Pada suatu hari, Gubernur Mesir, Amr bin Ash yang baru saja menempati bangunan istana megah yang baru selesai dibangun, merasa terganggu dengan masih adanya bangunan tua , reyot dan hampir saja roboh milik seorang Yahudi tua didepan istananya yang juga akan dibangun masjid megah pula.
Gubernur, Amr bin Ash ingin membangun berbagai fasilitas umum dihalaman depan rumahnya, termasuk salah satunya bangunan masjid megah yang bisa dimanfaatkan oleh rakyat Mesir untuk shalat berjamaah. Sayang, bangunan rumah tua milik Yahudi tua yang berdiri sempoyongan di halaman depan istana jelas menggangu perencanaan tata kota dan juga rencana pembangunan masjid tersebut, karenanya si Yahudi dipanggil ke istana
Baca Juga : Â Kisah Dahsyatnya Istighfar Tukang Roti Membongkar Kemustahilan Rizki
Gubernur Amr bin Ash mengatakan rencananya tersebut kepada si-Yahudi tua, sekaligus memintanya untuk menjual tanah beserta rumah reotnya tersebut kepada negara. Tapi si-Yahudi tetap menolak permintaan Gubernur tersebut, meskipun ditawari dengan harga tiga kali lipat dari harga normalnya.
Demi melihat keteguhan hati si yahudi, Gubernur Amr bin Ash terus memaksa, bahkan sampai menaikkan harga tawaran sampai lima kali lipat, tapi tetap saja si-yahudi tidak mau menerima dengan alasan itulah harta satu-satunya yang dimiliki.
"Apakah kau tak akan menyesal?" Tanya Gubernur Amr untuk terakhir kali sebelum akhirnya tetap memutuskan untuk membongkar bangunan reyot tersebut dengan alasan untuk kepentingan bersama sekaligus memperindah pemandangan.
"Tidak," si-Yahudi tetap bersikukuh dengan pendiriannya, meskipun tidak bisa berbuat apa-apa atas rencana Gubernur Amr bin Ash tersebut, selain bertekad hendak mengadukan sang Gubernur yang dianggapnya zalim tersebut kepada atasannya, Khalifah Umar bin Khattab di Madinah.
Baca Juga : Â Kisah Tragis Sahabat Qotzman yang Akhirnya Terlempar ke Neraka
Demi menuntut keadilan, akhirnya si-yahudi berangkat juga ke Madinah untuk menemui Khalifah Umar bin Khattab. Setibanya di Madinah, si-yahudi bertanya kepada orang yang lalu-lalang di jalanan kota letak istana sang Khalifah.Â
Betapa terkejutnya si-yahudi begitu melihat dengan mata kepala sendiri, ternyata Khalifah Umar bin Khattab sama sekali tidak mempunyai istana layaknya Gubernur Mesir, Amr bin Ash. Bahkan, si-yahudi diterima oleh Khalifah Umar bin Khattab di bawah pohon kurma di halaman samping Masjid Nabawi.
"Ada perlu apa, kamu ingin menemuiku jauh-jauh dari Mesir?" Khalifah Umar bertanya dengan sedikit agak terkejut, ketika mengetahui si-yahudi berasal dari negeri yang jauh, Mesir.Â
Demi mendengar pertanyaan Khalifah Umar, si-Yahudi langsung menyampaikan semua kejadian yang menimpa dirinya, atas kezaliman Gubernur Mesir, Amr bin Ash yang  hendak menyerobot tanah miliknya sekaligus hendak merobohkan satu-satunya rumah reyot yang menjadi tempat tinggalnya.
Baca Juga : Â Kojima Solusi Praktis Gaya Hidup Sehat ala Rasulullah
"Amr bin Ash sangat keterlaluan!" Khalifah Umar marah besar begitu mendengar kezaliman anak buahnya, Gubernur Mesir Amr bin Ash kepada rakyatnya sendiri. Beliau lantas meminta tolong si-Yahudi untuk mengambil sepotong tulang di tempat sampah masjid yang tempatnya tidak jauh dari tempat mereka bertemu.Â
"Untuk apa tuan!?" si-Yahudi bingung dan ragu demi mendengar perintah Khalifah Umar yang dianggapnya aneh dan tak ada hubungannya dengan pengaduannya tadi.
"Sudalah, tolong ambilkan saja tulang itu!" Sekali lagi Khalifah Umar meminta si-Yahudi untuk mengambilkan tulang sedikit busuk di tempat sampah masjid.
