Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menjelajah Banua Hujung Tanah, Titik Paling Selatan Pulau Kalimantan

26 September 2020   14:19 Diperbarui: 26 September 2020   21:24 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkebunan Karet di Sisi Kiri dan Kanan Jalan | @kaekaha

Hikayat "Banua Hujung Tanah"

Istilah Banua Hujung Tanah atau Hujung Tanah merupakan salah satu dari sekian banyak nama lain Pulau Kalimantan yang diabadikan pada sebuah kronik kuno yang masyhur di lingkungan masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan yang konon telah ditulis sebelum era keemasan kerajaan hindu dan dikenal sebagai Hikayat Banjar.

Penamaan "Banua Hujung Tanah" atau "Hujung Tanah" untuk pulau terbesar di Indonesia ini merujuk pada "sudut pandang" Pulau Kalimantan jika dilihat dari Tanjung Silat atau Tanjung Selatan, daratan berbentuk semenanjung atau tanjung yang menjorok ke laut di bagian bawah Pulau Kalimantan yang juga tercatat sebagai titik paling bawah atau paling selatan Pulau Kalimantan.

Peta Kabupaten Tanah Laut | wikipedia.org
Peta Kabupaten Tanah Laut | wikipedia.org

Dipandang dari kawasan semenanjung yang sekarang masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan ini, daratan Pulau Kalimantan terlihat layaknya sebuah semenanjung yang memanjang dari selatan ke utara dengan barisan pegunungan Meratus berikut hutan hujan tropisnya sebagai pasak sekaligus ekosistem alami yang menghiasinya

Sepertinya, sudut pandang "Banua Hujung Tanah" ini juga yang menjadi dasar Kerajaan Majapahit di dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365 menyebut Pulau Kalimantan sebagai "Tanjungnagara" yang berarti pulau yang berbentuk tanjung/semenanjung.

Di sebelah barat Tanjung Silat atau Tanjung Selatan ini terdapat muara Sungai Barito, salah satu dari sekian banyak sungai besar dan panjang di Kalimantan, sedangkan di sebelah timur Tanjung Silat atau Tanjung Selatan terdapat Selat Pulau Laut yang memisahkan Pulau Laut (Kabupaten Kotabaru yang dulu sempat masuk nominasi calon ibu kota negara baru) dengan daratan Pulau Kalimantan.

Landscape Perbukitan/Gunung Timah |@kaekaha
Landscape Perbukitan/Gunung Timah |@kaekaha

Eksotika Panyipatan, Si - Tanjung Selatan 

Tanjung Selatan yang menjadi titik paling selatan dari Pulau Kalimantan, secara administratif masuk wilayah Kecamatan Panyipatan yang berjarak sekitar 40 km dari pusat Kota Pelaihari, ibu kota Kabupaten Tanah Laut atau sekitar 110 km dari "Kota 1000 Sungai" Banjarmasin, ibu kota Propinsi Kalimantan Selatan.

Kecamatan yang mempunyai wilayah seluas sekitar 336 km ini mempunyai geomorfologi yang sangat unik.

Pantai Tanjung Dewa dengan Pulau Datu Pamulutan Tampak di Kejauhan | @kaekaha
Pantai Tanjung Dewa dengan Pulau Datu Pamulutan Tampak di Kejauhan | @kaekaha

Selain hamparan pantai landai berpasir kecoklatan bertekstur lembut nan eksotis dengan debur ombak yang nyaris tidak terdengar (menurut penuturan masyarakat sekitar, angin di kawasan ini lebih dominan bertiup dari daratan pegunungan/perbukitan ke arah laut.

Sehingga menyebabkan ombak di pantai sangat tenang), seperti Pantai Batakan, Pantai Batakan Baru dan Pantai Tanjung Dewa, daratan Panyipatan seperti kawasan lain di Kalimantan Selatan, juga mempunyai kawasan rawa dalam yang menjadi habitat dari berbagai ikan air tawar dengan nilai ekonomi tinggi seperti haruan atau gabus (Channa striata ), papuyu atau betik/betok (Anabas testudineus ) dan lain-lainnya. Untuk informasi ini, Insha Allah akan saya tulis secara terpisah di artikel berbeda ya!

 Tidak hanya itu, ini yang sangat menarik! 

Panyipatan yang menjadi titik ujung jalur rangkaian pegunungan Meratus yang membentang dari wilayah selatan hingga utara Pulau Kalimantan, mempunyai banyak bukit dan perbukitan (disini disebut sebagai gunung) hijau dengan ketinggian bervariasi yang pastinya mempunyai view cantik luar biasa.  Tertarik?

Jalan Raya Beraspal Mulus dan Sepi  Di Tengah Kerimbunan Hutan Kalimantan| @kaekaha
Jalan Raya Beraspal Mulus dan Sepi  Di Tengah Kerimbunan Hutan Kalimantan| @kaekaha

Menjelajah Banua Hujung Tanah

Untuk menjelajahi kawasan paling selatan dari Pulau Kalimantan yang berjarak sekitar 110 km dari Kota 1000 Sungai ini kita bisa menggunakan semua moda transportasi darat bermotor. Menariknya, selain bisa menikmati infrastruktur jalan beraspal hotmix nan mulus dari ujung-ke ujung, disepanjang perjalanan kita juga akan disuguhi keunikan dan kekhasan fragmentasi alam Kalimantan Selatan.

Perjalanan dari Kota Banjarmasin menuju ke Kota Pelaihari yang berjarak sekitar 60 km, kita akan banyak disuguhi ekosistem lahan rawa dataran rendah berupa padang ilalang dan hutan pohon galam/gelam (Melaleuca cajuputi)  yang merupakan habitat beragam biota air tawar.

