Mohon tunggu...
Lativa Ariani
Lativa Ariani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Media Pembelajaran Interaktif Wordwall Terhadap Hasil Belajar Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Siswa Kelas VI SDN Ngaliyan 05

18 Desember 2024   23:56 Diperbarui: 19 Desember 2024   00:10 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak

Penggunaan media pembelajaran Wordwall di kelas VI SDN Ngaliyan 05 terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila. Dengan fitur interaktif dan gamifikasi, Wordwall mampu meningkatkan pemahaman siswa secara signifikan, mendorong antusiasme, dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran. Media ini juga menciptakan suasana belajar yang interaktif, menyenangkan, dan mendukung kolaborasi kelompok, sehingga meningkatkan rasa percaya diri siswa. Efektivitas Wordwall didukung oleh interaktivitas media, dukungan guru, suasana belajar yang positif, dan sistem umpan balik langsung. Oleh karena itu, integrasi teknologi pendidikan seperti Wordwall perlu terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar.

Kata Kunci: Wordwall, media pembelajaran interaktif, hasil belajar siswa.

Abstract

The use of Wordwall learning media in class VI of SDN Ngaliyan 05 has proven effective in improving learning outcomes of Pancasila Education. With interactive and gamification features, Wordwall is able to significantly improve students' understanding, encourage enthusiasm, and increase their involvement in the learning process. This media also creates an interactive, fun learning atmosphere and supports group collaboration, thereby increasing students' self-confidence. The effectiveness of Wordwall is supported by media interactivity, teacher support, a positive learning atmosphere, and a direct feedback system. Therefore, the integration of educational technology such as Wordwall needs to be continuously developed to improve the quality of learning in elementary schools.

Keywords: Wordwall, interactive learning media, student learning outcomes.

Pendahuluan

Media pembelajaran merupakan sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan informasi, materi pembelajaran antara pendidik dan peserta didik di dalam proses pembelajaran, media pembelajaran dapat berupa perangkat keras maupun perangkat lunak yang berfungsi membantu pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran dan membantu peserta didik memahami materi pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat merangsang keinginan dan minat  baru, membangkitkan motivasi, merangsang aktivitas belajar, bahkan memberikan dampak psikologis peserta didik (Zagato et al., 2019). Media pembelajaran interaktif dapat membuat suatu pengalaman belajar bagi siswa seperti dalam kehidupan  nyata disekitarnya karena dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang ideal adalah bagian dari kemampuan Metode pengajaran guru (pedagogik) yang tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Wijaya & Kanca, 2019). 

Wordwall adalah  aplikasi  berbasis  gamifikasi digital dengan berbagai fitur game dan kuis yang dapat digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan evaluasi pembelajaran. Aplikasi ini cocok bagi pendidik dapat digunakan mengkreasikan metode penilaian pembelajaran, selain itu  game ini  dapat  dimainkan  secara  offline  dengan  fasilitas Printable (Khairunisa,  2021). Wordwall (P. M. Sari & Yarza, 2021) merupakan salah satu aplikasi yang bisa digunakan sebagai media belajar maupun alat penilaian yang menarik bagi siswa dalam pembelajaran daring. Banyak jenis permainan  yang dapat dibuat pada aplikasi wordwall ini seperti kuis, teka-teki silang, mencari  padanan kata, roda acak, anagram, cari kata, dan lain sebagainya. Dapat diketahui bahwasanya Wordwall adalah salah  satu media pembelajaran kuis berbentuk game edukatif dari berbagai penelitian menunjukan adanya peningkatan hasil belajar dengan pemanfaatan media pembelajaran berbasis game edukasi. Putri (2020), yang menyatakan bahwa wordwall dapat memudahkan siswa memahami materi pelajaran melalui daring, serta mudah digunakan guna mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa. 

Hasil Belajar   merupakan hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah mendapat pengajaran dalam kurun  waktu  tertentu. Rusman dalam (Fauhah  &  Rosy,  2020) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan serangkaian keahlian yang  didapatkan peserta  didik yang  meliputi  ranah kognitif, efektif, dan psikomotor. Hasil Belajar  dapat diartikan pula  sebagai sebuah cerminan dari  usaha belajar.  Semakin  baik  usaha  belajar siswa, idealnya semakin  baik  pula hasil belajar yang akan mereka raih. Karenanya, hasil belajar dapat menjadi salah satu acuan dalam menilai keberhasilan pembelajaran yang dialami siswa. Hasil belajar siswa berada pada kategori cukup tersebut, salah satunya disebabkan oleh rendahnya minat  belajar dalam diri siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajar yang dicapainya (Hulu & Telaumbanua, 2022).  Pendidikan Pancasila  ialah satu  pelajaran krusial  yang  diajarkan pad sekolah dasar  sebab  mata  pelajaran  tadi mengajarkan  perilaku, budi  pekerti  serta kedisiplinan  peserta didik supaya sesuai menggunakan norma,  adat  serta  aturan  yang  ada  dan  yang  sedang  berlaku,  dengan demikian dalam melaksanakan  proses pembelajaran ini dibutuhkan  proses  aplikasi  dan penerapan  agar  dapat  memperoleh  tujuan  pembelajaran yang dilaksanakan tersebut dengan baik. Menurut Saputra dalam (Randi, 2024) yang menyatakan bahwa Pendidikan Pancasila dan  Kewarganegaraan adalah mata pelajaran   yang menciptakan dan mendidik  karakter   peserta didik, menjunjung tinggi   persamaan dan kesamaan kebhinekaan. Pendidikan Pancasila dengan menggunakan metode  yang bervariasi dapat meningkat hasil belajar siswa pada saat mata pelajaran Pendidikan Pancasila. Pendidikan pancasila merupakan mata pelajaran yang memiliki banyak materi yang harus dipahami oleh siswa, jadi kebanyakan siswa tidak begitu menyukai muatan ini (Mufatikhah  & Rondli, 2023). Menurut  Santika Substansi mata pelajaran Pkn yaitu: Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika (Mutofifin & Rondli, 2022).

Metode Penelitian

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Proses dimulai dengan pengumpulan data melalui observasi pengamatan guru mengajar dan juga selama kegiatan pengajaran, kuesioner yang diisi oleh siswa, dan catatan lapangan yang mencatat interaksi siswa dengan media Wordwall serta wawancara dengan wali kelas VI terkait pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi topik-topik utama yang muncul dari observasi dan umpan balik siswa. Melalui analisis tematik, peneliti akan menemukan pola dan hubungan antara penggunaan media pembelajaran dan respons siswa. Data yang telah dianalisis kemudian diinterpretasikan untuk menggambarkan pengaruh penggunaan media terhadap hasil belajar siswa, serta untuk mengevaluasi apakah Wordwall berhasil meningkatkan motivasi, minat, dan pemahaman siswa terhadap materi Pendidikan Pancasila khususnya pada materi Pilkada. Hasil analisis kualitatif akan disusun dalam bentuk narasi yang menjelaskan temuan-temuan utama dan implikasi dari penggunaan media pembelajaran interaktif dalam konteks pendidikan. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengalaman siswa dan efektivitas media pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di SD Negeri Ngaliyan 05 oleh kelompok 10, Kegiatan dilaksanakan dalam tiga sesi:

1. Prasiklus ( Rabu 25 September 2024)

Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa kelas VI. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pembelajaran diawali dengan kegiatan pembiasaan berupa menyanyikan lagu "Pelajar Pancasila", yang bertujuan untuk membangun suasana positif sebelum memulai pelajaran. Namun, selama proses pembelajaran berlangsung, ditemukan bahwa siswa cenderung kurang aktif dan kurang antusias. Hal ini disebabkan oleh penggunaan metode ceramah yang mendominasi, sehingga membuat suasana pembelajaran terasa monoton dan siswa lebih mudah merasa bosan. Kondisi ini juga menyebabkan lingkungan belajar menjadi kurang kondusif. Untuk melengkapi hasil observasi, peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas VI guna mendalami pemahaman terkait materi Pendidikan Pancasila, strategi pembelajaran yang digunakan, serta penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dan lingkungan sekitar. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa meskipun guru sudah berusaha mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam aktivitas pembelajaran, metode pengajarannya masih memerlukan inovasi agar lebih menarik dan relevan dengan kebutuhan siswa.

2. Siklus I ( Selasa, 01 Oktober 2024)

Berdasarkan hasil praktik mengajar pada hari pertama, terlihat bahwa siswa masih dalam tahap adaptasi untuk memahami materi, model pembelajaran, dan media yang digunakan. Model pembelajaran yang diterapkan adalah problem based learning (PBL), namun beberapa siswa tampak mengalami kesulitan dalam mengikuti alur pembelajaran, terutama saat harus melanjutkan ke tahapan berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memerlukan waktu untuk membiasakan diri dengan pendekatan yang baru, terutama dalam memahami peran masing-masing dalam kelompok dan langkah-langkah yang harus dilakukan. Selain itu, kurangnya pemahaman awal mengenai strategi kerja sama dan penggunaan media interaktif seperti Wordwall juga menjadi tantangan bagi beberapa siswa. Meskipun demikian, dengan bimbingan guru yang lebih intensif dan penjelasan yang lebih rinci pada tahapan berikutnya, siswa secara bertahap mulai menunjukkan peningkatan dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan ini memberikan gambaran bahwa penting untuk memberikan arahan yang jelas dan mendukung siswa selama masa transisi dari metode lama ke model pembelajaran yang lebih interaktif.

3. Siklus II ( Rabu 02 Oktober 2024)

Berdasarkan hasil praktik mengajar pada hari pertama, terlihat bahwa siswa mulai memahami materi dengan lebih baik dan menikmati proses pembelajaran. Model pembelajaran yang diterapkan adalah problem based learning (PBL) dengan memanfaatkan media interaktif. Pada siklus II, media yang digunakan adalah Wordwall, yang dinilai sangat efektif dalam mendukung pembelajaran. Hal ini ditunjukkan oleh partisipasi aktif siswa selama kegiatan berlangsung, seperti kemampuan mereka untuk membentuk kelompok dengan cepat, menyelesaikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan baik, serta menjawab soal evaluasi dengan mudah. Selain itu, suasana pembelajaran menjadi lebih hidup karena siswa terlihat lebih antusias dan termotivasi untuk berkompetisi secara sehat dalam kelompok mereka. Penggunaan Wordwall juga membantu meningkatkan daya tarik pembelajaran, sehingga siswa lebih fokus dan tertarik untuk mendalami materi yang diajarkan.

Pembahasan

A. Siklus 1

Pada Siklus I yang dilaksanakan pada Selasa, 01 Oktober 2024, hasil praktik mengajar menunjukkan bahwa meskipun model pembelajaran problem based learning (PBL) dan media interaktif seperti Wordwall diterapkan, siswa masih dalam tahap adaptasi untuk memahami materi, alur pembelajaran, serta penggunaan media baru. Beberapa siswa tampak kesulitan mengikuti proses pembelajaran, terutama dalam melanjutkan ke tahapan berikutnya setelah pembentukan kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan metode pembelajaran dari yang sebelumnya lebih konvensional ke metode yang lebih interaktif dan berbasis kerja kelompok memerlukan waktu bagi siswa untuk menyesuaikan diri. Siswa belum sepenuhnya memahami peran mereka dalam kelompok, serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan tugas.

Selain itu, tantangan lain yang muncul adalah kurangnya pemahaman awal siswa mengenai strategi kerja sama dalam kelompok dan cara menggunakan media Wordwall secara efektif. Beberapa siswa tampak kebingungan dalam menggunakan teknologi yang tersedia dan belum terbiasa dengan cara kerja yang lebih mandiri serta berbasis kompetisi antar kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun media seperti Wordwall dapat meningkatkan keterlibatan siswa, penerapannya memerlukan pendampingan yang lebih intensif pada awal penggunaan agar siswa dapat memanfaatkannya dengan maksimal.

Namun, dengan adanya bimbingan guru yang lebih terarah dan penjelasan yang lebih rinci, siswa mulai menunjukkan perkembangan yang positif. Mereka secara bertahap memahami konsep yang diajarkan dan menjadi lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Peningkatan ini menandakan bahwa dengan dukungan yang cukup, siswa mampu beradaptasi dengan baik terhadap model pembelajaran yang baru. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memberikan arahan yang jelas dan mendukung siswa dalam masa transisi ini, memastikan bahwa mereka memahami setiap tahapan pembelajaran dan dapat mengoptimalkan penggunaan media interaktif. Hal ini juga menggarisbawahi pentingnya pengenalan yang lebih mendalam terhadap model pembelajaran yang digunakan, agar siswa tidak hanya memahami materi, tetapi juga dapat berkolaborasi secara efektif dan menggunakan media dengan optimal.

B. Siklus 2

Pada Siklus II yang dilaksanakan pada Rabu, 02 Oktober 2024, hasil praktik mengajar menunjukkan adanya kemajuan yang signifikan dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Siswa mulai menunjukkan pemahaman materi yang lebih baik dan terlihat menikmati proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran problem based learning (PBL) yang dikombinasikan dengan media interaktif seperti Wordwall, yang terbukti efektif dalam meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa.

Penggunaan Wordwall sebagai media pembelajaran memberikan dampak positif yang nyata terhadap partisipasi siswa. Siswa lebih cepat membentuk kelompok, berkolaborasi dengan teman sekelompok mereka, dan menyelesaikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan lebih baik. Aktivitas yang dilakukan dengan media ini memungkinkan siswa untuk lebih fokus dan aktif dalam setiap langkah pembelajaran, karena mereka dapat berinteraksi langsung dengan materi melalui permainan yang menyenangkan dan kompetitif. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan soal evaluasi juga meningkat, yang menunjukkan bahwa mereka lebih mampu menguasai materi yang diajarkan.

Selain itu, suasana kelas yang awalnya kurang antusias pada siklus pertama kini menjadi lebih hidup dan dinamis. Siswa terlihat lebih antusias dan termotivasi, baik dalam berkompetisi maupun dalam bekerja sama dalam kelompok mereka. Kompetisi yang sehat, yang merupakan bagian dari model PBL, berhasil menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik. Hal ini tidak hanya meningkatkan semangat siswa, tetapi juga memperkuat keterampilan sosial mereka, seperti kerja sama tim dan komunikasi yang efektif.

Penggunaan media Wordwall juga terbukti menjadi alat yang sangat efektif untuk menarik perhatian siswa dan meningkatkan daya tarik pembelajaran. Melalui media ini, siswa menjadi lebih tertarik untuk mendalami materi, yang pada gilirannya berkontribusi pada pemahaman mereka yang lebih mendalam. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kombinasi antara model PBL dan media interaktif seperti Wordwall sangat efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih aktif, menyenangkan, dan produktif, serta berhasil meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.

Efektivitas penggunaan media pembelajaran wordwall terhadap lemahnya hasil belajar 

Penggunaan media pembelajaran yang inovatif, seperti Wordwall, berperan signifikan dalam mengatasi permasalahan lemahnya hasil belajar Pendidikan Pancasila di kalangan siswa kelas VI SDN Ngaliyan 05. Dalam konteks pembelajaran yang sering kali monoton, Wordwall hadir sebagai solusi yang mampu merevitalisasi cara penyampaian materi. Melalui fitur-fitur interaktif dan gamifikasi, media ini berhasil menarik perhatian siswa dan menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan menantang.

Selama implementasi Wordwall, siswa tidak hanya menjadi pendengar pasif, tetapi aktif terlibat dalam proses belajar mengajar. Aktivitas yang dirancang dalam bentuk permainan edukatif tidak hanya membuat mereka lebih terhibur, tetapi juga meningkatkan konsentrasi dan fokus saat belajar. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran menggunakan Wordwall memperoleh skor yang lebih tinggi dalam ujian dibandingkan dengan siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa Wordwall tidak hanya meningkatkan motivasi siswa, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap peningkatan hasil belajar mereka.

Secara kualitatif, observasi selama proses pembelajaran menunjukkan perubahan perilaku siswa yang signifikan. Mereka menjadi lebih aktif bertanya dan berdiskusi, serta menunjukkan rasa ingin tahu yang lebih besar terhadap materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan teori pembelajaran interaktif, yang menyatakan bahwa keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar akan meningkatkan pemahaman dan retensi informasi. Dengan menggunakan Wordwall, siswa dapat belajar sambil bermain, yang membuat proses belajar terasa lebih relevan dan menyenangkan. Selain itu, penggunaan media ini juga memungkinkan siswa untuk belajar secara kolaboratif. Dalam beberapa aktivitas, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan tantangan yang diberikan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan sosial mereka, tetapi juga membangun rasa kebersamaan dan kerja sama di antara siswa. Dalam konteks Pendidikan Pancasila, di mana nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong sangat ditekankan, pengalaman ini sangat berharga dan relevan.

Keberhasilan Wordwall dalam meningkatkan hasil belajar juga dapat dilihat dari umpan balik positif yang diberikan oleh siswa. Banyak di antara mereka yang melaporkan bahwa mereka merasa lebih mudah memahami konsep-konsep Pendidikan Pancasila melalui permainan yang disajikan. Dengan kata lain, media ini berhasil menjembatani kesulitan yang mereka hadapi dalam memahami materi pelajaran. Secara keseluruhan, efektivitas penggunaan media pembelajaran Wordwall di SDN Ngaliyan 05 terbukti nyata. Melalui pendekatan yang kreatif dan interaktif, Wordwall tidak hanya membantu mengatasi masalah lemahnya hasil belajar, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih menyenangkan dan produktif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa integrasi teknologi pendidikan seperti Wordwall sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila.

Dampak aplikasi wordwall terhadap minat dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran 

Aplikasi Wordwall memberikan dampak positif yang signifikan terhadap minat dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Pancasila. Selama implementasi media ini, siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi dan keterlibatan aktif dalam setiap aktivitas pembelajaran. Hal ini terlihat jelas dalam interaksi yang terjadi selama penggunaan Wordwall, di mana siswa tidak hanya menjadi pendengar pasif tetapi juga berperan aktif dalam setiap permainan edukatif yang disajikan.

Salah satu aspek yang paling mencolok adalah peningkatan motivasi siswa. Dengan fitur permainan yang menarik, siswa merasa lebih terlibat dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Observasi menunjukkan bahwa siswa yang sebelumnya tampak lesu dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran, kini berubah menjadi lebih antusias dan aktif. Mereka tidak ragu untuk bertanya, berdiskusi, dan berbagi ide selama proses pembelajaran. Ini menunjukkan bahwa penggunaan Wordwall berhasil menciptakan suasana kelas yang lebih hidup, di mana siswa merasa nyaman untuk berinteraksi dan terlibat. Keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran juga terlihat dari peningkatan partisipasi mereka dalam kelompok. Dalam kegiatan yang melibatkan kolaborasi, siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tantangan yang diberikan oleh Wordwall. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan sosial mereka, tetapi juga membangun rasa kebersamaan dan kerja sama. Dalam konteks Pendidikan Pancasila, di mana nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong sangat ditekankan, pengalaman ini sangat berharga dan relevan.

Penggunaan Wordwall juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dengan cara yang menyenangkan. Media ini memungkinkan mereka untuk berkompetisi secara sehat, baik dengan diri sendiri maupun dengan teman sekelas. Ketika siswa berlomba untuk mencapai skor tertinggi dalam permainan, mereka termotivasi untuk berusaha lebih keras dalam memahami materi. Kompetisi yang sehat ini berperan penting dalam meningkatkan minat belajar siswa, karena mereka merasa lebih tertantang untuk menguasai materi yang diajarkan. Selain itu, umpan balik yang diberikan oleh siswa menunjukkan bahwa mereka merasa lebih mudah memahami konsep-konsep Pendidikan Pancasila melalui permainan yang disajikan. Sebagian besar siswa mengungkapkan bahwa metode pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan membuat mereka lebih tertarik untuk belajar. Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran konstruktivis, di mana siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman dan interaksi.

Dampak positif dari penggunaan Wordwall juga dapat dilihat pada peningkatan rasa percaya diri siswa. Ketika mereka berhasil menyelesaikan tantangan atau mencapai skor tinggi, siswa merasa bangga dan lebih percaya diri dalam kemampuan mereka. Rasa percaya diri ini sangat penting, terutama dalam konteks pendidikan, di mana siswa sering kali menghadapi tantangan dalam memahami materi pelajaran yang kompleks. Secara keseluruhan, aplikasi Wordwall tidak hanya meningkatkan minat dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis dan interaktif. Dengan pendekatan yang kreatif dan inovatif, Wordwall berhasil mengubah cara siswa memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai Pendidikan Pancasila. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran yang interaktif seperti Wordwall sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan minat dan keterlibatan siswa di sekolah dasar.

Faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan media pembelajaran wordwall

Peningkatan hasil belajar Pendidikan Pancasila siswa kelas VI SDN Ngaliyan 05 melalui penggunaan media pembelajaran Wordwall dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling terkait. Pertama, interaktivitas yang ditawarkan oleh Wordwall menciptakan pengalaman belajar yang lebih dinamis. Media ini memungkinkan siswa untuk tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam setiap sesi pembelajaran. Dengan mengintegrasikan elemen permainan, siswa merasa lebih terlibat dan termotivasi untuk belajar, yang pada gilirannya berdampak positif terhadap pemahaman mereka akan materi.

Kedua, dukungan dari guru yang memfasilitasi penggunaan Wordwall juga menjadi kunci keberhasilan. Guru yang memberikan petunjuk yang jelas dan mendukung siswa dalam menggunakan media ini dapat memaksimalkan manfaat yang diperoleh. Pengalaman positif yang diciptakan oleh guru selama pembelajaran interaktif ini menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan mendorong mereka untuk berani bertanya serta berdiskusi. Ketika siswa merasa didukung oleh guru, mereka lebih cenderung untuk terlibat aktif dalam proses belajar dan berusaha lebih keras untuk memahami materi.

Di samping itu, suasana belajar yang menyenangkan dan kompetitif juga berkontribusi pada peningkatan hasil belajar. Lingkungan yang positif, di mana siswa merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar, sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran. Ketika siswa merasa senang dan tertantang, mereka lebih termotivasi untuk belajar dan berusaha lebih keras dalam memahami materi. Wordwall menciptakan suasana yang mendukung ini dengan menawarkan berbagai permainan edukatif yang mengedukasi sekaligus menghibur.

Faktor lain yang mempengaruhi adalah keberagaman jenis aktivitas yang ditawarkan oleh Wordwall. Dengan berbagai pilihan permainan dan kuis, siswa dapat belajar dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing. Keberagaman ini memungkinkan siswa untuk menemukan metode belajar yang paling efektif bagi mereka, sehingga meningkatkan pemahaman dan hasil belajar secara keseluruhan. Ketika siswa dapat memilih cara belajar yang mereka sukai, mereka cenderung lebih termotivasi dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, sistem umpan balik langsung yang diberikan oleh Wordwall juga berperan penting dalam peningkatan hasil belajar. Siswa dapat segera mengetahui hasil dari aktivitas yang mereka lakukan, yang membantu mereka untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Umpan balik ini sangat berharga, karena memberi siswa kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka dan mendorong mereka untuk terus berusaha mencapai hasil yang lebih baik di masa mendatang.

Kolaborasi antara siswa selama kegiatan berbasis Wordwall juga berkontribusi pada peningkatan hasil belajar. Ketika siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tantangan, mereka tidak hanya belajar dari media, tetapi juga dari satu sama lain. Diskusi dan pertukaran ide di antara siswa selama aktivitas ini memperkaya pengalaman belajar mereka dan memungkinkan mereka untuk memahami materi dari berbagai sudut pandang. Secara keseluruhan, kombinasi antara penggunaan media pembelajaran yang inovatif, dukungan guru yang efektif, suasana belajar yang positif, keberagaman aktivitas, dan sistem umpan balik yang langsung menjadi faktor utama yang berkontribusi pada peningkatan hasil belajar Pendidikan Pancasila di SDN Ngaliyan 05. Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, dapat disimpulkan bahwa integrasi teknologi pendidikan seperti Wordwall sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar, terutama dalam konteks Pendidikan Pancasila yang bertujuan untuk membentuk karakter dan nilai-nilai kebangsaan siswa.

Simpulan

Penggunaan media pembelajaran Wordwall terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila siswa. Media ini, dengan fitur interaktif dan gamifikasinya, berhasil meningkatkan pemahaman siswa secara signifikan serta mendorong antusiasme dan keterlibatan dalam pembelajaran. Evaluasi menunjukkan skor yang lebih tinggi pada siswa yang menggunakan Wordwall dibandingkan metode konvensional, sehingga integrasi teknologi ini diharapkan terus dikembangkan untuk mendukung kualitas pembelajaran. Aplikasi Wordwall juga memberikan dampak positif terhadap minat dan keterlibatan siswa. Proses pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan membuat siswa lebih antusias, aktif berpartisipasi, dan terlibat dalam aktivitas kelompok. Hal ini tidak hanya meningkatkan rasa percaya diri siswa, tetapi juga menjadikan pembelajaran lebih menarik dan efektif dalam membantu pemahaman materi. Efektivitas Wordwall dalam meningkatkan hasil belajar didukung oleh berbagai faktor, seperti interaktivitas media, dukungan guru, suasana belajar yang positif, keberagaman aktivitas, dan sistem umpan balik langsung. Interaksi aktif dan dukungan guru memaksimalkan manfaat penggunaan Wordwall, sementara suasana kompetitif dan kolaboratif mendorong siswa untuk lebih memahami materi. Integrasi teknologi pendidikan seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar.

Saran

Untuk Mahasiswa disarankan terus memanfaatkan media pembelajaran interaktif seperti Wordwall dan mengeksplorasi teknologi pendidikan lain yang mendukung keterlibatan dan hasil belajar siswa. Berbagi pengalaman dan strategi dengan rekan juga penting untuk menciptakan pembelajaran inovatif. Kemudian Dosen diharapkan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dan memberikan pelatihan kepada mahasiswa dalam mengimplementasikannya. Umpan balik konstruktif juga diperlukan untuk mendukung pengembangan keterampilan mengajar mahasiswa. Praktikum berikutnya sebaiknya berfokus pada pengembangan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, disertai evaluasi mendalam dan kolaborasi dengan guru untuk menyelaraskan teori dan praktik.

Daftar Pustaka

Gulo, S., & Harefa, A. O. (2022). Pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis powerpoint. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1), 291-299.

Yanto, D. T. P. (2019). Praktikalitas media pembelajaran interaktif pada proses pembelajaran rangkaian listrik. INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi, 19(1), 75-82.

Surahmawan, A. N. I., Arumawati, D. Y., Palupi, L. R., Widyaningrum, R., & Cahyani, V. P. (2021, December). Penggunaan media wordwall sebagai media pembelajaran sistem pernafasan manusia. In PISCES: Proceeding of Integrative Science Education Seminar (Vol. 1, No. 1, pp. 95-105).

Pradani, T. G. (2022). Penggunaan media pembelajaran wordwall untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Educenter: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1(11), 806-811.

Ndraha, I. S., & Mendrofa, R. N. (2022). Analisis hubungan minat belajar dengan hasil belajar Matematika. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(2), 672-681.

Wati, H. B., Listyarini, I., Sudiyono, S., & Artharina, F. P. (2024). Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament terhadap Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jurnal Inovasi, Evaluasi dan Pengembangan Pembelajaran (JIEPP), 4(1), 105-112.

Hermayanti, M., Rondli, W. S., & Riswari, L. A. (2023). HASIL BELAJAR PENDIDIKAN PANCASILA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN MEDIA RODA PUTAR PADA SISWA KELAS IV. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(1), 2453-2461.

Lampiran

Pelaksanaan siklus II 
Pelaksanaan siklus II 
Media Wordwall
Media Wordwall
Foto bersama siswa siswi kelas VI SDN Ngaliyan 05
Foto bersama siswa siswi kelas VI SDN Ngaliyan 05

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun