Hari ke-4, setelah sarapan kami langsung menuju Pantai Pall, Desa Marinsaw, selain menikmati indahnya pantai berpasir putih yang terkenal dengan gradasi warna air lautnya ini, kami juga melakukan cooking class berbahan dasar ikan tangkapan nelayan  setempat dengan mentor juga ibu-ibu setempat.
Setelah makan siang dengan hasil olahan produk ikan masakan kami sendiri, kami langsung pamit dan menuju Desa Pulisan. Di pusat DSP Likupang ini, didampingi guide lokal kami diajak melihat keunikan homestay yang dibangun di lantai dua rumah-rumah penduduk dengan desain rumah adat Minahasa.Â
Dari Tanjung Pulisan, kita menuju Desa Kinunang, desa yang menurut guide kami, merupakan desa paling utara di Pulau Sulawesi. Fakta geografis unik ini tentu bisa dijadikan unique selling point bagi pariwisata Desa Kinunang.
Apalagi di sini juga terdapat bukit berbalut rerumputan berwarna hijau segar layaknya bukit teletubies di serial anak-anak. Bukit Larata yang begitu indah dan menyegarkan mata, membuat siapapun terpesona. Apalagi bila sempat mendaki dan menikmati landscape sekitar dari ketinggian, dijamin malas untuk turun!Â
Karenanya, dari puncak bukit ini, sekali lagi saya mengajak anak-istri di rumah untuk menikmatinya juga melalui video streaming.
Setelah puas menikmati keindahan desa paling utara di Pulau Sulawesi, kami langsung meluncur menuju ke Kota Manado untuk mencari oleh-oleh di Grand Mercifull Building dan dilanjut makan malam di Restoran Raja Sate, sebelum kembali ke Hotel untuk istirahat dan bersiap-siap kembali ke daerah masing-masing keesokan harinya.
Â
Â
Mengenal MICE Yuk!
Dari kronik perjalanan saya diatas, tentu semua lebih mudah memahami konsep wisata MICE yang melibatkan banyak pelaku ekonomi (pariwisata), hingga dikenal juga sebagai industri multi aset. Begitu juga peran vital internet bagi industri pariwisata modern. Manfaat internet begitu nyata dan faktual di sini.