Baca juga  :  Singgah di "Kampung Jagung Manis" Bati-Bati, Tanah Laut

 Ada beberapa destinasi wisata yang bisa disinggahi dalam perjalanan ini, seperti kawasan sentra jagung manis Bati-Bati, habitat kerbau rawa di Desa Banua Raya, Kawasan Gunung Keramaian, Gunung Kahyangan dan banyak lagi yang lainnya, terlebih di seputaran Kota Pelaihari sendiri.

Sekedar informasi, istilah "gunung" disini merujuk pada pemahaman masyarakat Kalimantan Selatan secara umum yang biasa menyebut bukit dan perbukitan yang ketinggiannya hanya setara ratusan meter saja, bahkan mungkin tidak sampai.

Perkebunan Sawit di Kiri dan Kanan Jalan | @kaekaha
Perkebunan Sawit di Kiri dan Kanan Jalan | @kaekaha

Selepas dari Kota Pelaihari, untuk menuju kawasan Panyipatan kita akan melewati jalur jalan raya beraspal mulus, naik turun bukit dengan view hutan dan perkebunan rakyat yang hijau segar.

Meskipun kontur naik turunnya jalanan tidak terlalu ekstrem, sepinya lalu lintas dan mulusnya jalanan yang dilewati jangan sampai membuat kita terlena untuk menginjak pedal gas dalam-dalam, selain berbahaya apalagi memasuki kemarau basah seperti saat ini, pemandangan disepanjang jalan yang menawan sayang untuk dilewatkan.

img-20200920-121155-1-lg-1500-5f6ed7f2d541df63d078d592.jpg
img-20200920-121155-1-lg-1500-5f6ed7f2d541df63d078d592.jpg

Disepanjang jalan, selain beberapa kali bertemu dengan perkampungan yang sebagian sepertinya merupakan kampung transmigrasi dari Pulau Jawa, kita juga akan bertemu dengan kawasan hutan dan juga lahan pertanian, peternakan dan beberapa jenis perkebunan rakyat.

Karena menjadi salah satu daerah tujuan transmigrasi terbesar di Pulau Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan, Kabupaten Tanah laut juga dikenal sebagai salah satu daerah dengan penduduk dari Pulau Jawa terbanyak di Kalimantan Selatan.

Tidak heran jika berada di pedalaman Kabupaten paling Selatan di Pulau Kalimantan Selatan ini justeru serasa berada di kampung-kampung di Jawa Tengah atau Jawa Timur. Penasaran ya?

Baca Juga :   Mengenal Entitas Budaya "Jawa Gambut" di Kalimantan Selatan 

Tidak hanya tatakapung-nya yang lebih mirip kampung-kampung di Jawa, seni tradisi dan budaya yang berkembang di daerah ini juga lebih dekat dengan tradisi budaya Jawa, seperti bahasa ibu yang dipakai, juga beragam seni dan tradisi yang masih berkembang. 

Uniknya, banyak diantara mereka yang lahir dan besar di "Bumi Tuntung Pandang" julukan Kabupaten Tanah Laut dan belum pernah sekalipun menginjak tanah leluhur mereka di Pulau Jawa. Mereka inilah yang di Kalimantan Selatan biasa di sebut sebagai entitas Jawa Gambut

Perkebunan Karet di Sisi Kiri dan Kanan Jalan | @kaekaha
Perkebunan Karet di Sisi Kiri dan Kanan Jalan | @kaekaha

Untuk lahan pertanian, karena sekarang telah memasuki masa pasca panen untuk tanaman padi dan sebagian palawija, lahan terbuka yang mulai ditumbuhi rerumputan layaknya padang savana tersebut menjadi ladang penggembalaan ratusan bahkan mungkin ribuan sapi berbagai jenis dan ukuran.

Jadi untuk saat ini, jika menjelajah ke kawasan banua hujung tanah ini kita tidak akan menyaksikan hijaunnya hamparan padi di kiri kanan jalan.

Tapai jangan kuatir, setidaknya ada beberapa jenis perkebunan rakyat dengan gradasi warna ijo royo-royo alias hijau menyegarkan yang tetap akan menyejukkan pandangan mata dan juga hati di sepanjang perjalanan menuju titik paling selatan Pulau Kalimantan ini, seperti perkebunan kelapa sawit, karet dan sawo dan banyak lagi yang lainnya.

Kakak Nisa dan Dede' Abu Bakar Main di Pantai Batakan| @kaekaha
Kakak Nisa dan Dede' Abu Bakar Main di Pantai Batakan| @kaekaha

Diujung perjalanan, kita akan dimanjakan oleh landscape indah pantai-pantai selatan Pulau Kalimantan yang langsung menghadap ke Laut Jawa, khususnya pantai legendaris yang menjadi destinasi wisata pantai paling populer bagi sebagian besar masyarakat Kalimanatn Selatan, yaitu Pantai Batakan dan Pantai Batakan Baru.

Keunikan spesifik pantai-pantai ini, selain dikelilingi perbukitan dengan pepohonan pinus (Pinus merkusii ) nan hijau, pantai landainya yang berombak tenang, bahkan saking tenangnya nyaris tidak terdengar riaknya, juga ditumbuhi pohon cemara yang meneduhkan bagi pengunjung yang berlibur menikmati titik paling selatan Pulau Kalimantan.

Salam dari Kota 1000 Sungai,  Banjarmasin nan  Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun