Mohon tunggu...
Bayu Setiawan
Bayu Setiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Seorang pahlawan pisang goreng dengan makanan favorit telur setengah matang buatan mama. Anti sama Lurah mata duitan!.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Generasi "ngacengan"

7 Mei 2016   18:56 Diperbarui: 7 Mei 2016   19:06 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan, bisa-bisanya orang menjual tuak kepada bujang-bujang di bawah umur, biarpun alasan ekonomi, gila itu namanya.

Kedua, generasi ngacengan tumbuh di daerah yang jauh dari kontrol moral.  Saya tidak hendak menjamin bahwa orang yang berpendidikan tidak berpotensi melakukan pelecehan, karena kasusnya banyak, guru mencabuli murid dsb, bahkan yang lulusan pesantren sekalipun.

Kontrol moral tidak bisa hanya dilakukan dari luar, melainkan juga harus didasarkan atas kesadaran tentang hal-hal semacam itu.  Generasi ngacengan ini, kadang bukannya tidak mendapat pendidikan tentang moral, namun sikap individual itu menghalangi kesadaran mereka soal empati yang menjadi landasan pendidikan moral.  Tepat apabila pelaku pencabulan juga dihukum untuk dicabuli ganti, dicabuli oleh gorila misalnya.

Ketiga, generasi ngacengan ini jelas memiliki ketidak mampuan untuk memanage otongnya dengan baik.  Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan untuk memenuhi keinginannya sendiri dengan cara yang melanggar norma-norma yang ada.  Individualisme yang cenderung eksploitatif serta kurangnya kesadaran akan susila memicu mereka untuk melakukan hal-hal demikian.

Jika ditanya adakah cara untuk mengobati atau vaksinasi terhadap generasi ngacengan ini, maka jawabannya, ada, yaitu berhentilah untuk tidak peduli.  Juga, dilarang ngaceng di sembarang tempat!.

 

*tulisan ini pernah dimuat di http://www.pojoksamber.com/generasi-ngacengan/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun