Dengan rasa penasaran yang luar biasa, Naya berlari masuk kedalam rumahnya yang sederhana. Sesampainya ia didalam, Naya mematung, tak percaya akan apa ia lihat dihadapannya. Sendi-sendi kakinya tiba-tiba saja lemas, ia terduduk dengan pandangan tak percaya. Berusaha berharap bahwa ini hanyalah mimpi buruknya.
"Me-mereka siapa?" gumamnya dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.
Beberapa orang mulai mendekatinya, terutama bude dan keluarga lainnya yang masih memiliki hubungan dengannya.
"Yang sabar ya Lai, ini memang-" ujar budenya terpotong karena tak kuasa menahan tangisnya sembari memeluk Naya erat.
Sesaat setelah menyadari apa yang ada dihadapannya, Naya menjerit seketika, hatinya benar-benar hancur berserakan berluluh lantakan. Ia menangis dengan histeris, membuat orang-orang yang melayat tak kuasa untuk tak meneteskan air mata.