Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Kutinggalkan Dia dalam Keadaan Hamil

16 Maret 2021   08:50 Diperbarui: 16 Maret 2021   09:13 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Hamil | islamidia.com

Suatu hari di Kota Tembakau yang Dingin!

"Gugurkan saja Rin!" Jawabku enteng saja, setelah berjam-jam kami gagal mendapatkan titik temu, sekaligus jalan terbaik untuk kehamilan Rina, temanku, tetanggaku dan juga pacarku, akibat pergaulan kami yang kebablasan.

Pertimbanganku sangat rasional, semua demi kebaikan masa depan kami, sekolah kami dan tentunya nama baik keluarga kami. Apa kata masyarakat di kampungku jika mereka mengetahui, aku yang anaknya pak lurah menghamili Rina anaknya Pak Modin!? Apa bapakku juga nggak langsung kumat jantungannya kalau tahu aku menghamili Rina, anak dari salah satu pengakat desanya?

"Dasar egois, nggak punya perasaan! Dasar pengecut! Aku mengandung anakmu Hend!" Gadis manis berlesung pipit yang bergelar kembang desa itu tiba-tiba berteriak histeris dengan badan bergetar hebat sambil terus memukuli dadaku bidangku saat menyadari, lelaki kurus yang selama ini dipuja-pujanya ternyata seorang pecundang! Tak lebih dari seorang pengecut yang tidak berani menepati janji.

Kota 1000 Sungai, 22 Tahun berikutnya ...

Hari Minggu merupakan hari raya mingguan keluargaku, selain bisa menghabiskan waktu dengan berbagai aktifitas khas keluarga kecilku dirumah, seperti berkebun dan nge-band di studio mini yang sengaja kubangun di lantai bawah tanah rumah kami yang kedap suara, kami juga biasa kulineran receh-receh yang ujung-ujungnya biasa hunting buku-buku kesukaan kami masing-masing di toko buku langganan kami di Kota 1000 Sungai. 

Oya, sejak lulus kuliah, aku langsung kerja di salah satu perusahaan consumer good ternama di Indonesia yang kelak mengantarku keliling Iindonesia untuk menduduki posisi-posisi strategis di berbagai cabang dan terakhir di regional office Kalimantan yang kantor pusatnya ada di Kota 1000 Sungai.

Pekerjaanku yang ngurusi masalah human capital dan general affair, mengharuskanku berhubungan dengan banyak orang, banyak lembaga dan organisasi. Dari sini juga, akhirnya aku mengenal Sari atau tepatnya dokter Maelani Kurniasari, gadis blasteran banjar-tionghoa yang cantiknya seperti bidadari yang akan melelehkan hati siapapun yang pernah memandangnya!

Putriku Rosa atau biasa kupanggil sayang dengan Oca, beberapa hari lalu sukses menyusul jejak mamanya! Tidak hanya wajahnya saja yang bagai pinang dibelah dua, Rosa juga berhasil meraih cita-citanya dan juga cita-cita kami, orang tuanya, menjadi dokter spesialis kandungan. Sedangkan Henry, putra keduaku yang juga bercita-cita menjadi dokter, tapi katanya lebih tertarik menjadi dokter hewan, saat ini baru duduk di bangku kelas XI atau kelas 2 SMA.

Entah kenapa, beberapa hari ini aku senang sekali memperhatikan Rosa lebih intens dari biasanya. Aku seperti tidak ingin kehilangan momen-momen terindah dengan harta-harta paling berhargaku itu. 

"Ca, kamu selalu mengingatkan abah kepada gadis cantik yang dulu sanggup membuat abah mabuk kepayang hingga jatuh cinta setengah gila dan hampir mati, karenanya!"

"Mama kah bah orangnya!" Godanya sambil melirik kearah istriku, mamanya Rosa yang tengah memainkan tuts keyboardnya memainkan intro lagu sendu milik Europe yang pernah beken di awal 90-an tomorrow, lagu yang pernah mempertemukan kami dulu.

"Dia seorang dokter cantik yang banyak dipuja sekaligus idola banyak pria, persis seperti kamu!" Saking gemasnya ku towel pipi gadis cantikku itu, hingga Rosa berteriak kesakitan.

Hubunganku dengan Rosa memang sangat dekat, tautan batin kami begitu kuat. Bahkan Rosa lebih sering curhat dan bercerita apa saja kepadaku daripada kepada mamanya, hingga kadang-kadang mamanyapun dibuatnya cemburu. Mungkin ini juga yang akhir-akhir ini membuatku merasa takut kehilangan Rosa, takut kehilangan hari-hari bersama permata-permata pelipur laraku.

Baca Juga :  Rezeki Anak Saleh | Uang 100 Juta Dalam Plastik di Tempat Sampah

Di suatu pagi yang cerah, saat kami tengah asyik memanen berbagai sayur-sayuran rawa khas Kalimantan Selatan, seperti kangkung rawa, batang talipuk atau batang bunga teratai dan lain-lainnya, dengan nada dan rona ceria nan bahagia, Rosa menceritakan pertemuannya dengan seorang dokter spesialis muda yang dikatakannya hebat dan mirip sekali dengan aku, terlebih ketampanannya yang disebutnya sebelas-duabelas, mirip sekali dengan aku, bahkan katanya persis pinang dibelah dua juga katanya.

Jujur, aku merasa bangga dan tersanjung sekali demi mendengar pengakuan Rosa yang ternyata juga menjadikan diriku sebagai pattern untuk mencari pendamping hidup.

"Aaaah, Rosa memang sudah dewasa. Aku hanya bisa mendoakannya semoga mendapatkan pendamping terbaik yang syukur-syukur sepadan dengannya", gumamku dalam hati, sambil terus memperhatikan tingkah lucu gadisku yang tetap tersipu-si[u sambil sedikit malu saat menceritakan lelaki dambaanya.

Sejak kecil aku dan istriku memang sengaja mendidiknya untuk untuk bisa bergaul dan berteman dengan siapa saja, sehingga untuk urusan asmara dan pendamping hidup ini, aku dan istriku juga lebih mempercayakan semuanya  kepada pilihan Rosa sendiri yang pastinya pilihan terbaiknya.

Sejak pengakuan Rosa di Minggu pagi beberapa hari yang lalu, terkait pertemuannya dengan dokter muda yang dikatakanya mempunyai ketampanan sepertiku, Rosa memang seperti mabuk kepayang. Tiada hari tanpa cerita sosok dokter spesialis muda itu. Sampai di suatu senja, sepulang dari rumah sakit tempatnya mengabdi, Rosa pulang dengan wajah sayu dan tampak air mata tertahan di balik kedua bola matanya dan ...

"Oca hamil bah!" 

Aku yang saat itu sebenarnya juga baru saja duduk santai di teras belakang rumah untuk menikmati tingkah itik-itik peliharaanku bercengkerama dengan sesamanya di habitat rawa-rawa yang selayaknya halaman belakang kami sambil menyeruput teh tawar hangat kesukaanku, seperti disambar petir jutaan volt!

"Maafkan Oca bah!" 

Sekali lagi aku masih berharap ucapan gadis cantikku ini hanya dalam mimpi. Aku sama sekali tidak berharap semuanya benar-benar nyata dan terjadi pada gadisku.

Tapi ...

Rosa terus menangis dengan mencium kakiku, sementara kedua tangannya memegang erat kedua kakiku seperti tidak mau melepaskanku. Sungguh, hatiku sangat sedih! Hatiku seperti remuk redam layaknya dihantam palu godam. Bagaimana bisa, Rosa gadis cantikku, putri kesayanganku yang kubesarkan dan kudidik dengan cara terbaik bisa tergoda dengan ajakan setan berwajah tampan itu!?

Baca Juga :  Ustad Abdul Meninggal Bukan Karena Doaku!

Darahku seketika mendidih dan menggelegak! Aku harus membuat perhitungan dengan setan berwajah tampan itu! Akan kuhajar dia dengan cara lelaki dengan tanganku sendiri. Aku tidak terima atas perlakuan menjijikkannya kepada putriku. Dasar setan awas kau!

Sayang memang, selama ini aku tidak pernah tahu dan mengerti betul latar belakang setan tampan yang telah menodai putri kesayangannku itu, kurang ajarnya, sekarang dia berusaha mengingkari bahkan menyalahkan putriku yang dikatakannya dokter kandungan bego, karena tetap saja bisa hamil ... kacaunya lagi dia meminta Rosa untuk mengugurkan saja kandungannya! Dasar brengsek!

"Dasar laki-laki biadab! Setan kunyuk tak bermoral!" Sumpah serapah itu akhinya keluar juga dari mulutku, sementara Rosa yang masih mencium kakiku tetap menagis menumpahkan air mata kepedihannya.

"Aku harus segera bertemu pengecut itu! Antarkan abah kerumahnya, Ca!" Sambil kuraih tubuh mungil Rosa yang masih saja menagis, aku mengajak isteriku yang dari tadi juga hanya bisa menangis di sampingku untuk segera menuju ke mobil. 

"Kita datangi rumah setan itu!" Dengan kegeraman yang masih menguasai diriku, kamu bertiga akhirnya tulak  kerumah dokter muda yang telah menghancurkan masa depan putri kesayanganku itu.

Begitu tiba di rumah sederhana tapi terlihat cukup elegan dengan sentuhan beragam tanaman berbunga yang relatif tidak lazim dengan alam banua, cukup membuatku merasakan deja vu, tapi tetap tidak bisa mengingatnya dimana?

Setelah mengucap salam, aku langsung mengetuk pintu kayu jati berukir khas dari Pulau Jawa itu agak keras dengan intensitas rapat. Aku ingin langsung ketemu setan itu dan  Aku ingin langsung menghajarnya dengan kedua tanganku sendiri, sampai dia bertekuk lutut mencium kakiku! 

Akhirnya pintu kayu itu terbuka, sesosok perempuan berkerudung cokelat muda keluar dan menjawab salamku, "Waalaikum sal..."

Tatapan mata itu ...

Wajah itu ...

Aku masih mengenalimya dengan baik, meskipun usia sudah menggerogoti penampilannya, tapi gurat kecantikan dari wajahnya masih tampak begitu jelas terlihat.

"Hendra! Hen...dra kan?" Ucapnya lirih sambil berusaha mengenaliku lebih detail lagi dengan menatapku dalam-dalam.

"Rin ... na!"  Entah apa yang sebenarnya sedang terjadi. Aku benar-benar tidak menyangka semua ini terjadi. Mulutku seketika seperti terkunci, tenggorokanku seperti tercekat, mogok layaknya mesin tanpa pelumas dan tubuhku seketika hampir limbung dibuatnya. Beruntung kesadaranku langsung kembali, ketika suara langkah istriku dan Rosa terdengar mulai mendekat.

Baca Juga :  Elegi Undangan Merah Jambu Bergambar Dirimu!

Aku sama sekali tidak menyangka apalagi menduga-duga bisa bertemu lagi dengan Rina, di kota 1000 Sungai lagi, setelah hampir seperempat abad kutinggalkan dia dan juga kampung halaman kami. Sungguh pertemuan tak disangka-sangka ini kembali mengguncang kesadaranku. Mengungkap kembali sebuah kenangan sekaligus luka lama yang ... ah entahlah!

Beruntungnya, Rinna yang saat itu sama sepertiku, masih bingung dan belum bisa menguasai diri dan situasi sekaligus mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi lebih memilih pasif dan diam.

Akupun tiba-tiba membisu, mulut serasa terkunci ketika melihat wajah teduh Rina yang juga hanya diam dan menunduk ketika istriku dengan berapi-api mulai  menguliti kebejatan setan tampan yang ternyata anak dari Rina dan juga dinamainya Hendra!

"Astaghfirullah! Dosa apa ini!? Ini semua tidak boleh terjadi ..."  Rina tiba-tiba menjerit histeris setelah istriku selesai bicara dan kali ini aku berusaha menegakkan kepala untuk melihat ekspresi wajah ketakutan Rina yang sama sekali tidak kusanka-sangka.

"Hendra anakku, tidak boleh menikah dengan anakmu Hend! Karena Hendra itu juga anak kandungmu!"  Seketika tubuhku benar-benar limbung, lunglai layaknya tanpa tulang. 

Saat itu aku tidak tahu lagi siapa yang berteriak histeris memecah keheningan malam itu, setelah Rina membongkar kisah masa lalu kami. Menguliti semua kebodohan dan sikap pengecutku. 

"Dia hebat dan mirip sekali dengan abah" Kata-kata Rosa ini tiba-tiba kembali memenuhi ruang batinku, meremukkan semua sendi-sendi kesadaranku yang seketika seperti terhisap kedalam ruang dan waktu yang sama sekali tidak kukenali .

Semoga bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sngai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun