Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Diam-diam Terinfeksi Covid 19, Diam-diam Juga Virus Mutasinya Melakukan Reinfeksi!

4 Januari 2021   21:18 Diperbarui: 5 Januari 2021   21:47 2951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasien virus Corona | Antara/bisnis.com

Diam-diam Terinfeksi Covid-19

Sekitar pertengahan bulan Juni 2020 yang lalu, salah satu rekanan supplier wadai (kue ; bahasa Banjar) di outlet wadai yang kami kelola menceritakan kisah heroiknya bersama istri "bertarung", kemungkinan besar dengan covid-19 dengan cara isolasi mandiri dan benar-benar mandiri, karena memang tidak ada tetangga kiri kanan yang mengetahuinya.

Saya tuliskan "kemungkinan besar" bertarung dengan covid-19, karena memang tidak ada pemerikasaan medis apalagi dokumen medis yang menyatakan bahwa yang dilawan oleh rekanan supplier wadai itu memang covid-19, walaupun dari tanda-tanda spesifik yang dialami beliau dan istri memang mengarah pada virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Negeri China tersebut.

Saat itu, sepulang tugas jaga malam di salah satu komplek pergudangan tempatnya bekerja, tidak seperti biasanya, beliau merasakan tubuhnya lemas, lelah dan pegal-pegal di sekujur badan, kepala sedikit pusing dan berasa mariap dingin (demam ; Bahasa Banjar). 

Anehnya, ketika beliau dipaksa untuk sarapan oleh istrinya, sup ayam olahan sang istri yang selama ini menjadi menu favoritnya, apalagi jika ketika mariap dingin, sama sekali tidak ada rasanya alias hambar. Beliau mengaku semakin bingung ketika setelahnya baru menyadari, tidak mencium bau khas sup ayam dihadapannya yang kepulan asapnya saja masih jelas terlihat.

Isolasi Mandiri di rumah | detik.net.id
Isolasi Mandiri di rumah | detik.net.id

Menyadari ada yang tidak beres dalam dirinya, beliau memilih browsing dan mencari tahu informasi terkait semua yang dirasakan pada pagi itu. Betapa terkejutnya beliau, ketika mengetahui dari Simbah Google kalau semua tanda-tanda yang dirasakan beliau mengarah pada infeksi covid-19.

Mengaku tidak mau berspekulasi pergi ke dokter atau rumah sakit yang menurut beliau, saat itu informasinya yang sampai ke masyarakat umum terkesan simpangsiur, membingunkan bahkan berkesan "lebih menakutkan" dari hantu dan juga mengaku karena tidak mau merepotkan dan menghebohkan banyak orang (mungkin tetangga dan saudara), beliau memilih melakukan isolasi mandiri yang benar-benar mandiri.

Berbekal informasi dari mbah Google yang menurut beliau saat itu sifatnya juga trial n' error, beliau mengaku banyak mengonsumsi vitamin C, melazimkan minum ramuan empon-empon buatan sang istri, minum teh panas dicampur minyak kayu putih dan terus memaksakan diri untuk makan nasi dengan lauk pauk seperti biasanya meskipun tidak merasakan apa-apa, terutama makanan berkuah kesuakaan beliau.

Untung tidak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak! Hanya berselang sekitar dua hari, sang istri juga tumbang dengan gejala yang sama persis seperti beliau. Bahkan menurut Bang Umar, sang istri hanya bisa tergolek lemah di tempat tidur di tiga hari pertama, tidak seperti beliau yang saat itu masih bisa berjalan-jalan di dalam rumah.

Menurut beliau, saat itu benar-benar hanya mengandalkan pertolongan Allah SWT! Sejak beliau sakit, praktis aktifitas produksi wadai juga berhenti, artinya tidak ada pemasukan. Bersyukurnya, masih ada saldo tabungan yang menurut beliau jika dihitung-hitung cukup untuk berdua selama dua minggu, dengAn catatan harus ngirit!

