Mohon tunggu...
Kadita Anggriani
Kadita Anggriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

geografi satu korsa abadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Antara PDRB Usaha dan Pertumbuhan Ekonomi dengan Dinamika Jumlah Penduduk

13 Oktober 2024   21:27 Diperbarui: 13 Oktober 2024   22:01 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting dalam menilai kemajuan suatu daerah. Di Kota Medan, sebagai salah satu pusat ekonomi di Sumatera Utara, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) memainkan peranan kunci dalam mencerminkan dinamika perekonomian.

 PDRB mencerminkan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu daerah selama periode tertentu, sehingga peningkatan PDRB dapat menunjukkan adanya pertumbuhan sektor-sektor ekonomi yang berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat.

PDRB yaitu jumlah nilai tambah barang dan jasa yang diperoleh dari berbagai aktivitas ekonomi pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Ada tiga pendekatan yang digunakan untuk menghitung PDRB yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, serta pendekatan pengeluaran.

 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku disusun berdasarkan harga yang berlaku di periode perhitungan, dan bertujuan untuk mengetahui struktur perekonomian. Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, dinamika jumlah penduduk di Kota Medan juga menjadi faktor penting dalam menganalisis pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat dapat memberikan peluang sekaligus tantangan bagi perekonomian. 

Di satu sisi, pertumbuhan penduduk dapat meningkatkan permintaan barang dan jasa, tetapi di sisi lain, jika tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja yang memadai, dapat menyebabkan masalah sosial dan ekonomi, seperti pengangguran dan kemiskinan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara PDRB lapangan usaha dan pertumbuhan ekonomi dengan dinamika jumlah penduduk di Kota Medan. Dengan memahami hubungan ini, diharapkan dapat diperoleh wawasan yang lebih baik mengenai bagaimana perekonomian daerah beradaptasi terhadap perubahan demografis dan sebaliknya.

PDRB digolongkan menjadi tujuh belas lapangan usaha yaitu, (1) lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, (2) lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian, (3) lapangan usaha Industri Pengolahan, (4) lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas, (5) lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, (6) lapangan usaha Konstruksi, (7) lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, (8) lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan, (9) lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, (10) lapangan usaha Informasi dan Komunikasi, (11) lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi, (12) lapangan usaha Real Estate, (13) lapangan usaha Jasa Perusahaan, (14) lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, (15) lapangan usaha Jasa Pendidikan, (16) lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, dan (17) lapangan usaha Jasa Lainnya. 

PDRB menjadi salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur kinerja pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi ini dapat dikatakan sebagai pertambahan jumlah barang dan jasa yang diperoleh dari kegiatan ekonomi yang ada pada suatu wilayah dalam jangka waktu satu tahun. Jika pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah semakin tinggi maka semakin baik kegiatan ekonominya.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan ukuran penting yang menunjukkan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan di suatu daerah dalam periode tertentu. 

PDRB tidak hanya mencerminkan aktivitas ekonomi, tetapi juga berfungsi sebagai indikator kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi, yang diukur melalui PDRB, dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk investasi, konsumsi, pengeluaran pemerintah, dan neraca perdagangan. 

Di sisi lain, jumlah penduduk berperan krusial dalam mempengaruhi PDRB. Pertumbuhan jumlah penduduk dapat meningkatkan permintaan barang dan jasa, sehingga mendorong produksi dan pertumbuhan ekonomi. Berikut adalah tabel dan Grafik PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Berlaku.

Tabel.1 PDRB Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kota Medan Tahun 2014-2023.

No

Tahun

PDRB (Milliar Rupiah)

1

2014

148.247.10

2

2015

164.721,83

3

2016

184.809.04

4

2017

203.035,74

5

2018

224.483.24

6

2019

241.482.35

7

2020

242.198.84

8

2021

254.721/96

9

2022

280.159.04

10

2023

303.311,88

Sumber : BPS Kota Medan diolah, 2024

1

2014

2

2015

124.269.93

3

2016

132.062,86

4

2017

139.739,47

5

2018

148.007,14

6

2019

156.780,58

7

2020

153.669,95

8

2021

157.689,37

9

2022

165,120.01

10

2023

173.445,69

Sumber : BPS Kota Medan diolah, 2024

Tabel. 3 Jumlah Kependudukan Kota Medan Tahun 2014-2023.

No

Tahun

Jumlah Penduduk

1

2014

13.766.851

2

2015

13.937.797

3

2016

14.102.911

4

2017

14.262.147

5

2018

14.415.391

6

2019

14.562.549

7

2020

14.703.532

8

2021

14.936.148

9

2022

15.115.206

10

2023

15.385.640

Sumber : BPS Kota Medan diolah, 2024

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan di Kota Medan  dari tahun 2014 - 2023. Adapun peningkatan jumlah penduduk paling tinggi terjadi pada tahun  2022, yaitu sebanyak 270,434 orang. Semakin meningkatnya jumlah penduduknya semakin meningkat juga tingkat konsumsi, semakin meningkatnya tingkat konsumsi semakin meningkat juga tingkat produksi yang dihasilkan yang dapat meningkatkan PDRB.

 Pertumbuhan penduduk turut mendorong perluasan investasi, karena meningkatnya permintaan dan kebutuhan yang bersifat umum di masyarakat. Berikut adalah beberapa solusi untuk meningkatkan PDRB berdasarkan lapangan usaha dengan mempertimbangkan jumlah kependudukan.

Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah selama satu tahun. 

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menandakan semakin baik kinerja ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan pemerintah, kondisi sosial-ekonomi, dan faktor eksternal.

 Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah selama periode waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan beberapa indikator, seperti Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), atau Pendapatan Nasional Bruto (PNB).

Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara PDRB lapangan usaha dan pertumbuhan ekonomi dengan dinamika jumlah penduduk di Kota Medan. 

Peningkatan PDRB, terutama di sektor-sektor yang memiliki potensi lapangan kerja tinggi, berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. 

Sektor seperti perdagangan, jasa, dan industri manufaktur menunjukkan keterkaitan yang erat dengan pertumbuhan penduduk, di mana pertumbuhan ekonomi yang positif dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator utama yang menggambarkan total nilai tambah dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah selama periode tertentu. 

PDRB dapat dihitung melalui tiga pendekatan: produksi, pendapatan, dan pengeluaran. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku memberikan gambaran tentang struktur perekonomian saat ini, sementara PDRB Atas Dasar Harga Konstan digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi dengan mengacu pada harga tahun dasar.

Namun, dinamika jumlah penduduk yang terus meningkat juga menimbulkan tantangan tersendiri. Jika tidak diimbangi dengan kebijakan yang tepat, pertumbuhan penduduk dapat memicu masalah sosial dan ekonomi, seperti pengangguran dan peningkatan kemiskinan. 

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk merancang strategi pembangunan yang terintegrasi, mencakup investasi di sektor ekonomi produktif dan pengembangan infrastruktur, serta peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan. 

Hal ini akan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat. Meningkatnya jumlah penduduk dapat meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa, tetapi juga menimbulkan tantangan dalam penyediaan infrastruktur, layanan kesehatan, dan pendidikan. 

Oleh karena itu, pemantauan yang cermat terhadap pertumbuhan penduduk dan PDRB sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun