Ibnu Hajar al-Atsqalani menerangkan bahwa Hadits ini memiliki redaksi umum yang bermakna khusus. Kullu bid'atin dhalalah dimaknai dengan sebagian bid'ah sesat, bukan semua bid'ah sesat. Pemaknaan kalimat ini hampir sama dengan firman Allah SWT tentang adzab kaum Aad:
"Yang menghancurkan segala sesuatu........" (QS: al-Ahqaf ayat 25)
Meskipun ayat ini menggunakan kata kulla syai', bukan berati maknanya menghancurkan semua sesuatu, karena jika dipahami seperti ini maka berati pada waktu itu sudah terjadi kiamat. Padahal maksud sebenarnya adalah angin menghancurkan setiap sesuatu yang dilewatinya saja. Sehingga makna kullu di sini dimaknai dengan sebagian hancur. Dengan demikian, ketika Rasul mengatakan, kullu bid'atin dhalalah, maknanya bukan berati semua bid'ah sesat, tetapi dimaknai dengan sebagian ada yang sesat. Terlebih lagi, tidak mungkin satu Hadits bertentangan pemaknaannya dengan Hadits yang lain. Kalau Hadits yang lain membolehkan melakukan sesuatu yang baru dan dianggap baik, bahkan orang yang melakukannya mendapatkan pahala dan begitu pula dengan orang yang mengikutinya, maka Hadits kullu bid'atin dhalalah, tidak bisa dimaknai dengan segala sesuatu yang baru adalah sesat dan orang yang melakukannya akan masuk neraka. Para ulama mengatakan segala sesuatu ditimbang menurut ukuran syara', al-Qur'an dan Sunah.
Rasulullah dalam Hadits sahih yang diriwayatkan Imam Muslim mengatakan:
"
"Barang siapa yang memulai dalam ajaran agama Islam ini sesuatu yang baik, maka dia akan mendapatkan pahala dan pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barang siapa yang memulai ajaran agama dengan sesuatu yang tidak baik, maka dia akan mendapatkan dosa orang-orang yang mengikutinya setelahnya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun." (HR: Muslim)
Oleh karena itu Imam Syafi'i, berfatwa;
: ,
"Bid'ah ada dua, bid'ah terpuji dan bid'ah tercela, bid'ah yang sesuai dengan sunnah itulah yang terpuji dan bid'ah yang bertentangan dengan sunnah itulah yang tercela".
Kalau semua yg tidak dilakukan Nabi disebut Bidah dholalah, maka berepa banyak sahabat yg masuk neraka karena itu.