Di sinilah kisah heroik dimulai! Suami istri yang sepertinya memang terinfeksi covid 19 ini memilih melakukan isolasi mandiri di dalam rumah, tidak mau merepotkan serta menghebohkan oranglain dan hanya berbekal uang tabungan yang relatif "tidak seberapa" plus kuota internet tersisa di smarthphone untuk bekal bertempur dengan covid 19.
Bersyukurnya, setelah menyerahkan semua masalah kepada Allah SWT dengan tekad kuat untuk sembuh dan terus melazimkan sunatullah untuk sembuh, seperti tetap berolahraga, makan dengan kualitas dan kuantitas asupan yang cukup, istiqamah minum teh hangat dicampur minyak kayu putih, serta mengonsumsi vitamin C dan juga ramuan empon-empon, akhirnya beliau berdua bisa lolos dari maut setelah benar-benar mengurung diri, beristirahat total di dalam rumah, lebih dari tiga minggu atau hampir satu bulan.
Bisakah Terjadi Repositif atau Reinfeksi?
Saat ini, masyarakat dunia tengah dihebohkan oleh munculnya mutan atau virus hasil mutasi covid 19 yang kabarnya pertama kali teridentifikasi di Inggris. Meskipun mutan ini belum terbukti lebih berbahaya dibanding virus asal, tapi karena mempunyai daya tular yang jauh lebih cepat, menyebabkan banyak negara yang kelabakan dibuatnya.
Bagaimana tidak kelabakan, lha wong kasus infeksi virus terdahulu saja masih belum menunjukkan progres membaik, ini sudah muncul lagi yang daya sebarnya lebih masif!
Menariknya, kira-kira si- mutan ini bisa menginfeksi lagi (reinfeksi) ke mantan, seperti Bang Umar dan istrinya itu, nggak ya?
Menurut dr. Arina Heidyana, “Yang namanya virus, nggak cuma coronavirus, memang tetap bisa menginfeksi tubuh manusia berulang-ulang kali. Apalagi jika seseorang memiliki daya tahan tubuh lemah. Kalau kekebalan tubuh kalah, virus bisa masuk ke masa inkubasinya lagi, dan orang tersebut akan menunjukkan gejala sakit kembali”.
Terlebih lagi jika si mantan ini masih saja tinggal di lingkungan bervirus dan intensif berdekatan dengan orang yang terinfeksi virus tersebut atau bisa juga karena daya tahan tubuh drop akibat kurang istirahat, beraktifitas terlalu berat/memforsir diri, apalagi jika baru saja sembuh dari sakit yang seharusnya perlu istirahat cukup, asupan gizi seimbang dan tidak stres untuk mengembalikan daya tahannya, lanjut dokter cantik jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar tersebut .
Mungkin kasus reinfeksi seorang dokter muda yang bertugas di salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua agar tidak lengah sedikitpun.
Kisah Dokter "Damar", Repositif atau Reinfeksi?