Tampilan asli olahan daging merah masak habang yang kemerahan pekat, memberi kesan pedas, padahal olahan  masak Habang ini justru cenderung bercitarasa manis gurih karena keberadaan gula merah khas dari Barabai, Huku Sungai Tengah yang wajib ada dalam line up bumbu-bumbu yang harus tersedia.
Dalam tradisi kuliner urang Banjar, olahan bumbu masak habang ini selain isian daging merah bisa juga dipadupadankan dengan berbagai bahan lauk lainnya, seperti hintalu atau telur, ikan haruan atau gabus dan papuyu atau ikan betik, juga tahu dan tempe yang sejauh ini menjadi teman paling cocok untuk nasi kuning khas Banjar, menu sarapan andalan urang Banjar di pagi hari.
Baca Juga:Â Nasi Kuning Dendeng Rusa, Khas Banjarmasin
Khusus untuk olahan masak Habang dengan isian daging merah, apalagi yang masih segar dalam keseharian masyarakat Banjar masih kalah populer dengan masak Habang isian ikan haruan atau isian Hintalu itik yang sejak dulu telah menjadi menu harian masyarakat Banjar.
Hal ini sangat relevan, mengingat masyarakat Banjar secara budaya pasti lebih dekat dengan ikan dan itik yang "satu habitat", ketimbang dengan sapi, sehingga dalam perjalanannya semua produk kuliner berbahan dari daging sapi tidak termasuk bahan makanan utama atau populer bagi masyarakat Banjar.
Selain itu, distribusi dan fluktuasi harga daging di pasar Banjarmasin yang "tidak menentu", sejauh ini juga tidak sejalan dengan pola hidup atau gaya hidup urang Banjar yang kada mau bangalih-ngalih alias tidak mau repot!
Makanya, kalau Anda ke Banjarmasin jangan harap menemukan jenis kuliner khas daerah yang berbahan dasar utama daging (sapi) dan kerabatnya, kecuali kuliner "daging merah masak Habang"
Baca Juga:Â Icip-icip Katupat Kandangan di Warung Kaum, Banjarmasin
Tapi semua akan berbeda jika Lebaran Haji tiba! Masyarakat Banjar dalam beberapa hari akan rehat dulu mengkonsumsi berbagai jenis ikan-ikanan yang menjadi makanan kesukaan untuk beralih pada berbagai menu berbahan dasar daging merah dan yang paling khas apalagi kalau bukan daging merah masak Habang.
Inilah siklus alamiah yang menurut saya termasuk kearifan lokal yang turut menjaga harmoni kesehatan masyarakat Banjar, karena bagaimanapun daging merah tetap mempunyai tingkat kolesterol serta lemak jenuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan, makanan sehat bernutrisi konsumsi sehari-hari urang Banjar.