Kelima, tidak hobi travelling
Saya juga tidak tertarik untuk menjadikan travelling sebagai hobi. Bagi saya, hobi travelling memicu peningkatan penggunaan alat transportasi berbahan bakar fosil.
Dari pengalaman yang saya uraikan tersebut, terlihat bahwa aktifitas saya sehari-hari tergolong rendah emisi. Bahkan, terdapat hari-hari di mana saya menjalani aktifitas tanpa menyisakan jejak karbon. Bila gaya hidup saya bisa diserap sebagai gaya hidup kolektif, maka kerusakan lingkungan akibat emisi karbon dapat dihentikan.
Mengimplementasikan Gaya Hidup Minimalis Holistik
Menjalani gaya hidup minimalis holistik tidaklah mudah terutama di Indonesia. Tingkat konsumsi di Indonesia relatif tinggi dan cenderung tidak terkendali. Banyak gaya hidup populer di Indonesia yang memicu laju emisi karbon, termasuk kepemilikan kendaraan bermotor yang menjadi simbol kemakmuran. Dan banyak pula industri yang menggunakan bahan bakar fosil yang memicu pelepasan emisi karbon.
Oleh sebab itu, mewujudkan gaya hidup minimalis holistik sebagai gerakan kolektif, perlu dilaksanakan dengan sinergi lintas sektoral dan tahapan-tahapan yang penuh pertimbangan supaya mewujudkan Nol Emisi Karbon tidak menimbulkan konflik sosial.
Seiring dengan tahapan-tahapan penerapan gaya hidup minimalis holistik, perlu pengadaan substitusi bahan bakar yang mengandung karbon. Agar upaya untuk mewujudkan Nol Emisi Karbon tidak mematikan berbagai sektor sumber daya kehidupan yang memerlukan bahan bakar yang menimbulkan emisi karbon.
#jejakkarbonku.id
#generasienergibersih