Pada akhirnya maka orang tua lah yang memiliki power untuk mengendalikan perilaku, kebahagiaan, kesejahteraan dan bahkan arah
hidup anaknya.Tentu saja power dan kendali ini seharusnya dimanfaatkan secara berimbang untuk kemaslahatan bersama.Â
Namun sayangnya dalam sistem patriarki, penyebab dari ketimpangan power relations antara perempuan dan laki-laki terjadi karena dominasi laki-lakiatas perempuan. Power atau kekuasaan identik dengan maskulinitas yang notabene dimiliki oleh laki-laki.
 Ketimpangan ini tentu saja memperlebar kesenjangan dan ketidaksetaraan gender antara lakilaki dan perempuan. Namun power relations bukan suatu hal yangmutlak, power relations dapat dikonstruksi, dinegosiasikan, bahkan diperbaharui.Â
Kembali ke power relations antara orang tua dan anak, seorang anak yang semakin lama semakin dewasa dan sudah dapat mengambil keputusan secara logis tentunya memiliki power yang lebih besar dibanding ketika ia remaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H