Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kisah Hijau “Hutan dalam Pohon” di Tengah Teriknya Panas Kota Tua Banjarmasin

6 Agustus 2019   21:14 Diperbarui: 22 Juli 2020   16:00 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggrek pohon, Simbar Menjangan dan Paku-Pakuan (dokpri)

Susah membedakan daratan dan perairan di Banjarmasin (dokpri)
Susah membedakan daratan dan perairan di Banjarmasin (dokpri)

Kok bisa!?

Begini logikanya! Berbeda dengan daratan yang cepat menyerap panas dan cepat melepas panas, sifat air sebaliknya, lambat menyerap panas dan lambat pula melepas panas. Ini yang terjadi di Banjarmasin. 

Jadi, stabilnya panas suhu udara di Kota Banjarmasin pada siang hari dipicu oleh dua sumber panas sekaligus, yaitu sinar matahari yang tidak terfilter oleh tutupan pepohonan dan pelepasan panas secara perlahan oleh air yang menggenangi sebagian besar daratan Kota Banjarmasin (logika mudahnya, Kota Banjarmasin seperti berada di atas bejana perebus air yang direbus di tempat terbuka di siang hari bolong! Kebayang kan gimana rasanya... he... he... he...!).

Puncak pelepasan panas dari perairan darat ini akan terjadi ketika matahari mulai menghilang atau ketika malam mulai tiba. Jadi jangan dikira bila malam hari datang suhu udara Kota Banjarmasin serta merta akan ikut turun! Yang terjadi Justru sebaliknya, semakin gerah dan pengap.

Selain itu, minimnya tegakkan vegetasi tanaman hijau karena keterbatasan lahan dan rendahnya kepedulian masyarakat akan pentingnya tanaman hijau sebagai produsen udara segar yang sangat diperlukan makhluk hidup, ditengarai juga berperan memperlambat turunnya suhu panas daratan Kota Banjarmasin.

Termasuk juga luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Banjarmasin yang masih belum bisa memenuhi amanat UU No.26 tahun 2007, khususnya pasal 29 yaitu 30% dari total luas wilayah.

Hutan dalam Pohon model curah (dokpri)
Hutan dalam Pohon model curah (dokpri)
Kesegaran hijau daun dari pepohonan tidak hanya meneduhkan dan menyejukkan mata saja, tapi juga berfungsi sebagai penyerap CO2 sekaligus produsen O2 plus sebagai filter dari tajamnya tusukan sinar matahari langsung di siang hari yang terkadang bisa sampai menusuk tulang! ...he...he... Hiperbol ya...

Itulah realita Pulau Kalimantan kita dan Kota Banjarmasin kita, Kota 1000 Sungai yang memang panas dan lembab, apalagi pas masuk bulan kemarau seperti saat ini, siang panasnya menggigit, sampai menjelang tengah malam biasanya panas dan gerah, tapi setelahnya sampai menjelang matahari terbit ganti dinginnya cuaca yang menggigit.

Hutan dalam Pohon, mix model (dokpri)
Hutan dalam Pohon, mix model (dokpri)
Cara Sederhana Menghijaukan Lingkungan 
Bertolak dari fragmentasi "panas" ala Kota 1000 Sungai seperti diatas plus berbagai kendala lingkungannya untuk menghijaukan kota, memancing munculnya ide-ide segar untuk menyegarkan kota dari berbagai kalangan.

Salah satunya adalah cara sederhana yang mulai saya kembangkan secara mandiri di lingkungan Komplek tempat tinggal kami, yaitu kreasi “hutan dalam pohon”. Sekali lagi, hutan dalam pohon” bukan sebaliknya ya! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun