Kalau pertanyaan terkait nama dan jenis tanaman anggreknya, jelas saya tidak begitu tahu jawaban detailnya. Kalau untuk pertanyaan kedua, terkait kehidupan tanaman epifit yang menempel pada inang sih Insha Allah tidak menggangu tanaman inangnya. Sebagian besar mereka bertanya, kalau di tempelkan di pohon Mangga apakah pohon mangganya tetap bisa berbuah secara normal? Jawaban saya.. Insha Allah! he... he... he....
Alhamdulillah setelah hampir setahun, kedua tanaman ini tidak hanya sekedar semakin membesar dan menghijau, tapi ternyata juga beranak pinak menjadi banyak. Bahkan yang membuat saya heran adalah munculnya tanaman epifit paku-pakuan liar yang ikut tumbuh di dalam rumpun.
Alhamdulillah, sekarang saya mendapatkan banyak manfaat dari kreasi “hutan dalam pohon” di depan rumah.
Selain menambah pasokan O2 yang baik untuk kesehatan warga di lingkungan tempat tinggal saya (meskipun saat ini mungkin belum signifikan), rumpun hijau segar di bagian batang pohon ketapang dan munculnya bunga-bunga warna-warni dari 5 jenis anggrek berbeda yang tertempel disitu ternyata selain bikin adem dan meneduhkan di mata dan fikiran juga menginspirasi banyak tetangga saya untuk membuat kreasi yang sama.
Sejak saat itu, beberapa tetangga bahkan orang yang lewat di depan rumah mulai ada yang meminta batang anggrek untuk ditempel di pohon peneduh di rumah masing-masing dan sejak saya membaca tren positif dari konsep “hutan dalam pohon” yang saya ujicoba, saya juga mulai mempersiapkan pembibitan untuk memperbanyak tanaman, terutama untuk anggrek karena relatif paling mudah dibanding jenis paku-Pakuan yang lain.
Untuk keperluan pembibitan, saya memanfaatkan batang-batang tua anggrek yang sudah berbunga dan tidak produktif lagi yang biasanya ditandai dengan mulai tumbuhnya perakaran di pangkal batang dengan cara dipotong. Batang-batang hasil pemangkasan ini saya taruh di media tanam tertentu, agar bisa muncul tunas. Inilah yang biasa saya berikan kepada tetangga-tetangga. Alhamdulillah bisa bersedekah....
Selain untuk pembibitan, ternyata pemotongan secara berkala pada batang-batang anggrek tua ini juga bermanfaat untuk merangsang tumbuhnya tunas muda yang kelak akan mengeluarkan bunga, sekaligus untuk mengurangi populasi batang tua yang semakin membengkak sehingga mengurangi eksotika “hutan dalam pohon”.
Eh, ada lagi yang semakin membuat hati saya sekarang lebih berbunga-bunga demi melihat “hutan dalam pohon” di depan rumah saya tersebut, yaitu mulai hadirnya burung-burung di pohon ketapang tersebut, jika awalnya hanya singgah dan ngoceh sebentar menjelang fajar subuh, lama kelamaan kawanan burung kutilang itu secara reguler mulai sering bercengkerama dengan sesamanya di dahan-dahan pepohonan di depan rumah dan beberapa milik tetangga.
Bahkan beberapa diantaranya sampai ada yang mebuat sarang untuk tempat tinggal di rumpun tanaman simbar menjangan yang terlihat hijau menyegarkan mata.