Kontribusi BRI di sektor UMKM masih akan terus berlanjut di tahun-tahun ke depan. Tidak mustahil, dedikasi tersebut terus mengalir sampai ratusan tahun ke depan. Dengan demikian, rasanya tidak berlebihan bila kita gelari BRI sebagai Pahlawan UMKM.
Untuk mengoptimalkan pemberdayaan UMKM, BRI bisa mengadopsi teknik pembentukan perilaku dalam bisnis sosial yang dicetuskan Muhammad Yunus. Keberadaan teknologi digital akan mempermudah dan memperluas jangkauan upaya tersebut. Bila terobosan tersebut diterapkan, upaya untuk mengentaskan kemiskinan diseluruh penjuru Indonesia, bisa berjalan lebih merata.
Belajar pada Bisnis Sosial
Muhammad Yunus, ekonom peraih Hadiah Nobel Perdamaian dari Bangladesh tahun 2006, sering menyatakan bahwa entrepreneur adalah kodrat manusia. Semua orang adalah entrepreneur. Jiwa entrepreneur telah tertanam dalam setiap sel darah kita. Jiwa entrepreneur adalah manifestasi dari naluri manusia yang beradab untuk bertahan hidup. Semua orang, terutama orang dewasa, sesungguhnya telah memiliki keterampilan yang bisa dijadikan sebagai bekal untuk membangun usaha. Bila mereka diberi modal usaha, semua orang khususnya wong cilik, bisa membangun usaha yang menuntun mereka untuk berdaya. Untuk mengoptimalkan upaya mengentaskan kemiskinan di Bangladesh, Muhammad Yunus menciptakan program pemberdayaan UMKM yang dinamakan bisnis sosial.
Pendirian Grameen Bank merupakan salah satu langkah bisnis sosial yang dipelopori Muhammad Yunus. Melalui Grameen Bank yang didirikannya, Muhammad Yunus berupaya memberikan modal usaha bagi masyarakat miskin di Bangladesh. Modal yang menjadi hambatan besar dalam langkah awal untuk mendirikan UMKM menjadi bisa diatasi.
Keberadaan Grameen Bank di Bangladesh akan mengingatkan kita pada BRI di Indonesia. Walaupun berdiri di ruang dan waktu yang berbeda, Grameen Bank dan BRI memiliki terobosan yang identik, yaitu pemberdayaan UMKM dengan jalan penyaluran modal UMKM yang dikhususkan bagi pelaku usaha dari golongan masyarakat ekonomi lemah. Melalui bantuan penyaluran modal usaha, pelaku usaha dari golongan masyarakat ekonomi lemah, bisa meningkatkan kuntitas dan kualitas produksi produk kreatif, serta memperluas jangkauan pemasaran.
Selain pendirian Grameen Bank, Muhammad Yunus beserta tim bisnis sosial, berupaya melakukan pembentukan perilaku yang sangat relevan dengan teori programming yang dikenalkan Bruce Lipton. Berdasarkan teori pragramming yang dicetuskan Bruce Lipton, kekayaan dan kemiskinan berawal dari pola perilaku.