atau berita dengan tematik humaniora, alam dan lingkungan, sosial, seni, budaya hukum, olahraga dan pariwisata.
Selanjutnya, untuk tugas kedua adalah klasifikator, yang tugasnya kodifikasi artikel sesuai dengan tematik, sehingga lembaran isi yang telah disortir akan dipilah-pilah dan diletakkan sesuai dengan klasifikasi temanya.

Baca Juga :  Tren Outfit Jersey Bola di Masjidil Haram, Makkah

Berikutnya, tugas ketiga adalah pemotong obyek kliping. Tugas ini memerlukan kemampuan analisa estetis dan ketelitian, harus bisa menentukan lebar frame yang pas dari masing-masing obyek artikel yang akan dipotong, sekaligus tidak boleh "kelewatan" memberi label hari dan tanggal terbit artikel yang baru dipotong.

Proses Layout Sekaligus Menempel | @kaekaha
Proses Layout Sekaligus Menempel | @kaekaha
Untuk tugas terakhir atau tugas keempat adalah layouter sekaligus sebagai tukang tempel (tempeler? he...he...he...). Biasanya ini tugas saya, karena tugas ini menurut anak-anak saya agak berat, selain harus punya insting estetis untuk menentukan orientasi kertas harus landscape atau portrait, hasil akhirnya harus sesuai dengan "selera saya", bapaknya! He...he...he...

Nah, kriteria terakhir ini yang paling repot, kata anak-anak...he...he...he...

Semoga Bermanfaat !

Salam dari Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun