Dihadapan rombongan kabilah Abu Tahalib, Buhaira mengatakan bermaksud untuk mengajak mereka beristirahat sebentar sambil menikmati hidangan makan siang dirumahnya. Buhaira mempersilahkan seluruh rombongan kabilh untuk masuk dan menikmati hidangan. Tapi Buhaira tidak melihat satupun diantara anggota kabilah yang masuk ke rumahnya memiliki tanda-tanda kenabian seperti yang disebutkan dalam kitabnya.
Baca Juga : Â Kisah Hikmah Luqman Al Hakim dan Keledai Tunggangannya
"Maaf, tuan apakah masih ada lagi anggota kabilah tuan yang belum masuk rumah!?"Â Tanya Buhaira kepada Abu Thalib.
"Oya, ada satu orang anak kecil, kemenakanku sedang menunggui barang-barang kami, namanya Muhammad!" Jawab Abu Thalib kepada Buhaira. Mendengar nama itu, Buhaira langsung meminta kepada Abu Thalib untuk menemui bocah itu untuk diajak masuk dan Abu Thalib mengijinkan, tapi setelah ada anggota lain kabilah  yang menggantikan tugasnya menjaga barang-barang di luar.
"Subhanallah"Â itulah ucapan pertama Buhaira ketika melihat langsung sosok bocah yang tak lain adalah Rasulullah kecil. Saat itu Buhaira melihat langsung, bagaimana cabang-caban kecil pohon sahabi itu merunduk untuk melindungi Muhammad kecil, sementara awan-awan dilangit juga masih berkumpul diatas pohon sahabi.
"Demi Allah, dialah yang akan menjadi junjungan seluruh alam dan utusan Tuhan Rabbulalamin,"Â ucap Buhaira sambil memegang tubuh Rasulullah kecil dengan takzim.
Baca Juga : Â Kisah Goresan Pedang di Tulang Busuk, Saksi Adilnya Umar bin Khattab
Demi melihat tanda-tanda kenabian yang sangat presisi dengan yang dikabarkan dalam kitab sucinya, kepada Abu Thalib, paman Rasulullah, Rahib yang tinggal di kota Bushra, Selatan Syam itu mengaku seyakin-yakinnya, telah melihat tanda-tanda kenabian pada Rasulullah kecil, bahkan Buhaira juga mengatakan, seandainya dia masih hidup saat masa kenabian bocah dihadapannya itu tiba, maka dia pasti akan menimaninya juga.Â
Lebih jauh, akhirnya Buhaira membeberkan semua yang dia lihat dan alami kepada Abu Thalib. Buhaira mengatakan, dari tadi dia memperhatikan saat rombongan kabilah berjalan yang terus dikuti dan dinaungi oleh awan agar terlindungi dari sengatan panas matahari. Bahkan, Buhaira juga menunjukkan perilaku ajaib pohon sahabi yang saat itu mereka jadikan sebagai tempat berteduh!Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!