Tidak lagi berani bertanya apalagi membantah, si-yahudi langsung mengambil tulang sedikit busuk itu dan langsung diserahkan kepada Khalifah Umar. Segera, setelah menerima tulang itu, Khalifah Umar langsung menggoreskan ujung pedangnya membentuk huruf alif tegak dari atas ke bawah dan garis melintang di tengah-tengahnya. Setela itu, tulang itu diserahkan kepada si Yahudi yang masih tidak mengerti dengan maksud Khalifah.
Baca Juga : Â Kisah Ali bin Abi Thalib Menjadikan Shalat sebagai Obat Pembius (Anestesi)
"Bawalah tulang ini dan berikan kepada Gubernur Amr ibn al-Ash! Katakan ini dari aku, Khalifah Umar bin Khattab!"Â Pesan Khalifah Umar kepada si-yahudi yang masih juga nelongo kebingungan.
"Maaf Tuan Khalifah, saya masih belum mengerti dengan maksud tuan. Jauh-jauh saya ke sini untuk meminta keadilan, tapi hanya tuan kasih tulang sedikit busuk tak berharga ini,"Â Protes si-Yahudi dengan mimik masih kebingungan.
"Wahai rakyatku yang menuntut keadilan, pada tulang itulah terletak keadilan yang engkau perlukan. Pulanglah segera dan berikan tulang itu kepada Gubernur Amr ibn al-Ash!"Â Dengan tersenyum memahami kebingungan si-yahudi, Khalifah Umar sekali lagi menjelaskan kepada si-yahudi sekaligus menyuruhnya segera pulang ke Mesir.
Meskipun masih bingung dan sedikit kecewa dengan pemberian keadilan versi Khalifah Umar, si-yahudi itu akhirnya pulang juga ke Mesir dengan membawa tulang sedikit busuk pemberian Khalifah dan sesampainya di Mesir, si-yahudi langsung menyerahkan tulang tersebut kepada Gubernur Amr bin Ash.Â
Baca Juga : Â Kisah Tsa' labah Melihat Perempuan Mandi yang Berbuah Surga
Anehnya, begitu menerima tulang itu, mendadak tubuh Gubernur Amr bin Ash terlihat seperti menggigil dengan wajahnya pucat pasi layaknya orang sedang ketakutan hebat. Lagi-lagi, situasi ini membuat si-Yahudi kebingungan.
Seketika itu juga, Gubernur Amr bin Ash langsung memerintahkan pembongkaran masjid yang sudah hampir setengah jadi membangun kembali rumah untuk si-Yahudi tua tersebut.Â
"Maaf Tuan, jangan dulu bongkar masjid itu. Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu?" Tanya si-Yahudi tua demi mendengar perintah langsung Gubernur untuk segera membongkar bangunan masjid yang sudah setengah jadi.
"Silakan, ada perlu apa lagi Pak tua?" Tanya Gubernur Amr bin Ash yang mulai bisa menguasai keadaan.Â
"Maaf Tuan, kenapa tuan sangat ketakutan dan langsung menyuruh membongkar masjid baru itu, setelah tuan menerima tulang busuk dari Khalifah Umar?"
Tanya si-yahudi tua dengan polosnya.
"Ketahuilah Pak Tua, tulang itu memang hanya tulang biasa, tapi karena dikirimkan oleh Khalifah, tulang itu menjadi peringatan keras bagiku". Jawab Gubernur Amr bin Ash.Â
"Maksudnya tuan?" Tanya si-Yahudi lagi masih tidak mengerti.
Baca Juga : Â Kisah Kecerdikan Utsman bin Affan "Mengakuisisi" Sumur Yahudi
"Tulang itu berisi peringatan dari Khalifah. Seolah-olah beliau berkata, "Hai Amr bin Ash! Ingatlah, siapa pun kamu sekarang dan betapa tinggi pangkat dan kekuasaanmu, suatu saat nanti kamu pasti berubah menjadi tulang yang busuk, karena itu bertindaklah adil seperti huruf alif yang lurus, adil ke atas dan adil ke bawah. Sebab jika kamu tidak bertindak demikian pedangku yang akan bertindak dan memenggal lehermu!"
Demi mendengar penjelasan Gubernur Amr bin Ash, si-Yahudi itu tertunduk dan begitu terharu. Dia kagum atas sikap Khalifah yang tegas dan adil dan juga kepatuhan sikap Gubernur kepada atasannya, walaupun hanya menerima sepotong tulang busuk.Â
"Sungguh mulia dan mengagumkan". Gumam si-Yahudi.
Akhirnya, atas hidayah Allah SWT melalui hikmah peristiwa yang awalnya dianggap syarat keganjilan itulah si-Yahudi, menyatakan memeluk Islam dan dengan ikhlas menyerahkan semua hak atas tanah dan rumahnya sebagai wakaf. Wallahu A'lam.
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H