Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Kereta Apiku" dan Orang-Orang Nekat di Balik Berdirinya Pabrik Sepur di Madiun

3 September 2021   23:00 Diperbarui: 3 September 2021   23:14 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian kisah masa kecil saya dengan "dunia" kereta api bisa dinikmati dalam artikel Kronik Nostalgia Anak-anak Kereta : Kereta Api dan Ragam Budaya yang Dibentuknya. Tidak hanya itu!

PT. INKA, Pabrik Sepur di Madiun | inka.co.id
PT. INKA, Pabrik Sepur di Madiun | inka.co.id

Orang-orang Nekat

Lingkungan tempat kami "bermain" yang tidak jauh-jauh dari kereta api, menjadikan kami salah satu saksi hidup dari perjalanan evolusif teknologi dan juga layanan kereta api di Indonesia.

Salah satu yang semakin membuat kami cinta, bangga dan membanggakan kereta api  adalah keberadaan pabrik sepur (sebutan kami untuk PT. INKA/industri KERETA API) yang lokasinya tidak jauh dari kampung kami  atau tepatnya di sekitar setasiun besar Madiun. Apalagi setelah PT. INKA benar-benar berhasil menjadi salah satu produsen kereta api berkelas dunia yang telah mampu mengekspor beragam produknya ke berbagi negara, seperti Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia. 

Tapi bukan itu saja! Ada lagi yang membuat saya, kami dan sepertinya kita semua masyarakat Indonesia wajib bangga dengan sepur atau kereta api dan juga pabrik sepur PT. INKA di Madiun ini.


Siapa sangka, menurut para "tokoh" pelaku sejarah di awal berdirinya pabrik sepur alias PT INKA di Madiun yang sekarang tentunya sudah pada sepuh, ternyata diawali dengan bondo nekat  alias bonek!?

Berawal dari arahan Menristek dan juga ketua BPPT (Badan Pengkajian dan Penerpan Teknologi), Prof. Dr. B.J Habibie pada 1979, yang menyebut sudah saatnya Indonesia melakukan substitusi import dengan alih teknologi kereta dengan mendirikan industri kereta api sendiri di Madiun, Jawa Timur.

Seperti diketahui bersama, Balai Yasa Madiun yang didirikan oleh Belanda di akhir abad 19 atau tepatnya tahun 1884 yang kelak menjadi cikal bakal PT. INKA, pada jamannya merupakan workshop tempat perawatan dan perbaikan kereta api terbesar di Pulau Jawa untuk mendukung operasional seluruh sarana milik SS Eksploitasi Timur (Oosterlijnen) yang baru didatangkan dari pelabuhan. 

Selama pembangunan lintas Malang-Blitar (1896-1897), Probolinggo-Jember-panarukann (1895-1897) dan Surabaya-Tarik (1897) Balai Yasa Madiun berperan menyediakan beragam suku cadang kereta api termasuk sebagai tempat perakitan jembatan-jembatan baja impor. 

Ini unik dan luar biasanya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun