Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inspirasi di Balik Berdirinya Markas Besar PBB "Bungas" di Banjarmasin

1 Desember 2018   09:20 Diperbarui: 1 Desember 2018   10:12 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaligrafi Kufi. Ada yang bisa membaca? (Foto : @pernikbanua)


Dari sinilah, saya berpikir keras bagaimana caranya untuk memberikan sebuah wacana segar mengisi kekosongan aktifitas kreatif anak-anak saya dengan cara yang menyenangkan dan menghibur, sekaligus mencoba membangun kerangka berproses kreatif yang bisa memberi manfaat ekonomis untuk keluarga dan tentunya untuk cita-cita besar saya untuk terus melakukan campaign project“memasyarakatkan pentingnya tes buta warna sejak dini kepada seluruh masyarakat Indonesia”. Inilah kisah besar kedua yang menjadi pemicu lahirnya PBB “Bungas”

Aktifitas Belajar Kreatif Anak-anak di Mabes PBB
Aktifitas Belajar Kreatif Anak-anak di Mabes PBB
Kerajinan tangan berbahan dasar plywood atau triplek dahulu sangat populer bagi murid-murid SD-SMP di era tahun 80-90an. Dari limbah triplek bekas bangunan, biasanya anak-anak SD diajari membuat aneka bentuk hiasan cantik seperti miniatur kereta kencana, binatang ternak, becak, masjid, sepeda, mobil-mobilan, kap lampu, asbak, wadah telur dan yang lainnya.

Pada era itu, sebenarnya tidak hanya kerajinan  tangan dari bahan triplek saja yang populer, tapi juga berbagai bentuk kerajinan tangan lainnya juga sulak atau kemoceng dari bahan bulu ayam jago atau dari bahan tali rafia/rumput Jepang, terus ada juga keset dari bahan sabut kelapa atau dari alas kaki alias sandal jepit bekas, Pigura dan aneka mainan padat hasil cetakan dari bahan campuran semen dan lilin cair. Sangat menakjubkan!

Kehadiran pelajaran keterampilan saat duduk di bangku SD-SMP bahkan SMA yang sarat dengan proses kreatif, terbukti bermanfaat untuk membangun daya imajinasi  sekaligus merangsang proses kreatif sejak dini, membuka wacana wirausaha, mengasah keterampilan berkomunikasi, melatih berjiwa besar, memupuk kepekaan sosial dan bertoleransi. Terlebih, ketika tugas praktik membuat berbagai kerajinan diatas lebih sering dibebankan secara berkelompok. 

Kerinduan pada suasana hangat yang penuh dengan keakraban, kepedulian dan kebersamaan yang benar-benar natural ditambah dengan potensi besar produk kerajinan dari triplek untuk mendapatkan ceruk pasar potensial menjadi alasan ketiga saya membidani lahirnya Markas Besar PBB "Bungas".


Kisah Kolaboraksi Dahsyat @pernikbanua dengan JNE
Sabtu pagi, 6 Mei 2017  ada pesan masuk melalui aplikasi WA saya dari seorang ibu yang mengaku berasal dari Kota Padang Sumatera Barat. Setelah saling menyapa dan menyampaikan maksud, ternyata beliau tertarik dengan salah satu produk kreatif dari @pernikbanua produksi kami, yaitu kupu-kupu berbentuk puzzle 3 Dimensi berikut harga jual per-piece nya. Hanya saja, puzzle kupu-kupu 3D itu harus sudah mendarat di meja kantor beliau di Padang paling lambat pada Selasa pagi, 9 Mei 2017. 

"Karena, siang harinya akan dipakai", Kata beliau.

Mau tidak mau orderan tetap harus saya ambil, sekalian promosi untuk Sumatera Barat dan sekitarnya pikir saya. Urusan  pengiriman dipikir sambil jalan saja, kalau perlu harus ngerayu ekspedisi langganan agar semuanya beres! 

Kupu-kupu yang Siap Terbang ke Padang (Foto : @pernikbanua)
Kupu-kupu yang Siap Terbang ke Padang (Foto : @pernikbanua)
Untuk proses produksi memang tidak masalah, karena untuk membuat 1 set puzzle kupu-kupu 3D hanya membutuhkan waktu setengah hari saja. Hanya saja, untuk urusan pengiriman 1 hari sampai ke Kota Padang, ternyata benar-benar tidak seperti yang saya harapkan. 

Senin pagi, hampir seluruh kantor ekspedisi "ternama" di Banjarmasin saya datangi. Semuanya angkat tangan dan menyerah, termasuk beberapa perusahaan expedisi terkenal  yang salah satunya merupakan langganan saya sebelumnya. Alasan mereka macam-macam, waktunya terlalu mepet, armada nggak bisa langsung karena Padang tidak termasuk Kota tujuan utama, Armada harus transit dulu ke Jakarta dan banyak lagi alasan lainnya.  

Kaligrafi Kufi. Ada yang bisa membaca? (Foto : @pernikbanua)
Kaligrafi Kufi. Ada yang bisa membaca? (Foto : @pernikbanua)
Lucu! Padahal iklan layanan delivery mereka yang katanya sanggup melayani pengiriman 1 hari sampai ke tempat tujuan ke seluruh pelosok Indonesia, sampai saat ini masih saja wira-wiri di berbagai media! Jadi geli sendiri kalau melihatnya...he...he...he...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun