Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bapukung, Tradisi Tua Meninabobokan Bayi Khas Suku Banjar

2 Oktober 2018   12:28 Diperbarui: 2 Oktober 2018   17:02 4943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayi bapukung (Foto : @cahyadi bastian)

Kedua, setelah ayunan siap. Masukkan bayi dalam ayunan dengan posisi berbaring. Sambil menahan bayi dengan kedua lututnya, ibu mendudukkan bayi dalam ayunan, kedua tangan bayi didekapkan di dadanya dan kedua kakinya diluruskan.

Lalu ibu mengikat bayi dengan sebuah selendang atau tapih bahalai lain, mulai dari punggung hingga lehernya sambil membetulkan posisi telinga bayi yang terlipat.

Ikatan ini harus terukur dengan baik! Tidak terlalu kuat agar bayi tetap bisa bernafas seperti biasa dan tidak terlalu longgar agar bayi tidak jatuh dari ayunan. Mungkin ukuran kekuatannya seperti saat memasang bedong bayi yang fungsinya kurang lebih juga sama untuk membatasi gerak bayi.

Setelah itu, ayun bayi dalam pukungan secara perlahan-lahan secara kontinyu dan stabil. Dijamin lambat laun, bayi yang rewel sekalipun perlahan-lahan juga akan tertidur pulas.

Bagaimana, berminat mencobanya?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun