Konsekuensinya, untuk keperluan beribadah sholat 5 waktu berjamaah di lingkungan istana, akhirnya Sultan Suriansyah mendirikan masjid pertama di tanah Kalimantan dengan referensi model, bentuk dan gaya arsitektur dari masjid Agung Demak yang diperkenalkan oleh Khatib Dayyan. Masjid itulah yang sekarang kita kenal dengan nama Masjid Sultan Suriansyah.
Baca juga : Bapukung, Tradisi Tua Meninabobokan Bayi Khas Suku Banjar
Meskipun dibangun dengan referensi dari Masjid Agung Demak, tapi karena adanya perbedaan alam, adat istiadat dan budaya menjadikan arsitektur Masjid Sultan Suriansyah layaknya hasil “perkawinan” antara budaya Jawa dan Banjar, sehingga di beberapa bagian memunculkan perbedaan yang signifikan dengan induknya, Masjid Agung Demak.
Meskipun telah mengalami pemugaran beberapa kali, keaslian struktur dasar bangunan masjid yang berdiri di area lahan seluas 30 x 25 meter dengan ukuran 15,5 x 15,7 meter dan tinggi 10 meter ini, masih terjaga sampai sekarang. Begitu juga konstruksi bangunan fisik yang secara keseluruhan terbuat dari kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) atau juga dikenal dengan sebutan kayu besi yang terkenal kuat dan kokoh mulai dari atap (sirap), dinding, pintu, jendela sampai lantai semuanya masih tetap utuh terjaga sampai sekarang.
Baca juga : Kegundahan di Balik Nikmatnya Nasi Kuning Dendeng Rusa, Khas Banjarmasin
Arsitektur Masjid Sultan Suriansyah sebagaimana bangunan-bangunan kuno bersejarah lainnya, juga mempunyai sisi unik berupa simbol-simbol filosofis tertentu pada detil-detil bangunannya.
Contoh yang paling mudah dilihat adalah jumlah pintu masjid yang totalnya ada 17 buah dan uniknya,
masing-masing pintu itu mempunyai nama sendiri-sendiri, layaknya dua masjid besar di tanah suci, Masjidil Haram di Makkah dan Masjidil Nabawi di Madinah.
Dibagian dalam Masjid Sultan Suriansyah, interiornya tidak jauh berbeda dengan masjid kebanyakan. Bedanya, dalam mihrab terdapat sebuah mimbar tua peninggalan Sultan Suriansyah yang terbuat dari kayu ulin yang bagian atasnya terdapat ornamen berupa pelengkung/lengkungan berhias kaligrafi arab yang berbunyi "Allah Muhammadarasulullah".