Di sinilah kisah heroik dimulai! Suami istri yang sepertinya memang terinfeksi covid 19 ini memilih melakukan isolasi mandiri di dalam rumah, tidak mau merepotkan serta menghebohkan oranglain dan hanya berbekal uang tabungan yang relatif "tidak seberapa" plus kuota internet tersisa di smarthphone untuk bekal bertempur dengan covid 19.

Bersyukurnya, setelah menyerahkan semua masalah kepada Allah SWT dengan tekad kuat untuk sembuh dan terus melazimkan sunatullah untuk sembuh, seperti tetap berolahraga, makan dengan kualitas dan kuantitas asupan yang cukup, istiqamah minum teh hangat dicampur minyak kayu putih, serta mengonsumsi vitamin C dan juga ramuan empon-empon, akhirnya beliau berdua bisa lolos dari maut setelah benar-benar mengurung diri, beristirahat total di dalam rumah, lebih dari tiga minggu atau hampir satu bulan.

Pasien Reinfeksi Sakit Lebih Parah | (Photo by STR / AFP) 
Pasien Reinfeksi Sakit Lebih Parah | (Photo by STR / AFP) 

Bisakah Terjadi Repositif atau Reinfeksi?

Saat ini, masyarakat dunia tengah dihebohkan oleh munculnya mutan atau virus hasil mutasi covid 19 yang kabarnya pertama kali teridentifikasi di Inggris. Meskipun mutan ini belum terbukti lebih berbahaya dibanding virus asal, tapi karena mempunyai daya tular yang jauh lebih cepat, menyebabkan banyak negara yang kelabakan dibuatnya. 

Bagaimana tidak kelabakan, lha wong kasus infeksi virus terdahulu saja masih belum menunjukkan progres membaik, ini sudah muncul lagi yang daya sebarnya lebih masif!

Menariknya, kira-kira si- mutan ini bisa menginfeksi lagi (reinfeksi) ke mantan, seperti Bang Umar dan istrinya itu, nggak ya?

Menurut dr. Arina Heidyana, “Yang namanya virus, nggak cuma coronavirus, memang tetap bisa menginfeksi tubuh manusia berulang-ulang kali. Apalagi jika seseorang memiliki daya tahan tubuh lemah. Kalau kekebalan tubuh kalah, virus bisa masuk ke masa inkubasinya lagi, dan orang tersebut akan menunjukkan gejala sakit kembali”.

Terlebih lagi jika si mantan ini masih saja tinggal di lingkungan bervirus dan intensif berdekatan dengan orang yang terinfeksi virus tersebut atau bisa juga karena daya tahan tubuh drop akibat kurang istirahat, beraktifitas terlalu berat/memforsir diri, apalagi jika baru saja sembuh dari sakit yang seharusnya perlu istirahat cukup, asupan gizi seimbang dan tidak stres untuk mengembalikan daya tahannya, lanjut dokter cantik jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar tersebut .

Mungkin kasus reinfeksi seorang dokter muda yang bertugas di salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua agar tidak lengah sedikitpun.

Virus Corona | Getty Images 
Virus Corona | Getty Images 

Kisah Dokter "Damar", Repositif atau Reinfeksi?

Dokter muda yang namanya disamarkan sebagai Damar ini, pertama kali berstatus positif pada 30 Juli 2020 saat masih bekerja di salah satu rumah sakit di Yogyakarta yang akhirnya menjalani isolasi di sebuah shelter di Kabupaten Bantul sampai sembuh. 

Setelah sembuh, Damar pindah kerja ke Banyumas sejak pertengahan Nopember 2020 dan pada pertengahan Desember menjalani tes swab mandiri yang hasilnya positif.

Dikutip dari tirto.id, dalam dunia medis, seseorang disebut mengalami reinfeksi jika mengidap virus yang sama tapi strukturnya beda. Jika strukturnya sama persis, maka istilahnya adalah repositif. Untuk menentukan reinfeksi dan repositif, harus dibuktikan dengan metode whole genome sequencing, yang sayangnya tidak dilakukan pemerintah Indonesia. 

Padahal hasil tes ini sangat penting untuk menentukan kebijakan penanganan pasien selanjutnya, terlebih hasil riset penanganan COVID-19 di beberapa negara, menunjukkan fakta pasien reinfeksi ditengarai memiliki gejala klinis yang lebih berat/parah dan kemungkinan akan drop.

Fakta reinfeksi covid 19walaupun yang terdata sejauh ini angka kejadiannya relatif kecil atau sangat jarang, tapi faktanya memang ada dan terjadi! 

Dr John Wright | PISHDAAD MODARESSI CHAHARDEHI/BBC 
Dr John Wright | PISHDAAD MODARESSI CHAHARDEHI/BBC 

Kisah Dr John Wright Reinfeksi?

Seperti dalam rilis BBC News (18/12/2020) yang menyebutkan, kasus pertama reinfeksi coavid-19 ditemukan Agustus lalu, ketika seorang pasien di Hong Kong positif virus corona untuk kedua kalinya, selanjutnya kantor berita Belanda menemukan 27 kasus reinfeksi di sejumlah negara, dengan sebaran dari Qatar hingga Brasil.

Fakta reinfeksi covid-19 yang mungkin paling menarik perhatian adalah apa yang dialami oleh seorang dokter yang juga ahli epidemiologi dari Inggris, Dr John Wright.

Pertengahan tahun 2020 yang lalu, hasi tes swab Dr John Wright | PISHDAAD MODARESSI CHAHARDEHI/BBC menunjukkan hasil positif, meskipun saat itu tidak ada gejala alias masuk golongan OTG atau Orang tanpa gejala meskipun telah terinfeksi covid-19 yang akhinya mewajibkannya melakukan karantina mandiri selama dua minggu sampai dinyatakan sembuh.

Uniknya pada Desember ini, Dr John Wright kembali dinyatakan posirif terinfeksi covid-19 setelah 2 (dua) kali hasil tes swab dan PCR sama-sama menunjukkan hasil positif yang kembali memaksanya melakukan isolasi di rumah.

Kisah Dr John Wright ini menjadi semakin dramatis, ketika publik mengetahui jika keharusan isolasi mandiri Dr John Wright menggagalkan agendanya untuk mengunjungi sang ayah yang akan menjalani operasi kanker diusianya yang sudah senja, 89 tahun. Apalagi, karena adanya karantina wilayah sejak pandemi, Dr John Wright baru sekali saja bisa mengunjungi ayahnya, saat sang ayah terkena serangan jantung pada gelombang pertama pandemi Covid-19 di Inggris. 

Fakta reinfeksi yang dialami Dr John Wright yang dianggap "misterius" ini, menurut Profesor Paul Klenerman, guru besar di Universitas Oxford yang memimpin penelitian tentang imunitas naional pada Covid-19, sangat menarik, apalagi jika dikaitkan dengan kemungkinan Dr John Wright terinfeksi si-mutan alias varian baru dari covid-19? Untuk itu, Profesor Paul Klenermanan akan melakukan beberapa tes lanjutan untuk menyelidikinya lebih jauh.

Rajin Pakai Masker| @kaekaha
Rajin Pakai Masker| @kaekaha

Bagaimana Mencegahnya?

Untuk mencegahnya, sejauh ini penerapan disiplin pada formula 3M (memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun di air yang mengalir dan menjaga jarak minimal 5 kaki) dan 3T (Testing/Pemeriksaan sejak dini, tracing/pelacakan dan treatment/perawatan), sepertinya menjadi satu-satunya pola pencegahan yang paling efektif, untuk meminimalisir kemungkinan terinfeksi covid-19, maupun reinfeksi dari mutan-mutan dari hasil mutasi covid-19, selain vaksinasi.

Jadi, aspek pencegahan dengan menerapkan disiplin pada formula 3M+3T ini akan semakin sempurna jika kita semua mendapatkan vaksinasi yang berfungsi membangun sistem imun dalam tubuh, khususnya untuk membentengi dari infeksi repositif, maupun reinfeksi mutan covid-19.

Semoga bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun