Mohon tunggu...
Kabati
Kabati Mohon Tunggu... Jurnalis - Ruang Kerja Budaya

Penulis dan aktivis sosial budaya berdomisili di Padang Sumatera Barat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

100 Tahun AA Navis Sastrawan Dunia Kita

7 Mei 2024   09:46 Diperbarui: 7 Mei 2024   09:47 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi Ivan Adilla, Navis justru bukan hanya seorang pengarang belaka tetapi seorang intelektual. Persoalannyg dikupas dalam karyanya bukan hiburan tapi kritik sosial. Pak Navis, menurut Ivan, seorang perupa, jauh sebelum menulis dia sudah melukis. Karena itu dia detil sekali, punya modal, untuk menggambarkan karakter orang. Sama   dengan penulis legendari Sumatera Barat lainnya yang sezaman, Wisran Hadi yang juga pelukis. Sehingga tokoh yang digambar dalam karya mereka agak nyata dan mudah dihadirkan dalam imajinasi siapa saja. "Navis punya kemampuan mengamati secara sangat detil," ujarnya.

sumber: hariansinggalang.co.id
sumber: hariansinggalang.co.id
Setelah masa Orde Baru, Navis yang lahir pada tanggal 17 November 2024 di Kota  Padang ini, seolah vakum menulis. Namun awal 1990 menulis lagi. Selama itu 20 tahun vakum tersebut, dia menjadi politisi, menjadi  intelektual dan pembicara di forum-forum akademik dan menulis paper ilmiah. Navis satu-satunya orang luar Jakarta yg selalu diundang setiap tahun di forum Dewan Kesenian Jakarta , sebuah lembaga yg jadi role model pengelolaan kesenian dan kebudayaan di Indonesia. Di sini, menurut amatan Ivan, terlihat peran Navis dalam menyusun politik kebudayaan nasional.

Gemala Ranti, anak perempuan AA Navis yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas P3AP2KB juga tampak hadir dalam acara peringatan 99 tahun ayahnya. Bagi Ranti, perayaan 100 tahun Navis yang akan diperingatai secara internasional serta pengakuan UNESCO terhadap kepengarangan AA Navis adalah sesuatu yang diluar dugaan.

"Kami tidak pernah tahu siapa yang mengusulkan dan memperjuangkannya secara personal. Tetapi tentu ini usaha pemerintah pusat dan tim yang ditugaskan untuk itu.  Berita ini datang sebagai kejutan sekaligus kabar kehormatan," ujarnya dalam perbincangan santai selepas acara diskusi.

Tahun depan dunia akan memperingati hari kelahiran sastrawan kita ini. Dunia. Saya berharap di Sumatera Barat kita juga turut memperingatinya. Siapapun yang akan memimpin daerah ini nanti, dia harus benar-benar paham bahwa tanpa kebudayaan, tanpa sastra dan tanpa nalar para intelektual yang dituliskan Sumatera Barat ini tak akan ada, tak ada apa-apanya. (Ka'bati)

note: tulisan ini juga pernah dimuat di sumbarsatu.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun