Bangsa Portugis dan armada dagang Belanda, VOC yang sama-sama mengincar beragam olahan cendana di wilayah Sunda Kecil atau kawasan Nusa Tenggara sekarang, sama-sama pernah singgah di pulau Sabu. Hanya saja, sepertinya Belanda yang akhirnya bisa menjalin komunikasi bahkan kerjasama dengan penguasa Pulau Sabu pada abad 18.
Pada tahun 1756, dibawah tipu muslihat dan politik adu domba Belanda yang mengetahui keandalan orang-orang Sabu yang pemberani dan lincah, Raja Sabu menandatangani kontrak penyediaan tentara atau pasukan bersenjata bagi Belanda demi kepentingan pertahanannya di Kupang.
Pada tahun 1838, dengan kelicikannya Belanda kembali memanfaatkan kelihaian orang Sabu yang memang terkenal lincah dan gesit di bidang militer untuk menghentikan kebiasaan orang Ende untuk mendapatkan budak dengan cara menyerang Sumba.Â
Untuk alasan totalitas dan efektifitas, ekspedisi ini mendorong orang Sabu untuk bermigrasi ke Sumba, bahkan untuk memperkuat kerjasamanya, akhirnya masing-masing penguasa merasa perlu untuk menyambung tali kekerabatan melalui perkawinan yang diawali antara Raja Melolo di Sumba Timur dan Raja Sabu di Habba (Seba).
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H