Ada beberapa destinasi wisata yang bisa disinggahi dalam perjalanan ini, seperti kawasan sentra jagung manis Bati-Bati, habitat kerbau rawa di Desa Banua Raya, Kawasan Gunung Keramaian, Gunung Kahyangan dan banyak lagi yang lainnya, terlebih di seputaran Kota Pelaihari sendiri.
Sekedar informasi, istilah "gunung" disini merujuk pada pemahaman masyarakat Kalimantan Selatan secara umum yang biasa menyebut bukit dan perbukitan yang ketinggiannya hanya setara ratusan meter saja, bahkan mungkin tidak sampai.
Selepas dari Kota Pelaihari, untuk menuju kawasan Panyipatan kita akan melewati jalur jalan raya beraspal mulus, naik turun bukit dengan view hutan dan perkebunan rakyat yang hijau segar.
Meskipun kontur naik turunnya jalanan tidak terlalu ekstrem, sepinya lalu lintas dan mulusnya jalanan yang dilewati jangan sampai membuat kita terlena untuk menginjak pedal gas dalam-dalam, selain berbahaya apalagi memasuki kemarau basah seperti saat ini, pemandangan disepanjang jalan yang menawan sayang untuk dilewatkan.
Disepanjang jalan, selain beberapa kali bertemu dengan perkampungan yang sebagian sepertinya merupakan kampung transmigrasi dari Pulau Jawa, kita juga akan bertemu dengan kawasan hutan dan juga lahan pertanian, peternakan dan beberapa jenis perkebunan rakyat.
Karena menjadi salah satu daerah tujuan transmigrasi terbesar di Pulau Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan, Kabupaten Tanah laut juga dikenal sebagai salah satu daerah dengan penduduk dari Pulau Jawa terbanyak di Kalimantan Selatan.
Tidak heran jika berada di pedalaman Kabupaten paling Selatan di Pulau Kalimantan Selatan ini justeru serasa berada di kampung-kampung di Jawa Tengah atau Jawa Timur. Penasaran ya?
Baca Juga : Â Mengenal Entitas Budaya "Jawa Gambut" di Kalimantan SelatanÂ
Tidak hanya tatakapung-nya yang lebih mirip kampung-kampung di Jawa, seni tradisi dan budaya yang berkembang di daerah ini juga lebih dekat dengan tradisi budaya Jawa, seperti bahasa ibu yang dipakai, juga beragam seni dan tradisi yang masih berkembang.Â