Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Kereta Apiku" dan Orang-Orang Nekat di Balik Berdirinya Pabrik Sepur di Madiun

3 September 2021   23:00 Diperbarui: 3 September 2021   23:14 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Naik kereta api tut tut tut  
Siapa hendak turut?
Ke Bandung... Surabaya ...

"Kereta Apiku dan Ibu Soed"

Masyarakat nusantara yang merasakan kanak-kanak pada dekade 60-an sampai akhir 90-an yang juga dikenal sebagai akhir kejayaan lagu anak-anak di Indonesia, sepertinya sangat familiar dengan penggalan lirik lagu anak-anak berjudul Kereta Apiku, gubahan Saridjah Niung Bintang Soedibio atau yang lebih kita kenal sebagai ibu Soed diatas. 

Baca Juga :  Musik 90s, Puncak Kreativitas dan Keragaman Musik Indonesia

Semua tidak lepas dari peran Radio Republik Indonesia (RRI) yang  sejak awal dekade 1960-an sudah sering memutar lagu ceria yang liriknya secara lugas menarasikan keseruan naik kereta api dari sudut pandang khas anak-anak ini.


Berkat lagu karya Ibu Soed yang selalu hadir dengan lirik lugas, mudah dimengerti sekaligus mudah dipahami tersebut, anak-anak di seluruh nusantara yang seumur hidupnya tidak pernah (mungkin) melihat, apalagi berkesempatan untuk naik kereta api, setidaknya bisa menggambarkan dalam angan-angan, bagaimana rasa dan suasana naik kereta api.

Secara tidak langsung, Ibu Soed dengan lagu gubahannya "Kereta Apiku" dan tentunya juga RRI, punya andil dalam memasyarakatkan keberadaan moda transportasi kereta api di Indonesia.  

Hingga sekarang, dengan berbagai penyempurnaan berkelanjutan pada teknologi dan juga beragam produk layanan "turunannya", kereta api telah berevolusi menjadi salah satu moda transportasi masal populer di indonesia.

Stasiun Kereta Tua di Kampung Saya |@kaekaha
Stasiun Kereta Tua di Kampung Saya |@kaekaha

Beruntung, saya termasuk salah satu anak negeri ini yang sejak lahir ceprot, langsung bisa menikmati beragam keseruan "naik kereta api" persis seperti yang dikisahkan dalam lagu gubahan Ibu Soed diatas, termasuk sensasi berisiknya bebunyian yang ditimbulkan oleh lalu lalang kereta api, sekaligus romantika dalam "dinamika" sosial khas lingkungan perkereta apian.

Harap maklum, kampung kelahiran saya di timur laut kaki Gunung Lawu, dibelah menjadi dua wilayah sama luas oleh jalur kereta api yang meenghubungkan Jakarta-Banyuwangi dan istimewanya, di tengah-tengah kampung kami itu juga, berdiri stasiun kereta api tua peninggalan Belanda yang menyimpan kisah indah masa kecil saya dan teman-teman yang tidak mungkin akan kami lupakan seumur hidup.

Sebagian kisah masa kecil saya dengan "dunia" kereta api bisa dinikmati dalam artikel Kronik Nostalgia Anak-anak Kereta : Kereta Api dan Ragam Budaya yang Dibentuknya. Tidak hanya itu!

PT. INKA, Pabrik Sepur di Madiun | inka.co.id
PT. INKA, Pabrik Sepur di Madiun | inka.co.id

Orang-orang Nekat

Lingkungan tempat kami "bermain" yang tidak jauh-jauh dari kereta api, menjadikan kami salah satu saksi hidup dari perjalanan evolusif teknologi dan juga layanan kereta api di Indonesia.

Salah satu yang semakin membuat kami cinta, bangga dan membanggakan kereta api  adalah keberadaan pabrik sepur (sebutan kami untuk PT. INKA/industri KERETA API) yang lokasinya tidak jauh dari kampung kami  atau tepatnya di sekitar setasiun besar Madiun. Apalagi setelah PT. INKA benar-benar berhasil menjadi salah satu produsen kereta api berkelas dunia yang telah mampu mengekspor beragam produknya ke berbagi negara, seperti Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia. 

Tapi bukan itu saja! Ada lagi yang membuat saya, kami dan sepertinya kita semua masyarakat Indonesia wajib bangga dengan sepur atau kereta api dan juga pabrik sepur PT. INKA di Madiun ini.


Siapa sangka, menurut para "tokoh" pelaku sejarah di awal berdirinya pabrik sepur alias PT INKA di Madiun yang sekarang tentunya sudah pada sepuh, ternyata diawali dengan bondo nekat  alias bonek!?

Berawal dari arahan Menristek dan juga ketua BPPT (Badan Pengkajian dan Penerpan Teknologi), Prof. Dr. B.J Habibie pada 1979, yang menyebut sudah saatnya Indonesia melakukan substitusi import dengan alih teknologi kereta dengan mendirikan industri kereta api sendiri di Madiun, Jawa Timur.

Seperti diketahui bersama, Balai Yasa Madiun yang didirikan oleh Belanda di akhir abad 19 atau tepatnya tahun 1884 yang kelak menjadi cikal bakal PT. INKA, pada jamannya merupakan workshop tempat perawatan dan perbaikan kereta api terbesar di Pulau Jawa untuk mendukung operasional seluruh sarana milik SS Eksploitasi Timur (Oosterlijnen) yang baru didatangkan dari pelabuhan. 

Selama pembangunan lintas Malang-Blitar (1896-1897), Probolinggo-Jember-panarukann (1895-1897) dan Surabaya-Tarik (1897) Balai Yasa Madiun berperan menyediakan beragam suku cadang kereta api termasuk sebagai tempat perakitan jembatan-jembatan baja impor. 

Ini unik dan luar biasanya!

Ternyata, wacana alih teknologi sesuai petunjuk menristek/Ketua BPPT tidak sepenuhnya didukung secara konkrit dengan pembenahan dan atau pemenuhan kelengkapan infrastruktur, termasuk kesiapan SDM yang memadai dan lain-lainnya.

Beruntung, Balai Yasa Lokomotif Madiun, saat itu  berisi "tokoh-tokoh" lokomotif berpengalaman yang ulet dan sabar, hasil tempaan lingkungan yang menjadikan mereka tahan banting, tidak mudah menyerah dan tentunya punya tekad kuat untuk berhasil dalam berkarya.

Si Belo Kuda Troya | rodasayap.weebly.com
Si Belo Kuda Troya | rodasayap.weebly.com

Proyek pembuatan "Si Belo Kuda Troya", prototipe kereta yang menjadi cikal bakal kereta penumpang produksi dalam negeri, menjadi "ujian" pertama kesiapan para teknokrat Balai Yasa Lokomotif Madiun menerima alih teknologi, yang sekaligus juga menjadi "tanda lahir" PT INKA di Madiun tahun 1981 silam.

Unik sekaligus nekat! Pembuatan "Si Belo Kuda Troya" ini, benar-benar dibuat tanpa prosedur proses manufaktur kereta modern seperti sekarang, tapi justeru dibuat dengan modal besar berupa semangat kolektif yang didasari oleh berbagai keterbatasan, dengan proses yang mengalir apa adanya berdasarkan contoh-contoh gambar kereta yang sebagian besar dari Belanda.

Tanpa flowchart alur kerja yang sistematis, semua bekerja secara manual dengan naluri masing-masing dengan menggunakan alat-alat kerja yang benar-benar seadanya dari awal sampai akhir (finishing) dan luar biasanya, kereta "Si Belo Kuda Troya" akhirnya benar-benar rampung setahun kemudian atau tahun 1982.

Kafe Kereta bekas Sibelo Kuda Troya | Madiunpos.com/Abdul Jalil
Kafe Kereta bekas Sibelo Kuda Troya | Madiunpos.com/Abdul Jalil

Sekarang, setelah 40 tahun berlalu, "Si Belo Kuda Troya" hasil karya "orang-orang nekat" yang tidak lain adalah tokoh-tokoh kunci sekaligus tulang punggung berdirinya PT INKA yang sekarang dikenal sebagai saah satu produsen kereta api kelas dunia, telah direnovasi dan dialihfungsikan menjadi kereta museum. 

Kereta museum yang terletak dihalaman depan PT. INKA Madiun ini didalamnya terdapat kafe dan restoran dengan nama Arum Dalu dan juga dilengkapi dengan  mini teater yang berisi film dokumenter atau video tentang sejarah perkeretaapian maupun ilmu perkeretaapian. 

Itulah kisah heroik tokoh-tokoh kereta api yang sebenarnya, tokoh-tokoh yang rentan terlupakan dan dilupakan!

Selamat ulang tahun PT. INKA yang ke-40 dan selamat ulang tahun click yang ke-6!

Referensi : satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh,

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun