Mohon tunggu...
KA Widiantara
KA Widiantara Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi dan Akademisi Komunikasi-Media

Praktisi dan Akademisi Komunikasi-Media

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Feminisme: Peluang dan Tantangannya di Era Digital

19 April 2021   09:41 Diperbarui: 19 April 2021   09:57 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya maka orang tua lah yang memiliki power untuk mengendalikan perilaku, kebahagiaan, kesejahteraan dan bahkan arah
hidup anaknya.Tentu saja power dan kendali ini seharusnya dimanfaatkan secara berimbang untuk kemaslahatan bersama. 

Namun sayangnya dalam sistem patriarki, penyebab dari ketimpangan power relations antara perempuan dan laki-laki terjadi karena dominasi laki-lakiatas perempuan. Power atau kekuasaan identik dengan maskulinitas yang notabene dimiliki oleh laki-laki.

 Ketimpangan ini tentu saja memperlebar kesenjangan dan ketidaksetaraan gender antara lakilaki dan perempuan. Namun power relations bukan suatu hal yangmutlak, power relations dapat dikonstruksi, dinegosiasikan, bahkan diperbaharui. 

Kembali ke power relations antara orang tua dan anak, seorang anak yang semakin lama semakin dewasa dan sudah dapat mengambil keputusan secara logis tentunya memiliki power yang lebih besar dibanding ketika ia remaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun