Siapa Si Palui?
Menurut kajian dari budayawan Banjar, Attaberani Kasuma, tokoh Si Palui sudah ada dan menjadi bagian dari budaya tutur masyarakat sejak zaman kerajaan Nan Sarunai (1500-1600 M), artinya karakter tokoh Si Palui sudah bertahan menjadi warisan literasi secara turun-temurun lebih dari 5 abad. Woooow!
Sumber utama kekuatan dari kisah cerita Si Palui adalah kejeliannya merekam  realitas kehidupan masyarakat Banjar (awalnya budaya Banjar Pahuluan) sehari-hari kedalam fragmen ceritanya, sehingga masyarakat banua  relatif lebih mudah mengakrabi jalan ceritanya, bahkan seperti melihat dirinya sendiri didalam kisah-kisahnya yang menggelitik dan egaliter.Â
Tidak heran jika kemudian, masyarakat Banjar juga menjadikannya sebagai referensi untuk mengambil beragam tindakan kebajikan dan keharmonian dalam kehidupan sehari-hari. Inilah salah satu sebab, kisah cerita rakyat Si Palui bisa bertahan berabad-abad lamanya,
Referensi Sosok Si Palui sendiri, sejauh ini banyak didasarkan pada kisah-kisahnya yang muncul secara reguler di halaman pertama harian Banjarmasin Post yang dikesankan sebagai sosok urang kampung yang lugu, sederhana, humoris/kocak yang sedikit lanji (genit ; Bhs Banjar), apa adanya dan banyak akal.Â
Lantas lakon lainnya seperti  Garbus yang lebih religius, Tulamak si jago makan dan Tuhirang, Tuhabuk, Tuhalus serta beberapa tokoh cameo yang lain layaknya representatif karakter urang Banjar.Â
Nama-nama tokoh dalam cerita Si Palui sebagian besar diawali dengan suku kata Tu yang merupakan singkatan dari kata Utuh, panggilan untuk anak laki-laki suku Banjar yang berarti Anak (Laki-laki).Â
Mendokumentasikan Si Palui
Sejarah munculnya cerita rakyat Si Palui di era moderen, tidak bisa lepas dari sejarah kelahiran surat kabar harian Banjarmasin Post, koran harian tertua dan terbesar di Kalimantan yang dibidani oleh tiga serangkai (Alm) H. J. Djok Mentaya, (Alm) Yustan Aziddin dan Pangeran Haji Gusti Rusdi Effendi AR, yang sekarang dikenal sebagai tokoh pers nasional dari Kalimantan selatan dan juga ayahanda dari Gusti Hendi, drummer band GIGI.
Melalui tangan dingin dan kelihaian mengolah cerita (Alm) Yustan Aziddin, salah satu dari trio pendiri Banjarmasin Post inilah cerita rakyat berbahasa Banjar Si Palui, terlahir di dunia moderen, sekaligus menjadi icon penting dalam perjalanan panjang harian Banjarmasin Post dalam industri media, sejak terbit pertama pada tanggal 2 Agustus 1971.
Sebagai cerita rakyat yang hidup dan berkembang ditengah-tengah dinamika kehidupan masyarakat Banjar yang dinamis, sangat wajar jika masyarakat tidak hanya sekedar mencintai, tapi juga merasa memiliki karakter ketokohan Si Palui. Sehingga, sekarang Si Palui sebagai tokoh dan sebagai karakter telah banyak diapresiasi dan diadopsi oleh berbagai kalangan.