Begitu tiba di rumah sederhana tapi terlihat cukup elegan dengan sentuhan beragam tanaman berbunga yang relatif tidak lazim dengan alam banua, cukup membuatku merasakan deja vu, tapi tetap tidak bisa mengingatnya dimana?
Setelah mengucap salam, aku langsung mengetuk pintu kayu jati berukir khas dari Pulau Jawa itu agak keras dengan intensitas rapat. Aku ingin langsung ketemu setan itu dan  Aku ingin langsung menghajarnya dengan kedua tanganku sendiri, sampai dia bertekuk lutut mencium kakiku!Â
Akhirnya pintu kayu itu terbuka, sesosok perempuan berkerudung cokelat muda keluar dan menjawab salamku, "Waalaikum sal..."
Tatapan mata itu ...
Wajah itu ...
Aku masih mengenalimya dengan baik, meskipun usia sudah menggerogoti penampilannya, tapi gurat kecantikan dari wajahnya masih tampak begitu jelas terlihat.
"Hendra! Hen...dra kan?"Â Ucapnya lirih sambil berusaha mengenaliku lebih detail lagi dengan menatapku dalam-dalam.
"Rin ... na!" Â Entah apa yang sebenarnya sedang terjadi. Aku benar-benar tidak menyangka semua ini terjadi. Mulutku seketika seperti terkunci, tenggorokanku seperti tercekat, mogok layaknya mesin tanpa pelumas dan tubuhku seketika hampir limbung dibuatnya. Beruntung kesadaranku langsung kembali, ketika suara langkah istriku dan Rosa terdengar mulai mendekat.
Baca Juga : Â Elegi Undangan Merah Jambu Bergambar Dirimu!
Aku sama sekali tidak menyangka apalagi menduga-duga bisa bertemu lagi dengan Rina, di kota 1000 Sungai lagi, setelah hampir seperempat abad kutinggalkan dia dan juga kampung halaman kami. Sungguh pertemuan tak disangka-sangka ini kembali mengguncang kesadaranku. Mengungkap kembali sebuah kenangan sekaligus luka lama yang ... ah entahlah!
Beruntungnya, Rinna yang saat itu sama sepertiku, masih bingung dan belum bisa menguasai diri dan situasi sekaligus mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi lebih memilih pasif dan diam.