Mohon tunggu...
Wahyu Pratama
Wahyu Pratama Mohon Tunggu... Full Time Blogger - -

- Master in Transnational Law - Centrist (Political tendency) - Logical and Rational Thinking - History and Classic-Middle Ages Architecture Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sains dan Agama: Suatu Pendekatan Waktu

9 Juni 2019   03:31 Diperbarui: 9 Juni 2019   03:48 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
grahafilsafat.wordpress.com

Setelah dilakukan observasi barulah mereka mencoba membuat suatu hipotesa atas apa yang mereka observasi berdasarkan pengetahuan umum saat itu dan selanjutnya dimulailah langkah penelitian yang berpedoman pada pengetahuan yang paling mutakhir pada zaman tersebut (atau yang paling dikuasai oleh para ahli tersebut pada waktu ketika ia hidup). 

Hasil dari penelitian tersebut adalah berupa penemuan entah itu penemuan yang sifatnya menjelaskan suatu hal atau fenomena yang asing atau penemuan yang sifatnya menciptakan suatu alat untuk mengatasi kesulitan-kesuliatan yang dihadapi manusia. Proses penemuan ini dilakukan terus berulang-ulang untuk menambal bagian tertentu dari penemuan sebelumnya yang memiliki kekurangan.

Proses ini dinamakan penyempurnaan yang dilakukan dengan penelitian dan penemuan baru dengan menggunakan penemuan-penemuan lama. Bisa dibilang, proses penyempurnaan ini dibantu atau didorong oleh pengetahuan - pengetahuan yang juga terus berkembang saat itu. Proses penyempurnaan ini bisa berlangsung berkali-kali, dalam kurun waktu yang lama hingga menghasilkan produk yang kita pakai setiap hari.

Dari pengalaman saya diatas dapat saya ambil kesimpulan bahwa para ahli melakukan penelitian dan menghasilkan penemuan berdasarkan atas pengetahuan yang ia miliki saat itu, pengetahuan yang paling mutakhir di zaman mereka hidup. Pengetahuan yang mereka dapatkan dan gunakan untuk penelitian merupakan hasil dari proses pengembangan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya yang sudah ada.

Kesimpulan lainnya adalah bahwa pengetahuan berkembang dan akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Ia tidak bersifat kaku melainkan akan selalu dan terus diperbaharui. Maka pada akhirnya akan sangat kita maklumi bahwa apa yang menjadi kesimpulan di masa lampau akan sangat bertentangan dengan kesimpulan yang dihasilkan di masa kini atas suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi di masa lampau itu.

Sebagai contoh agar lebih mudah memahami adalah jika kita melakukan perbandingan antara anggapan atau pendapat manusia pada zaman dulu dan zaman modern mengenai fenomena petir dan terjadinya hujan meteor.

Manusia pada zaman dulu akan beranggapan bahwasannya fenomena petir merupakan tanda bahwa dewa mereka marah atau ingin meminta dilakukan upacara tertentu. Atau dalam beberapa kebudayaan petir merupakan perwujudan dari salah satu dewa (Zeuz di kebudayaan Yunani atau Indra di kebudayaan Hindu/India) dan adanya petir merupakan tanda bahwa dewa tersebut sedang bekerja dalam kaitannya dengan konteks alam.

Pada zaman sekarang, fenomena petir dapat dengan mudah dijelaskan melalui pengetahuan modern yang penjelasannya bisa anda cari di internet atau membeli buku-buku IPA.

Hal ini terjadi pula pada fenomena meteor. Orang zaman dulu karena pengetahuan yang terbatas beranggapan bahwa api-api yang muncul diangkasa merupakan panah api yang digunakan untuk mengusir setan/jin yang mencoba mengusik dan mencari tahu rahasia langit. Oleh pengetahuan modern, panah api tersebut merupakan fenomena meteor yang dengan mudah dijelaskan sebagai terbakarnya asteroid pada lapisan atmosfer sehingga membentuk ekor.

Sangat wajar apabila jika kita menggunakan pengetahuan manusia pada peradaban lampau menganggap meteor sebagai panah api. Hal ini dikarenakan panah sendiri sudah diciptakan oleh manusia pada awal-awal ketika manusia masih berburu untuk bertahan hidup.

Bentuk dan cara kerja panah yang ditembakkan melalui busur dianggap (oleh manusia pada zaman itu) memiliki kesamaan dengan batu yang terbakar dan datang dari langit (meteor). Unsur api yang ditambahkan pada panah tersebut mendeskripsikan bahwa panah dibalut oleh api sehingga mereka menganggap bahwa meteor sebagai panah api.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun