Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tekad Kota Banjarmasin, Membangun Infrastruktur Ramah Lingkungan, Berbasis (Budaya) Sungai

29 Juni 2016   01:56 Diperbarui: 29 Juni 2016   02:24 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Sultan Suriansyah dan dermaga sungai diseberangnya

Jembatan gantung Tandipah, infrastruktur penting penunjang pembangunan
Jembatan gantung Tandipah, infrastruktur penting penunjang pembangunan
Akhirnya keputusan besar pemerintah Kota Banjamasin untuk bersikap ksatria dengan mengembalikan arah pembangunan kota berikut infrastruktur yang berbasis (budaya) sungai, merupakan sebuah pilihan cerdas dan relisitis. Sebagai tindak lanjut sekaligus bukti keseriusan memperhatikan sungai, Pemko Banjarmasin membentuk  lembaga pemerintahan baru setingkat kedinasan yang secara khusus mengurusi sungai yaitu Dinas Pengelolaan Sungai dan drainase. 

Sejak dibentuk, Dinas Pengelolaan Sungai dan Drainase ini, langsung bekerja ekstra keras untuk sesegera mungkin mengembalikan fungsi teknis dan estetis sungai di Banjarmasin. Berikut beberapa tahapan strategis yang telah dilakukan,

1. Inventarisasi Ulang dan Labelisasi 

Salah satu langkah riilnya adalah dengan melakukan inventarisasi ulang semua sungai yang mengalir di Kota Banjarmasin sekaligus melakukan labelisasi di tempat terbuka yang mudah diakses dengan tujuan sebagai media informasi, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, agar mengenali dan menyadari kembali keberadaan sungai-sungai disekitarnya, sehingga diharapkan akan tumbuh kembali rasa memiliki masyarakat terhadap sungai . Tak kenal maka tak sayang! Mungkin prinsip ini yang pakai oleh Dinas Pengelolaan Sungai dan Drainase.

Labelisasi Sungai penting untuk sosialisasi
Labelisasi Sungai penting untuk sosialisasi

2. Revitalisasi dan Normalisasi

Setelah tahapan inventarisasi dan labelisasi, langkah berikutnya adalah proses revitalisasi dan normalisasi. Tahapan ini dilakukan dengan mempertimbangkan skala prioritas yang dirumuskan berdasar skala kebutuhan. Tahapan ini merupakan  tahapan yang paling berat dan bersiko tinggi. Selain menguras banyak tenaga dan dana, tugas me-revitalisasi sungai ini banyak diantaranya yang harus bersentuhan dengan hukum dan masyarakatnya sendiri. Karena untuk merevitalisasi sungai, pemko Banjarmasin harus membebaskan sungai dari bangunan dalam bentuk apapun, sedangkan lahan di sekitar sungai umumnya terlanjur dikuasai oleh masyarakat, sebagai akibat dari kecerobohan pemerintahan masa silam yang melakukan pembiaran dan pengabaian aktifitas masyarakat di sekitar sungai.

Rambu lalulintas sungai, salah satu program revitalisasi sungai di Banjarmasin
Rambu lalulintas sungai, salah satu program revitalisasi sungai di Banjarmasin
Setelah pembebasan lahan sekitar sungai berhasil,  maka upaya normalisasi fungsi sungai mulai dilakukan dengan mengeruk sungai. Samapai saat ini sudah puluhan sungai yang telah dilakukan normalisasi fungsi dan estetisnya. Selain itu, untuk lebih memperkuat dukungan dan keterlibatan masyarakat dalam menjaga eksistensi sungai, Dinas Pengelolaan Sungai dan drainase juga membentuk sebuah organisasi masyarakat bernama Melingai (Masyarakat peduli Sungai) sebagai wadah bagi semua masyarakat Kota Banjarmasin yang bersimpati dan peduli terhadap kelestarian sungai di Banjarmasin.

3. Pembangunan Fasilitas Pendukung

Sejak lima tahun terakhir, pembangunan fisik infrastruktur pendukung bagi proyeksi pemanfaatan ekologi sungai sebagai ruang terbuka hijau sekaligus wahana rekreasi, konservasi dan pendidikan bagi masyarakat Kota Banjarmasin terus digenjot secara simultan. Pada tahap awal, titik konsentrasi pembangunan fisik berupa siring berikut fasilitas taman dilakukan di tepian sungai Martapura di depan Kantor Gubernur lama di Jalan Jendral Sudirman dan di seberang sungai di jalan Piere Tendean. Khusus di jalan Pieree Tendean, di lokasi ini juga dibangun taman dan menara pandang yang bisa dimanfaatkan wisatawan untuk melihat landscape Kota Banjarmasin dari ketinggian sekitar 23 meter, selain itu di menara pandang juga menjadi sentra bagi UKM khusus oleh-oleh dan cindera mata khas Banjarmasin. Bangunan menara pandang ini melengkapi dua destinasi rumah adat Banjar yang berusia hampir seratus tahun, yaitu rumah anno 1925 dan tipe rumah banjar lainnya yang lebih kecil di sebelahnya.

Infrastruktur siring tendean, ruang rekreasi, konservasi dan pendidikan
Infrastruktur siring tendean, ruang rekreasi, konservasi dan pendidikan
Konsep Pembangunan Infrastruktur Indonesia Sentris dan Aplikasinya Di Banjarmasin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun