Oya, khusus untuk tapai gambut. Ini berbeda lho ya dengan kebanyakan jenis penganan tape ketan lain yang biasanya berwarna hitam atau putih alami tanpa pewarna tambahan dan dibungkus dengan daun jambu air atau daun pisang, maka tapai gambut khas dari seputar Kota 1000 Sunagi ini, dibuat dari lakatan alias ketan putih dan hanya di beri pewarna alami dari daun katu atau daun suji saja bukan yang lain.
Sehingga warna tapai Gambut menjadi hijau daun yang segar dan uniknya lagi ada seperti bintik-bintik hijaunya yang menambah segar citarasanya. Untuk penyajiannya, tapai biasanya tidak dibungkus, tapi hanya dibentuk bulat-bulat sedikit lebih besar dari kelereng .Â
Setelah makanan berat dan beberapa kudapan tradisional, Urang Banjar juga mempunyai satu jenis minuman khas yang biasa kami sebut dengan satrup, yaitu sejenis minuman sirup olahan sendiri dengan citarasa manis dengan aroma khas berwarna kemerahan yang diolah dari campuran bahan gula pasir, pewarna makanan warna merah,  frambozen dan air.
Baca Juga:Â "Peci Pakol" Impian, Kopiahnya Para Mujahidin
Cara menyajikan minuman satrup ini juga sangat mudah dan cepat, tinggal menuangkannya dalam gelas secukupnya atau sesuai dengan selera, kalau suka yang segar-segar bisa juga ditambahkan es batu sesuai kebutuhan. Mudahkah!?
Beginilah cara kami Urang Banjar berlebaran minimalis di era pandemi covid-19. Tetap bersilaturahmi dan bermaaf-maafan dengan tetap menjaga protokol kesehatan seketat mungkin dan juga terus membangun semangat kebersamaan, sehingga atas ijin Allah SWT sampai sekarang  banua kami, kampung halaman kami Banjarmasin yang Bungas, Alhamdulillah tetap dan selalu aman, damai dan sejahtera walaupun secara faktual banua kami layaknya miniatur Indonesia yang multi etnis, multi agama dan multi bahasa.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi Indonesia yang lebih saleh dan bermartabat!
    Â
Dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas! saya dan keluarga setulus hati mengucapkan,
"SELAMAT Â IDUL FITRI 1442 H"
Mohon maaf lahir dan batin.
Selamat Idul Fitri 1442 H | @kaekaha