Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengenal Walloons dan Flemish, Pilar Penyangga Timnas Belgia

14 Juli 2018   23:20 Diperbarui: 3 Agustus 2018   13:18 2521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantas bagaimana dengan Timnas Sepak Bola Belgia!? Kalau melihat wajah-wajah yang mengisi squad Belgia di Piala Dunia 2018 yang "warna-warni" alias multi ras sepertinya tidak jauh berbeda dengan induknya! Atau jangan-jangan jauh lebih warna-warni lagi, komunitas imajinernya!? Waduuuh...!

Seperti kita ketahui, sebenarnya negara Belgia tidak hanya berisi orang Walloons  dan orang Flemish saja, begitu juga di tim nasional Belgia.

Seperti halnya beberapa negara eropa lainnya, sejak lama Belgia dikenal sebagai rumah bagi imigran dari berbagai negara baik eropa sendiri seperti Jerman dan Italia, juga negara Afrika yang sebagian besar merupakan bekas jajahannya seperti, Maroko, Kongo, serta Mali. Para imigran inilah yang pada gilirannya ikut mewarnai tim nasional Belgia bersama-sama dengan orang Walloons dan Flemish.

Erick Gerets (Foto : worldfootball.net)
Erick Gerets (Foto : worldfootball.net)
Dulu, pada era 1980-an dan 1990-an, Timnas Belgia mempunyai nama-nama besar seperti Eric Gerets (bek legenda PSV Eindhoven), Paul van Himst, Jan Ceulemans, Jan Vertonghen, sampai Jean-Marie Pfaff, mereka merupakan orang-orang Flemish dari Flanders  yang saat itu bahu-membahu membela Timnas Belgia bersama-sama dengan anak-anak imigran seperti Enzo Scifo yang merupakan keturunan imigran asal Italia.

Saat ini,  di Tim Nasional Belgia yang berhasil meraih posisi ke-3 Piala Dunia setelah mengalahkan Inggris, juga dihuni oleh beberapa orang Walloons seperti  Eden Hazard, Thibaut Courtois, Simon Mignolet dan Thomas Meunier. Sedangkan orang-orang Flemish antara lain Kevin de Bruyne, Jan Vertonghen, dan Dries Mertens.

Selain itu, Tim Nasional Belgia juga diperkuat oleh pemain-pemain hebat keturunan dari para imigran seperti Yannick Carrasco (Portugal), Adnan Januzaj (Albania-Kosovo), Romelu Lukaku, Jordan Lukaku, Youri Tielemans, Michy Batshuayi, Dedryck Boyata dan Vincent Kompany (Kongo), Mousa Dembele (Mali), Axel Witsel (Karibia) serta duo penentu kemenangan Belgia atas Jepang di babak enambelas besar, Marouane Fellaini dan Nacer Chadli (Maroko).

Romelu Lukaku (Foto : www.pulse.ng)
Romelu Lukaku (Foto : www.pulse.ng)
Inilah Belgia. Bagi orang-orang Flemish dan Walloons, Timnas Belgia merupakan bagian dari sebuah "kompromi". Sedangkan, bagi para keturunan imigran, Timnas merupakan pengakuan bagi ke-Belgia-an  mereka.

Sayangnya, Tim nasional Belgia yang dibangun dari kombinasi tiga pilar Flemish, Walloons dan imigran ini justeru menjadi dualisme kepentingan, masing-masing pemain dan ataupun tim secara keseluruhan menjadi titik harapan dan tekanan ditempatkan.

Jika mampu berprestasi, baik dalam posisi personal maupun tim maka identitas ke-Belgia-an itu akan menemukan tempat untuk bernaung sekaligus berlindung. Begitu juga sebaliknya, jika tim dalam posisi sulit, maka para pemain akan menjadi sasaran tembak yang empuk.

Contohnya, terjadi pada 2007 ketika seorang politisi Flemish meminta Timnas Belgia dibubarkan dan digantikan dengan Timnas Flanders dan Walloons.


Sedangkan yang terbaru dan relatif masih hangat adalah curhatan Romelu Lukaku kepada media internasional yang mengaku tidak dihargai oleh masyarakat dan media Belgia. Ketika dirinya sukses menjadi salah satu striker level dunia. "Koran-koran menyebut saya sebagai "Romelu Lukaku, Striker Belgia", tapi ketika performanya menurun mereka memanggilku dengan sebutan "Romelu Lukaku, Striker Belgia keturunan Kongo".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun