“Ada Mas, tapi agak jauh, Mas,” Jono jadi ikut gelisah.
“Gimana kalau dipinggir Sungai aja, Mas?” Jono usul meski agak ragu.
“Ya, sudah, Dik pokoknya saya bisa buang air. Ini saya sudah kebelet,” ujar Wikram.
Jono baru bernapas lega saat Wikram sudah masuk di sebuah WC darurat pinggir Sungai Musi. Jono membayangkan bagaimana pantat Wikram akan segera dikerubuti ikan seluang saat ada tinja yang keluar dari lubang duburnya. Dalam hati, Jono jadi tertawa geli.
“Wuh...! enak juga dik sekarang,” ujar Wikram nampak lega. Wikram sesekali membenahi kaos krahnya yang baru saja ia masukkan. Ada bercak basah yang masih terlihat.
“Disini banyak ikannya, Dik,” tanya Wikram.
“Ya, tergantung sih, Mas. Tidak tentu. Kalau yang besar bukan di pinggir. Ada tempat lain yang biasa untuk mancing,” ujar Jono.
“Waktu saya buang air tadi, banyak juga ikan dibawahnya. Tapi kecil-kecil,” ujar Wikram.
“Wah, kalau itu Mas, ikan seluang,” ujar Jono.
“Ikan Seluang, apaan itu? Wikram penasaran.
“Ikan Seluang itu ikan yang ada di Sumsel, Mas. Ikannya agak unik. Karakternya oportunis, Mas. Dimana ada orang buang air, disitu dia berkumpul,” ujar Jono seperti Psikolog ikan.